Hikmah Diciptakannya Musibah dan Kepedihan

Gambar
Pinterest 🍫 (1). Melahirkan 'ubudiyyah (ibadah) pada saat kesulitan, yaitu berupa kesabaran. Allah berfirman: وَنَبْلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ ".....Dan Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan." (QS. Al-Anbiyaa': 35) Terhadap ujian (dari Allah) yang berupa kegembiraan dan kebaikan, maka harus disikapi dengan syukur, sedangkan terhadap ujian berupa kesusahan dan keburukan, haruslah disikapi kesabaran. Semua ini tidak terjadi, kecuali bila Allah membalikkan keadaan atas para hamba, sehingga terlihatlah kejujuran pengabdian kepada Allah Ta'ala. Dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ “Sunggu

Pintu-Pintu Masuknya Setan (Pintu Pertama: Kebodohan)

🌷 Pada tulisan-tulisan kami sebelumnya, kita sedikit banyak sudah mengetahui dan memahami tentang seluk-beluk setan dan berbagai macam tipu dayanya untuk menyesatkan manusia. Kita sudah mengetahui tentang tingkatan-tingkatan godaan dan rayuan setan, mengetahui tentang metode-metode yang digunakan oleh setan untuk menyesatkan manusia, dan sekarang kita akan mengetahui pintu-pintu yang dapat digunakan oleh setan untuk menyesatkan manusia. 

Source: unsplash.com

Dalam tulisan-tulisan kami terkait hal ini, kami lebih banyak menukil dari kitab yang ditulis oleh Syaikh Wahid Abdussalam Bali walaupun kami juga berusaha menambahkan beberapa pengetahuan penting terkait hal ini dari beberapa kitab yang ditulis oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah karena Syaikh Wahid Abdussalam Bali juga mengambil banyak faedah dari tulisan-tulisan beliau. Kami menyadari bahwa dalam semua tulisan-tulisan yang kami buat ini, masih banyak kekurangan serta kesalahan-kesalahan di dalamnya. Karena berbicara tentang agama itu tidaklah mudah dan tidak bisa dilakukan oleh semua orang terutama bagi kita yang masih dalam tahap belajar, oleh karena itu, kami akan berusaha menukil hanya dari kitab-kitab yang ditulis oleh ulama-ulama yang sudah terkenal keilmuannya, keshalehan, akhlak, manhaj dan aqidahnya dan kami berusaha untuk seminimal mungkin memasukkan pendapat kami pribadi kecuali ada ucapan dari ulama terdahulu yang mendukungnya. 

Selain itu, menulis itu juga bukanlah hal yang mudah, butuh banyak pemikiran dan pertimbangan juga penelaahan terhadap berbagai macam kitab sebatas yang kami ketahui dan yang pernah kami pelajari dari guru-guru kami, tapi tentu saja semua tidak terlepas dari kekurangan, kebodohan, dan kesalahan dari diri kami pribadi walaupun kami berusaha untuk meminimalisir kesalahan dan memastikan kebenaran dari apa yang kami tulis. Oleh karena itu, jika ada kebenaran, semua itu murni datangnya hanya dari Allah semata dan jika ada kesalahan dalam berbagai tulisan kami, semua itu murni dikarenakan kesalahan, kebodohan dan ketidakpahaman kami pribadi dan dari setan, Allah dan Rasul-Nya terbebas dari kesalahan juga para ulama dan guru-guru kami rahimahumullah.

Dari Mana Datangnya Setan???

Banyak sekali pintu-pintu yang dapat menjadi sarana masuknya setan untuk menggoda, menipu dan menyesatkan manusia yang perlu kita waspadai. Dengan keahliannya memanfaatkan kelalaian manusia, setan mampu merasuk ke dalam diri manusia melalui pintu-pintu tersebut. Berikut ini beberapa pintu-pintu yang dapat menjadi sarana masuknya setan antara lain:

Kebodohan

Kebodohan merupakan pintu utama tempat masuknya setan untuk menggoda manusia. Tidak berlebihan jika kita mengatakan bahwa semua pintu masuknya setan berasal, di mulai dan bersumber dari sini. Di atasnyalah pintu-pintu yang lain bersandar dan menjadikannya penyangga.

Karena kita tahu bahwa orang yang bodoh tidak mengetahui pintu-pintu masuk setan, sehingga ia tidak mengetahui bagaimana cara menutupnya. Ia tidak tahu segala tipu dayanya, sehingga tidak tahu cara menepisnya. Ia juga tidak tahu semua perangkat dan jeratnya, sehingga tidak tahu cara menghindarinya. Oleh karena itu, setan begitu mudah mempengaruhi dan menjerumuskannya hanya dengan tipu daya yang sepele.

