Laut adalah sumber kehidupan. Laut memiliki peranan yang sangat penting setiap harinya. Tanpa laut, keberlangsungan hidup semua spesies tidak mungkin terjadi.
Pengaturan iklim, produksi oksigen, atau kontrol terhadap efek rumah kaca adalah satu dari tugas berat laut.
Sebagian besar dari kita tidak menyadari tugas berat itu sementara ‘pencipta kehidupan’ ini tidak pernah beristirahat.
Dahulu, samudra pernah dianggap tanpa batas hingga baru-baru ini, sumber daya laut dianggap tidak akan pernah habis, dan samudra dianggap memiliki tingkat regenerasi yang tinggi sehingga tidak akan pernah habis berapa pun banyaknya kita menangkap ikan atau membuang sampah ke laut.
Saat ini kita tahu bahwa hal itu tidaklah benar.
Laut menyebarkan dan melarutkan apa pun yang kita buang ke sana, tapi pencemaran ada batasnya. Samudra tampaknya mulai terkuras!
Pencemaran yang diderita samudra memiliki konsekuensi yang mengkhawatirkan. Kenaikan jumlah tumpahan di laut dihubungkan dengan tekanan bangunan disepanjang garis pantai. Tahukah kalian bahwa lebih dari setengah populasi dunia tinggal kurang dari 200 km dari pinggir pantai? Seiring dengan ini, di perairan yang dekat dengan pantailah terdapat keanekaragaman kehidupan yang lebih besar dan disitulah tempat reproduksi mereka bisa ditemukan. Di situ pula sebagian besar limbah yang berasal dari manusia ditemukan seperti air hitam, tumpahan minyak, dan limbah lain yang lebih sulit diamati tapi memiliki konsekuensi serius seperti pupuk.
Peningkatan aktivitas pertanian di dunia dan penggunaan produk ini (pupuk) secara berlebihan dan tanpa kontrol membuatnya ada di laut dalam jumlah besar. Pupuk menyebabkan vegetasi laut terlalu subur sehingga mengganggu keseimbangan rasio mereka terhadap organisme lain.
Samudra juga memiliki musuh besar lainnya yaitu penangkapan ikan atau lebih tepatnya yaitu penangkapan ikan berlebihan. Menangkap ikan adalah aktivitas paling penting yang dilakukan di samudra dan menghasilkan makanan bagi sebagian besar penduduk dunia.
Namun, tahukah kita bahwa persediaan di lautan mulai habis?! Tekanan penangkapan ikan yang besar merusak sebagian besar tempat penangkapan ikan di planet ini. Makin banyak penghuninya dan makin tidak pandang bulu.
Hasil tangkapan yang sampai ke dermaga hanya sebagian yang digunakan karena dalam industri penangkapan ikan, ikan yang tidak bisa dijual akan dikembalikan ke laut, dalam keadaan mati.
Ketahuilah bahwa untuk menangkap 1 kg udang di Teluk Meksiko, sebanyak 9 kilo ikan kecil perlu ditangkap yang kemudian dikembalikan ke laut tapi kebanyakan sudah dalam keadaan mati.
Penangkapan ikan secara tradisional yang digunakan di kebanyakan negara berkembang didasarkan pada pengetahuan nelayan dan jika diatur dengan tepat merupakan kegiatan yang dapat dipertahankan secara ekologis dan ekonomis.
Di sisi lain, penangkapan ikan industrial yang menggunakan kapal dengan teknologi canggih kebanyakan adalah kegiatan yang tidak dapat dipertahankan.
Beberapa peralatan menangkap ikan sangat berbahaya seperti pukat harimau. Bayangkan saja apa yang akan terjadi pada suatu hutan jika manusia raksasa melewatinya. Hal yang sama terjadi pada dasar laut, bahkan terjadi beberapa kali dalam setahun.
Kita harus mulai benar-benar memikirkan tentang pelestarian laut lebih dalam.
Lumba-lumba, paus, penyu, dan spesies lain kadang tersangkut di jaring yang digunakan untuk menangkap ikan todak dan tuna. Sering kali hewan-hewan ini mati karena luka akibat jaring. Meskipun penggunaan jaring ini sudah dilarang di beberapa negara, kebanyakan tuna yang kita temukan di toko ditangkap dengan cara ini. Di Amerika Serikat, ada kaleng dengan lambang “dolpin safe” yang artinya ikan yang akan kita makan ditangkap dengan jaring yang melindungi spesies ini dan spesies lainnya.
Oleh karena itu, seperti halnya kita melindungi taman nasional atau hutan lindung, kenapa kita juga tidak bisa melindungi laut? Di samudra, kita bisa menentukan daerah perlindungan laut. Bahkan pengalaman menunjukkan bahwa keberadaannya berkontribusi terhadap pemulihan spesies dan di daerah-daerah yang parah.
Ada beberapa lautan di dunia yang menjadi area yang dilindungi seperti Great barrier Reef di Australia, Teluk Ha Long di Vietnam, atau karang Aldabra di Seychelles. Secara keseluruhan, jumlah dan perluasan area laut yang dilindungi masih jauh lebih rendah daripada area darat.
Sumber referensi:
Komentar
Posting Komentar