Saat ini, samudra telah berubah seperti jalan raya. Kapal
bisa memindahkan barang dalam volume besar dan beraneka jenis dengan menempuh
jarak lebih jauh dari cara transportasi yang lain. Kebanyakan pertukaran perdagangan antar benua dilakukan melalui jalur laut. Aktivitas ini memerlukan pelabuhan yang besar, beberapa di
antaranya khusus untuk mengangkut bahan tertentu terutama yang sangat
mencemari.
Infrastruktur ini memakan banyak tempat yang memiliki
nilai ekologi dan keindahan tinggi, menimbulkan efek besar bagi garis pantai. Namun, tahukah kalian bahwa ada akibat lain yang lebih
serius yang telah terjadi di Eropa juga Amerika? Tumpahan minyak.
Tumpahan minyak adalah lepasnya minyak bumi atau produk turunannya ke laut, yang akhirnya
mencapai pantai, menyebabkan polusi yang sulit dibersihkan dan berakibat serius
pada flora, fauna, dan cara hidup masyarakat di area yang tercemar.
Tumpahan minyak sangatlah merusak. Selain itu, banyak
orang yang melihat liputannya di media massa menganggapnya sebagai masalah
lingkungan yang serius. Namun, kecelakaan ini hanya sebagian kecil dari polusi
yang terjadi karena tumpahan minyak atau bahan bakar lainnya ke laut.
Sayangnya, kejadian yang merusak ini terjadi setiap hari di laut lepas ketika
kapal-kapal membersihkan lambungnya atau sebagai akibat eksploitasi pengeboran
minyak lepas pantai.
Polusi akibat tumpahan minyak menimbulkan masalah lebih
dari sekedar membersihkannya. Bertahun-tahun kemudian, saat tidak ada lagi
minyak yang terlihat, tapi polusinya masih tetap ada di lingkungan.
Masih ingatkah kalian dengan tumpahan minyak yang
disebabkan oleh kapal tanker Prestige (2002) di lepas pantai Galicia di
Spanyol? Peristiwa ini mempengaruhi negara-negara lain seperti Portugal dan
Prancis yang berdampak besar pada lingkungan, ekonomi, dan gaya hidup terhadap
populasi yang ada. Bagaimana dengan di Indonesia? Indonesia juga pernah mengalami hal serupa akibat tumpahan minyak.
Ada respons kuat dari masyarakat lewat pergerakan NUNCA
MÄIS yang mengumpulkan lebih dari 400 organisasi pecinta lingkungan,
perserikatan dagang, nelayan, seniman, dan guru sebagai respons terhadap
bencana lingkungan dan langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah yang
terlibat.
Peristiwa diatas cuman salah satu contoh peristiwa yang
pernah terjadi terkait tumpahan minyak, mungkin masih banyak lagi peristiwa
serupa yang pernah terjadi di tempat lain.
Transportasi barang melalui laut juga terkadang membawa hal-hal
lain yang tidak diinginkan yang bisa bersembunyi di antara barang-barang, di
air penampungan atau melekat di lambung kapal. Mereka adalah tanaman dan
binatang yang beradaptasi pada tempat asal mereka, tapi setelah terbawa ke
bagian lain dunia, mereka memiliki efek berbahaya bagi spesies setempat
misalnya saja Sargassum muticum, sejenis rumput laut yang berasal dari
perairan China dan Jepang.
Saat ini, rumput laut tersebut merupakan spesies invasi
di Inggris dan pantai barat Amerika Serikat dan bisa tumbuh mencapai ukuran
sangat besar yang dapat mengalahkan pertumbuhan rumput laut setempat.
Usaha yang dilakukan saat ini untuk menghilangkan rumput
laut ini tidak berhasil. Hal yang sama pula terjadi pada kerang zebra yang
berasal dari Laut Mediterania Timur, Laut Kaspia, Laut Hitam dan danau di
Amerika. Bukan hanya menggeser spesies lain, tapi spesies ini juga merusak
ekonomi karena menyumbat saluran irigasi dan pembangkit listrik.
Baca selanjutnya Mengarungi Sungai-Sungai Besar
Sumber referensi:
1. El agua
(Que Me Dices De/ What Do You Tell Me About) (Spanish Edition) Tapa dura –
29 Septiembre 2008 Edición en Español de CEIDA Centro de Extensión Universitaria e Divulgación
Ambiental de Galicia (Dalam
Edisi Bahasa Indonesia dengan judul Tahukah Kamu?...AIR. (2011). BIP.
Jakarta)
2. Wikipedia
Komentar
Posting Komentar