Orang yang bodoh tidak dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk. Ia juga tidak dapat membedakan antara sunnah dan bid’ah. Terkadang setan menjerumuskannya kepada kejahatan karena menganggapnya sebagai kebaikan. Atau, menjerumuskannya kepada bid’ah karena menganggapnya sebagai sunnah. Maka orang seperti ini termasuk dalam golongan orang-orang yang merugi. Seperti yang telah Allah firmankan dalam surah Al-Kahfi ayat 103-104 yang artinya: “Katakanlah: “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.”

Kebodohan akan mencemari hati dan membutakan sanubari. Oleh karena itu, orang yang bodoh merupakan terget utama setan. Setan akan mengarahkan panah-panah syubhat dan racun-racun syahwat kepadanya sehingga menjadi korban keganasan hawa nafsu, dan tawanan syahwat.

Jika telah sampai pada taraf seperti ini, setan akan mengangkat si bodoh ini menjadi prajuritnya yang menyebarkan kerusakan di muka bumi dan menghalangi manusia dari kebenaran. Sehingga ia termasuk dalam barisan golongan setan seperti yang Allah firmankan dalam Surah Al-Mujadilah ayat 19 yang artinya: “Setan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan setan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan setan itulah golongan yang merugi.”

Abdullah Ibnul Mubarak menuturkan:

🌹 Kebodohan adalah kematian sebelum kematian sebenarnya

🌼 Sebelum kuburan, jasad mereka telah menjadi kuburan

🌺 Orang tanpa ilmu laksana mayat

🌻 Sebelum berbangkit, ia tidak akan dibangkitkan

Di antara pintu masuk setan untuk merasuki orang bodoh adalah, senantiasa menghalang-halanginya untuk menuntut ilmu. Ia membisikinya, “Apakah wajar kalau kamu duduk-duduk bersama seorang alim di dalam majelis-majelis ilmu dan pengajian, padahal kamu sudah tua?” Akhirnya, orang ini pun memenuhi seruan setan untuk tidak menghadiri majelis-majelis pengajian.

Abul Hasan Al-Mawardi berkata, “Barangkali, ada orang yang enggan menuntut ilmu karena usianya sudah lanjut. Atau merasa malu untuk menuntutnya ketika sudah tua karena pada waktu mudanya ia telah menyia-nyiakannya. Akhirnya, ia rela menerima kebodohan sebagai ciri khasnya dan lebih memilihnya daripada harus belajar dan mengaji. Ini merupakan tipu daya kebodohan dan kemalasan. Sebab, jika ilmu menjadi sebuah keutamaan, orang-orang berusia lanjut seharusnya tetap mencintainya, karena memulai sebuah kebaikan merupakan kebaikan. Menjadi orang tua yang mau belajar jauh lebih baik daripada orang tua yang bodoh.”

Ada pepatah mengatakan, “Kamu mati dalam keadaan menuntut ilmu lebih baik daripada hidup dengan dikuasai kebodohan.”

Mungkin ungkapan Ali bin Abu Thalib Radhiyallahu Anhu berikut ini sudah sering kita dengar dan baca: “Jadilah kamu seorang alim, atau penuntut ilmu, atau pendengarnya, atau pecintanya, dan jangan menjadi orang yang kelima. Sebab kamu akan binasa.”

Apabila mendapati orang bodoh mempunyai semangat dan keinginan belajar, setan akan membisikinya. “Kalau kamu menuntut ilmu, lalu tidak mengamalkannya, kelak ilmu itu akan menuntutmu! Lebih baik kamu tidak mempelajarinya supaya tanggunganmu lebih ringan dan alasanmu bisa diterima.”

Sementara orang bodoh itu tidak mengetahui bahwa ilmu akan menyingkap kedzaliman setan, dan menghilangkan cobaan serta fitnah yang menguasai dirinya. Ilmu pada hakekatnya adalah pembimbing dan penolong sejati.

Sebagaimana perkataan seorang ulama, “Ketika kami menuntut ilmu bukan karena Allah, maka ilmu pun merasa enggan untuk diperoleh kecuali jika karena Allah.”

Seseorang berkata kepada Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, “Saya hendak menuntut ilmu dan saya takut jika saya akan menyia-nyiakannya.” Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu berkata, “Cukuplah tidak menuntut ilmu dianggap sebagai penyia-nyiaan.”

