Mengenal Dunia (Alam) JIN
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
JIN Adalah Sebuah Hakikat Bukan Khurafat
Beriman kepada yang gaib
Bagi orang-orang yang bertakwa, mengimani hal yang gaib merupakan sifat pertama mereka yang Allah sematkan dan diabadikan dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 1-3. Oleh karena itu, wajib bagi seorang muslim mengimani hal yang gaib dengan iman yang sempurna, mantap dan tanpa dicampuri oleh keraguan dan kebimbangan sedikit pun. Bukankah iman kepada yang gaib merupakan rukun iman? Kita sebagai muslim tentu sejak kecil sudah sering mendengar dan diajari tentang rukun iman.
Rukun iman ada berapa? Jangan-jangan kita sudah lupa rukun iman itu ada berapa dikarenakan terlalu sibuk menghafal rumus-rumus matematika, kimia, biologi ataupun lainnya. Sudah hafal diluar kepala barangkali hingga lupa semua....😐 Diantara 6 rukun iman itu, kira-kira berapakah yang masuk ke dalam kategori perkara gaib? Iman kepada Allah merupakan perkara yang gaib karena kita saat di dunia ini tidak bisa melihat Allah tapi kita meyakini keberadaan Allah, keilahian-Nya, kekuasaan, pengaturan Allah di dunia ini dan sebagainya. Iya kan?! Iman kepada malaikat juga termasuk rukun iman kan? Malaikat juga termasuk sesuatu yang gaib karena kita tidak bisa melihat mereka secara kasat mata. Iman kepada hari akhir juga bukankah sesuatu yang gaib bagi kita saat ini? Bukankah tidak ada satu pun manusia termasuk para Nabi dan Rasul yang mengetahui kapankah waktu datangnya hari akhir atau hari kiamat tersebut? Jika akhir-akhir ini ada manusia yang mengaku mengetahui perkara yang gaib terutama kapan waktu terjadinya hari akhir ataupun hari kiamat maka manusia tersebut pastinya hebat sekali bahkan lebih hebat daripada para Nabi dan Rasul.
Timbul pertanyaan, mengapa mereka yang hebat dan katanya mengetahui kapan datangnya hari akhir tersebut tidak Allah percaya dan diangkat menjadi Nabi atau Rasul saja??? Apa sih rahasia tidak diberitahukannya kapan waktunya kiamat itu tiba? Jawabannya adalah agar kita selalu waspada dan selalu bersiap-siap menghadapi hari setelah kejadian tersebut. Hal tersebut berlaku juga dengan datangnya maut atau kematian. Tidak ada satu pun manusia yang benar-benar mengetahui kapan ajalnya tiba. Jika tanda-tanda datangnya mungkin kita tahu, begitu juga dengan tanda-tanda datangnya kiamat, kita sudah diberi tahu bukan?! Tapi masalah waktunya tidak ada yang tahu!!!
Kembali ke topik rukun iman lainnya. Kita juga wajib beriman kepada takdir yang baik dan buruk bukan?! Siapakah diantara kita yang tahu apa yang akan terjadi pada diri kita pagi ini, siang ini, sore ini, malam ini ataupun subuh ini? apakah kita akan bahagia ataukah menangis? apakah kita akan mendapat celaka, bahaya, musibah dan lain sebagainya hari ini ataukah esok, tidak ada yang pernah tahu. Nah, bukankah iman kepada takdir juga merupakan sesuatu yang gaib? kita baru bisa mengetahui akan takdir kita setelah sesuatu itu terjadi. Benar tidak?!
Nah, begitu juga dalam hal ini yaitu tentang jin yang merupakan salah satu makhluk gaib yang harus kita yakini akan keberadaannya, sebab banyak sekali bukti dan dalil yang menyatakan tentang keberadaan mereka baik di dalam Al-Qur'an maupun Al-Hadits.
Mungkin kelak akan kami jelaskan tentang tujuan dan manfaat kita wajib mengimani adanya rukun iman termasuk beriman kepada yang gaib. Keyakinan atau iman kepada perkara yang gaib ini apakah terhadap keberadaan jin, malaikat, hari kiamat, adanya neraka, surga, hari pembalasan, dan sebagainya bahkan yang paling utama adalah iman kepada Allah. Semua rukun iman tersebut sangat berpengaruh terhadap hidup dan kehidupan kita baik di dunia ini maupun kelak di akherat.
Anda tidak percaya? mari kita buktikan. Oleh karena itu, ikuti terus dan baca artikel-artikel kami berikutnya. Usahakan membaca secara berurutan agar Anda bisa mendapatkan sebuah pemahaman yang utuh terkait dunia jin dan hubungannya dengan NAAR.
Baca selanjutnya, Jin tidak bisa dilihat bukan berarti tidak ada.
Al-Qur'anul Karim dan Al-Hadits
Amri, Yasir dan Syahirul Alim Al-Adib. 2012. Sendiri Mengusir Gangguan Jin. Solo: Aqwam
Abdat, Abdul Hakim bin Amir. 2003. Alam Jin Menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah (Bantahan terhadap buku: Dialog Dengan Jin Muslim). Jakarta: Darul Qolam.
Arifuddin. 2015. Ruqyah Syar'iyyah Tanpa Kesurupan Seri 1. Malang: YBM
Amin, Abul-Mundhir Khalil ibn Ibrahim. 2005. The Jinn and Human Sickness Remedies in the Light of the Qur'an and Sunnah. Darussalam.
Bali, Wahid Abdussalam. 2014. Ruqyah: Jin, Sihir & Terapinya. Jakarta: Ummul Qura.
______________. 2005. Sihir & Guna-Guna Serta Tata Cara Mengobatinya Menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi'i
bin Najar, Nashir bin Ahmad . 2016. Mengatasi Sihir dan Kesurupan Sesuai Tuntunan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Solo: Thibbia
Philips, Abu Aminah Bilal. 2012. Ibn Taymiyah's Essay on The Jinn (Demons). IIPH
Komentar
Posting Komentar