Pernahkah kita melihat ada manusia yang bisa membuat air? Sebenarnya, kita ini bisa tidak membuat air sih??! Ternyata, hingga saat ini belum ada satu pabrik pun yang mampu membuat air. Hingga saat ini, air yang kita gunakan disediakan secara gratis oleh alam. Mungkin membuat air dalam skala/jumlah kecil bisa diciptakan di laboratorium dengan cara mencampurkan dua gas pembentuknya dan memanaskannya pada temperatur tinggi. Meskipun prosesnya ada, diketahui, begitu juga bahan penyusunnya ada, namun dari segi ekonomi akan sangat mahal. Maka cara yang paling cerdas untuk memperoleh air adalah dengan cara menjaga jumlah dan kualitas air yang sudah tersedia di alam ini.
Mungkin pernah terlintas dalam benak kita bahwa planet yang kita huni ini mungkin lebih pantas disebut planat air daripada disebut sebagai planet bumi, karena pada dasarnya elemen ini (air) menutupi lebih dari 70% permukaan planet bumi. Pertanyaan serupa pernah dilontarkan oleh seorang penakluk luar angkasa pertama pada tahun 1961 yang bernama Yuri Gagarin (Kosmonaut Rusia), ketika dia melihat bumi dari atas angkasa.
Namun ternyata tidak semua air terlihat, ada yang di permukaan, membentuk kali, sungai, laut dan samudra. Terdapat juga air tanah yang ditemukan di bawah tanah sebagai akibat dari sebagian air hujan atau salju mencair yang meresap ke dalam tanah. Air jenis ini bisa ditemukan tak bergerak atau bergerak di bawah tanah sebagai akuifer. Manusia belajar menggunakan air bawah tanah ini dengan membuat sumur di permukaan dan mengambil airnya dari mata air.
Pernahkah kalian mendengar tentang istilah air termal? Yaitu air tanah yang hangat. Air ini disebut dengan air termal yang digunakan oleh bangsa Romawi dahulu misalnya sebagai toilet umum dan tempat berkumpul pada saat itu. Saat ini, kita juga bisa menikmati air seperti ini pada tempat spa modern.
Nah, tahukah kamu??? Bahwa air yang kita minum hari ini, air yang biasanya kita gunakan untuk mandi, mencuci piring, mengisi kolam renang, dan lain-lain adalah air yang sama yang digunakan oleh nenek moyang kita jutaan tahun terdahulu???
Di dunia ini, manusia, pekerjaan, kebiasaan, kota dan sebagainya mengalami perubahan, tapi air tidak pernah berubah. Perbandingannya selalu sama, dalam jumlah yang sama, sejak munculnya manusia di muka bumi.
Air terdapat dalam 3 bentuk yaitu padat, cair dan gas.
Satu tetes air, dari saat jatuh dari langit, memulai perjalanan yang menakjubkan, melalui sirkuit yang tertutup dan dinamis hingga menjadi hujan lagi. Proses inilah yang disebut sebagai siklus air dan karenanya tanaman, binatang, dan manusia bisa hidup.
Dalam siklus air atau siklus hidrologis, air dipindahkan dari permukaan bumi ke atmosfer sebagai uap dan kembali ke permukaan lagi sebagai hujan, es, atau salju. Perpindahan air dari permukaan ke atmosfer adalah karena penguapan langsung oleh matahari serta pernapasan oleh tanaman dan hewan serta manusia.
Air sebagai uap berpindah tempat sebagai awan dan kabut, berkondensasi dan turun sebagai hujan, salju, batu es, atau gerimis. Setelah jatuh ke permukaan, air memiliki fungsi yang berbeda. Sebagian menguap dan kembali ke atmosfer, yang lain mengalir di permukaan membentuk lanskap dan menciptakan kali, sungai, dan lain-lain. Sedangkan sisanya masuk ke dalam tanah ke dalam akuifer. Semua air yang bergerak di permukaan dan dibawah tanah selalu mengalir ke danau dan samudra, lalu kembali ke awal.
Atmosfer, samudra, dan daratan benua adalah bagian dari sistem kompleks sirkulasi air sebagai mesin daur ulang besar yang membuat kehidupan berlangsung di planet ini tanpa gangguan. Sangat menakjubkan bukan???!
Sumber referensi:
Komentar
Posting Komentar