Sungguh suatu hal yang sangat menakjubkan, setan menggambarkan kepada orang yang bodoh bahwa ia sebenarnya adalah orang yang pintar. Ini merupakan jeratan terbesar tipuan tertinggi setan.

Bahkan setan terkadang menjadikan lisan manusia sebagai alat dan kendaraannya untuk melemahkan semangat para penuntut ilmu dengan mengatakan bahwa mereka itu hanya sok alim saja. Bahkan melarang orang lain dekat dengannya dengan mengatakan; “jangan dekat-dekat dengan si fulan, nanti kamu dikit-dikit di dalili, nanti dikit-dikit ini bid’ah, ini syirik, ini haram”. Dan berbagai macam ucapan-ucapan buruk lainnya, agar manusia menjauh dari ilmu, menjauh dari orang-orang yang berilmu dan menjauh dari orang-orang yang semangat belajar ilmu. Dan sekali lagi kami tekankan bahwa yang dimaksud ilmu di sini adalah ilmu syar’i (agama) bukan ilmu duniawi.

Khalil bin Ahmad menggolongkan manusia dari segi pengetahuan mereka menjadi empat golongan. Ia mengatakan, “Manusia ada empat macam:

Pertama, orang yang pintar dan ia menyadari kalau dirinya pintar. Orang seperti ini yang disebut ulama, maka bertanyalah kepadanya.

Kedua, orang yang pintar, tetapi ia tidak menyadari kalau dirinya pintar. Orang seperti ini adalah orang yang lupa, maka ingatkanlah dia.

Ketiga, orang yang bodoh dan menyadari kalau dirinya bodoh. Orang seperti ini perlu dibimbing, maka ajarilah dia.

Keempat, orang yang bodoh, tetapi ia tidak menyadari kalau dirinya bodoh. Orang seperti ini adalah orang jahil, maka jauhilah dia.”

Abul Qasim Al-Amidi menuturkan:

🌷 "Jika engkau seorang yang bodoh dan tidak mau bertanya kepada orang yang pintar, maka bagaimana engkau akan pintar?🌷 

🌸 Dan engkau bodoh, tetapi engkau tak sadar kalau dirimu bodoh, bagaimana aku memahamkanmu kalau dirimu bodoh?🌸 

🌼 Jika engkau dalam keadaan tidak mengetahui banyak perkara (bodoh), maka terimalah jika engkau laksana tanah yang diinjak orang pintar. 🌼

🌹 Yang paling aneh, kalau engkau bodoh tetapi engkau tiada menyadari kalau dirimu bodoh." 🌹

Dalam kitab Adab dan Kiat dalam Menggapai Ilmu pada bagian muqaddimah, Abdul Aziz bin Muhammad bin Abdullah As-Sadhan mengutip ucapan Ibnu Qayyim Rahimahullah: "Seluruh pujian yang ditujukan kepada seorang hamba yang disebutkan oleh Allah Ta'ala di dalam Al-Qur'an, merupakan buah dan hasil dari ilmu. Dan seluruh celaan yang ditujukan kepada seorang hamba yang disebutkan oleh-Nya di dalam Al-Qur'an, itu semua bersumber dari kebodohan serta akibat darinya..."

Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullah dalam kitab beliau, Miftah Daris Sa'adah halaman 247-248 mengatakan tentang keutamaan ilmu yang ke-31 yaitu Allah mencela orang-orang bodoh, yang tidak berilmu, dalam sejumlah tempat dalam kitab-Nya. Di antaranya firman Allah dalam Surah Al-An'am ayat 35, 37 dan 111, Surah Al-Furqon ayat 44 dan 63, Al-Anfal ayat 22, Al-Baqarah ayat 67, Hud ayat 46, Al-Isra' ayat 45-46, Al-A'raf ayat 119, Al-Qashash ayat 55. Allah tidak hanya menyamakan orang-orang bodoh dengan hewan, tetapi Allah juga menjadikan mereka lebih tersesat jalannya daripada hewan. Allah mengabarkan bahwa orang-orang bodoh adalah makhluk bernyawa yang paling buruk di sisi-Nya. Meskipun banyak sekali jenis makhluk - seperti keledai, hewan buas, anjing, serangga, dan hewan-hewan melata - orang-orang bodoh lebih buruk daripada semua itu. 

