Air adalah satu-satunya senyawa yang bisa kita temukan di alam ini dalam tiga bentuk berbeda yaitu padat, cair dan gas.
Kebanyakan air di planet ini disimpan dalam bentuk cair, terutama di Samudra. Dalam bentuk gas, air membentuk tetes mikroskopis tak bergerak seperti di awan.
Dalam bentuk padat, seperti salju dan es di tempat-tempat di bumi dengan suhu lebih rendah dari 0˚C. Dalam bentuk cair, seperti air yang kita minum, air di sungai, laut, danau, dan Samudra. Dalam bentuk gas di atmosfer, tempatnya berubah menjadi awan dan juga ada di uap air mendidih.
Sebanyak 97% air di bumi ada di laut sebagai air asin. Kemudian sebanyak 2% membeku di kutub dan berwujud gas di atmosfer. Hanya tersisa 1% air tawar yang bisa digunakan. Air tawar ini yang bisa dikonsumsi, dialirkan lewat sungai, danau, rawa dan di bawah tanah.
Pernahkah kalian memperhatikan ketika es batu diletakkan di dalam segelas air? Apa yang terjadi? Begitu pula dengan gunung es. Air dalam bentuk padat akan mengapung. Ketika air dalam bentuk padat seperti es, semua molekul berkumpul membentuk struktur yang mirip sarang lebah. Energi molekulnya sangat rendah dan molekulnya hampir tak bergerak. Ketika air membeku, volumenya mengembang, mengurangi densitasnya sehingga membuatnya mengapung. Berdasarkan penjelasan diatas, meskipun air selalu tampak sebagai satu dari tiga bentuknya tadi tapi tidak semua air itu sama. Tidak semua air layak untuk dikonsumsi. Lalu air yang seperti apakah yang layak untuk dikonsumsi???
Air minum adalah air yang bisa digunakan untuk konsumsi makhluk hidup tanpa ada resiko terkena penyakit. Artinya bahwa air tersebut tidak mengandung bahan-bahan atau mikroorganisme yang membahayakan kesehatan.
Air itu ada yang dinamakan dengan air sadah dan air lunak. Keduanya adalah air minum, tetapi memiliki jumlah mineral terlarut yang berbeda. Air sadah mengandung banyak mineral seperti kalsium dan magnesium, sedangkan air lunak hampir tidak mengandung mineral sama sekali. Sifat ini membuat air sadah merusak lebih banyak mesin pencuci piring dan pakaian dibandingkan dengan air lunak, karena mineral terlarutnya menjadi residu yang menempel pada filter peralatan ini.
Jenis air lain yang mungkin pernah kita dengar adalah air payau. Air ini mengandung garam tetapi dalam proporsi yang lebih sedikit dari air laut. Kita dapat menjumpainya di fyord dan estuary tempat air sungai dan air laut bercampur. Fyord adalah garis pantai yang panjang, sempit, dan berlereng curam. Fyord dahulu merupakan lembah yang dalam, dan terjadi karena aliran sungai es selama zaman es. Ketika zaman es berakhir dan lapisan es mulai mencair, air laut yang naik kemudian menggenangi bagian bawah lembah-lembah yang dalam. Fyord merupakan pertemuan antara pegunungan dan laut dan dapat dijumpai di tanah hijau Selandia Baru dan Norwegia. Air payau juga bisa ditemukan di beberapa akuifer yang berdekatan dengan batu-batuan garam.
Sekarang coba kita mengingat kembali kondisi air yang pernah kita jumpai di sekitar lingkungan kita. Pernahkah kita melihat adanya air yang beraneka warna? Dari manakah asalnya air tersebut? Aktivitas manusia ternyata dapat mempengaruhi air yang ada di sekitar kita. Kita akan mendapati adanya air yang berwarna abu-abu karena aktivitas manusia yang berasal di dapur, kamar mandi, pencucian baju, dan sebagainya. Kadang kita juga akan menjumpai adanya air yang berwarna hitam karena tercemar oleh limbah organik manusia dan hewan juga industri.
Air limbah ini menyebabkan masalah pencemaran yang serius dan berbahaya bagi kehidupan baik manusia, hewan maupun tumbuhan disekitarnya.
Pernahkan kalian melihat air yang berwarna merah dari limbah pabrik tekstil? Air tersebut tercemar dari bahan perwarna yang digunakan dan zat-zat kimia yang digunakan dalam prosesnya. Berbahayakah jika air minum kita ikut terkontaminasi oleh limbah tekstil tersebut? Mungkin suatu saat hal ini akan kita bahas pada bab tersendiri agar lebih mendetail terkait masalah pencemaran lingkungan dan dampaknya.
Sumber referensi:
Komentar
Posting Komentar