Tidak ada yang lebih berbahaya bagi agama para rasul melebihi orang-orang bodoh. Bahkan mereka dinilai sebagai musuh-musuh sejati para utusan Allah ini. Allah berfirman bahwa Dia menghalangi musuh-Nya untuk mengetahui dan memahami kitab-Nya. Penghalang tersebut sebagai bentuk hukuman yang ditimpakan kepada mereka (tapi sayang, menurut kami (penulis artikel), kebanyakan mereka tidak menyadari akan hal ini atau hukuman ini). Allah juga memerintahkan nabi-Nya supaya berpaling dari orang-orang bodoh dan memuji hamba-hamba-Nya karena berpaling dan meninggalkan orang-orang bodoh. Ini semua menunjukkan buruknya kebodohan di sisi Allah, dan Allah membenci kebodohan serta orang-orang bodoh. Seperti itu juga kebodohan di mata manusia, karena siapa saja niscaya ingin membebaskan diri dari kebodohan sekecil apa pun kadarnya.

Kebodohan yang dimaksud dalam hal ini adalah kebodohan dalam ilmu syar'i (ilmu agama) bukan dalam hal ilmu duniawi. Mungkin saja ada seseorang yang pandai dalam ilmu duniawi tapi bodoh dalam ilmu agama sehingga ia tetap dikatakan bodoh sejatinya. Karena ilmu agama merupakan sumber kebahagiaan seseorang di dunia maupun di akherat.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullah dalam kitab beliau Miftah Daris Sa'adah pada halaman 221-223 mengatakan bahwa kesempurnaan setiap manusia dapat dicapai dengan dua hal yaitu pertama, cita-cita atau kehendak yang bisa mengangkat kemuliaan diri pribadi ke puncak; dan kedua, adalah ilmu yang dapat membuatnya mampu melihat dan memperoleh petunjuk atau ilmu yang menuntun kepadanya. Tingkat kebahagiaan dan keberuntungan hamba-hamba Allah berbeda-beda dari satu orang kepada yang lainnya disebabkan oleh kedua atau salah satu dari dua hal tersebut. 

Terkadang ia tidak tahu tentang kebahagiaan sehingga tidak tergerak untuk mencarinya, atau mengetahui tentang itu hanya saja idealismenya tidak tergerak untuk meraihnya sehingga terus bertahan dalam kubangan tabiat diri, sehingga hatinya pun terhalang dan terjungkir dalam upaya mencapai kesempurnaan yang menjadi tujuan penciptaan diri, mengumbar jiwa hingga merumput bersama hewan-hewan yang dibiarkan tanpa diurus (liar), menikmati suapan-suapan kenyamanan dan pengangguran, menikmati lembutnya kasur kelemahan dan kemalasan.

Tak seperti seseorang yang panji diangkat di hadapannya hingga menyingsingkan lengan baju, lalu menghampirinya. Ia tidak pula seperti seseorang yang diberkahi dalam meniti jalan ilmu hingga tetap konsisten menitinya. Kerinduan diri enggan meniti jalan apa pun kecuali berhijrah menuju Allah dan Rasul-Nya, jiwanya pun membenci teman-teman selain pelintas jalan yang setia menemaninya meniti jalan itu.

Mengingat kesempurnaan kehendak bergantung pada kesempurnaan sesuatu yang dikehendaki - kesempurnaan ilmu bergantung pada kemuliaan sesuatu yang diketahui - maka puncak kebahagiaan seorang hamba, yang tanpanya ia tidak bahagia serta tanpanya ia tidak hidup, adalah pada saat keinginannya bergantung kepada tujuan yang tidak pernah lenyap atau hilang, dan ketika tekad idealismenya berkelana bebas ke hadirat Yang Maha Hidup yang tidak mati. Ia tidak memiliki jalan menuju keinginan paling terang dan bagian sempurna selain dengan mempelajari dan mengamalkan ilmu yang diwarisi dari hamba, rasul dan kekasih-Nya yang diutus sebagai penyeru menuju kebahagiaan itu, yang ditempatkan di jalan itu sebagai penuntun, perantara (menyampaikan risalah, dakwah dan petunjuk ilahi) antara Dia (Allah) dan manusia, pun menyeru menuju negeri kesejahteraan atas izin-Nya.

Allah enggan membukakan pintu untuk seorang pun di antara mereka kecuali melalui dirinya (Rasulullah), dan Allah enggan menerima amal usaha pun di antara mereka kecuali bermula darinya dan berakhir kepadanya. Dengan demikian, seluruh jalan tertutup kecuali jalan-Nya, seluruh hati tertahan dan terhalang dari Allah kecuali hati para pengikut yang tunduk lagi setia kepadanya - yakni Nabi Muhammad 

Maka dari itu, siapa saja yang berupaya untuk meraih kebahagian jiwa, hatinya hidup, dan memahami (perintah dan larangan) Allah, dia harus menjadikan dua asas ini sebagai poros perkataan dan perbuatan. Menjadikannya simpul kuat tempat bertambat dalam kehidupan dunia dan akherat. 

Betapa dalam makna ucapan yang disampaikan oleh Ibnu Qayyim Rahimahullah di atas, semoga kita dapat memahami dan memetik ilmu serta hikmah di dalamnya.

Pintu masuk setan kepada orang yang bodoh sangat banyak dan tidak dapat dihitung. Cukuplah Anda pahami bahwa, semua pintu masuk setan bersumber dari pintu kebodohan. 

Pintu pertama ini kami tutup dengan mengutip ucapan Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu kepada Harits bin Hauth yang dikutip oleh Ibnul Jauzi Rahimahullah dalam kitab beliau Talbis Iblis hal. 40-41:

🌷 "Wahai Harits, sungguh kamu tertipu, karena kebenaran tidak diketahui lewat pengusungnya. Tetapi ketahuilah tentang kebenaran itu sendiri, maka otomatis kamu mengetahui orang-orang di baliknya."🌷


Baca selanjutnya, Pintu Masuknya Setan Bagian Kedua: Kemarahan

Referensi

Al-Qur'anul Karim dan Al-Hadits

Adham, Ibrahim Kamal. 2009. Kupas Tuntas Jin & Sihir. Jakarta: Darus Sunnah

Al-Asyqar, Umar Sulaiman. 2017. Rahasia Alam Malaikat, Jin dan Setan. Jakarta: Qisthi Press

As-Suyuthi, Imam. 2006. Jin. Jakarta: Darul Falah

Al-Jauziyah, Ibnu Qayyim. 2017. Miftah Daris Sa’adah Kunci Kebahagian di Dunia dan Akherat Jilid 1. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i

____________________. 1998. Madarijus Salikin (Pendakian Munuju Allah) Penjabaran Kongkrit Iyyaka Na’budu wa Iyyaka Nasta’in. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar

____________________. 2012. Fawaidul Fawaid: Menyelami Samudra Hikmah dan Lautan Ilmu Menggapai Puncak Katajaman Batin Menuju Allah. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i

Amri, Yasir dan Syahirul Alim Al-Adib. 2012. Sendiri Mengusir Gangguan Jin. Solo: Aqwam

Abdat, Abdul Hakim bin Amir. 2003. Alam Jin Menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah (Bantahan terhadap buku: Dialog Dengan Jin Muslim). Jakarta: Darul Qolam.

Arifuddin. 2015. Ruqyah Syar'iyyah Tanpa Kesurupan Seri 1. Malang: YBM

Amin, Abul-Mundhir Khalil ibn Ibrahim. 2005. The Jinn and Human Sickness Remedies in the Light of the Qur'an and Sunnah. Riyadh: Darussalam.

As-Sadhan, Abdul Aziz bin Muhammad bin Abdullah. 2013. Adab dan Kiat Dalam Menggapai Ilmu. Jakarta: Darus Sunnah

Bali, Wahid Abdussalam. 2014. Ruqyah: Jin, Sihir & Terapinya. Jakarta: Ummul Qura. 

______________. 2005. Sihir & Guna-Guna Serta Tata Cara Mengobatinya Menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi'i

bin Najar, Nashir bin Ahmad. 2016. Mengatasi Sihir dan Kesurupan Sesuai Tuntunan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Solo: Thibbia

Jauzi, Ibnul. 2014. Talbis Iblis. Jakarta: Darus Sunnah.

Philips, Abu Aminah Bilal. 2012. Ibn Taymiyah's Essay on The Jinn (Demons). IIPH 

Komentar

Popular Posts

Download Buku Al-Arabiyah Baina Yadai Auladina (ABY untuk Anak-Anak)

Download Buku Al-Arabiyah Baina Yadaik (Cetakan Baru)

Mengenal Jenis-Jenis Sayuran

Download Buku Durusul Lughah Versi Bahasa Inggris Complete (Jilid 1-8)

Download Buku Belajar Bahasa Arab Untuk Anak-Anak (Arabic Talking Books Full Set) Plus Audio and Video

Sejarah Perkembangan Membran Sel

Download Buku Bacaan Berbahasa Arab Untuk Anak-Anak 1