Metode Setan Dalam Menyesatkan Manusia 4
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
15. Khamr, Judi,
Berhala dan Mengundi Nasib Dengan Anak Panah
Allah
berfirman dalam Surah Al-Ma’idah ayat 90-91 yang artinya: “Hai orang-orang yang
beriman! Sesungguhnya, (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala,
dan mengundi nasib dengan panah adalah termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya setan
itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu
lantaran (meminum) khamr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat
Allah dan shalat; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).”
Source: unsplash.com |
Khamr adalah
segala sesuatu yang memabukkan, maisir adalah judi, anshab adalah segala
sesuatu yang didirikan dan disembah selain Allah, seperti batu, pohon, berhala,
kuburan, atau ilmu.
Adapun azlam
adalah gelas yang mereka gunakan untuk mengundi nasib. Bisa berupa gelas, anak
panah, kerikil, dan lain-lain. Salah satunya bertuliskan “Tuhanku menyuruhku,”
dan yang satu bertuliskan “Tuhanku melarangku.” Jika salah seorang dari mereka
hendak menikah, bepergian, dan lain-lain, ia masukkan tangan ke dalam sesuatu
yang berisi gelas atau anak panah tersebut. Jika yang keluar adalah tulisan
yang berisi perintah untuk melakukan, ia melakukan. Jika yang keluar adalah yang lain,
ia tidak melakukan.
Setan
mendorong manusia untuk melakukan empat hal di atas karena keempatnya merupakan
perbuatan sesat pada dirinya sendiri dan menimbulkan berbagai dampak dan akibat
yang buruk. Khamr akan membuat peminumnya kehilangan akal. Jika ia telah
kehilangan akal, akan melakukan hal-hal yang merusak, terjerumus dalam hal-hal
yang haram, meninggalkan ibadah taat, dan mengganggu sesama hamba Allah.
Dalam
tafsirnya, Ibnu katsir meriwayatkan ungkapan Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu
yang mengatakan, “Jauhilah khamr karena khamr adalah induk segala perbuatan
keji. Dahulu kala, ada seorang laki-laki yang menyendiri, beribadah, dan uzlah,
lantas ada perempuan pelacur yang tertarik kepadanya. Si pelacur menyuruh
seorang pembantunya agar mengundang laki-laki itu untuk memberikan kesaksian.
Tidak lama kemudian, laki-laki itu masuk bersama pembantu dan setiap kali
memasuki sebuah pintu, budak itu menutup pintu tersebut. Akhirnya, ia sampai di
hadapan seorang perempuan cantik ditemani oleh pembantunya dan botol-botol
khamr. Perempuan itu berkata: “Demi Allah, aku tidaklah mengundangmu untuk
memberikan kesaksian, tetapi aku mengundangmu agar engkau menggauliku atau
membunuh pembantuku ini, atau minum khamr itu.’ Perempuan cantik itu memberinya
minum satu gelas khamr. Setelah itu, si laki-laki berkata: ‘Tambah lagi.’ Tidak
lama kemudian, ia pun menyetubuhi perempuan itu dan membunuh pembantunya. Jadi,
iman dan khamr itu tidak pernah berkumpul, kecuali salah satunya pasti
mengeluarkan yang lain.” (HR. Baihaqi dan sanadnya dishahihkan oleh Ibnu
Katsir)
Kita sering
melihat seorang yang sombong dan ketika minum khamr, ia pun berperilaku seperti
orang gila hingga menjadi bahan tertawaan orang dewasa maupun anak-anak. Ia
berbaring dengan beralaskan jalan yang diinjak-injak orang banyak.
Adapun judi
merupakan penyakit kronis seperti khamr. Ketika sudah mengakar dalam hati
manusia, sulit disembuhkan. Judi merupakan jalan untuk membuang waktu dan
harta. Judi itu melahirkan kedengkian dan mendorong perbuatan haram.
Setan juga mengajak manusia untuk mendirikan berhala agar bisa dijadikan sebagai tuhan
yang disembah selain Allah. Baik pada masa lalu maupun hari ini, banyak terjadi
penyembahan terhadap berhala sementara setan selalu menyertai berhala-berhala
tersebut. Kadangkala, setan berbicara kepada para penyembah berhala tersebut
dan mengisahkan beberapa kisah yang membuat mereka percaya pada berhala
tersebut. Selanjutnya, mereka akan mengungkapkan hajat pada para berhala itu,
berdoa saat menghadapi kesulitan, meminta pertolongan dalam menghadapi
peperangan, mempersembahkan sejumlah sembelihan dan hadiah, menari dan
bergembira di sekeliling berhala, dan menyelenggarakan berbagai hari raya dan
pesta untuk para berhala. Dengan cara ini, sudah banyak hamba yang bisa disesatkan
oleh setan. Karena itu, Nabi Ibrahim Alaihissalam berdoa kepada Allah yang
Allah abadikan dalam Surah Ibrahim ayat 35-36 yang artinya: “Dan jauhkanlah aku
beserta anak cucuku dari menyembah berhala-berhala. Ya Tuhanku, sesungguhnya
berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan dari manusia.”
Di kalangan
umat Islam, masih banyak juga terjadi penyembahan terhadap kuburan yang mereka
jadikan sebagai tujuan doa, permohonan kasih sayang/rahmat atau ngalap berkah, dan memberikan sembelihan.
Hari ini, tersebar sebuah bid’ah baru, yang membuat setan bisa menertawakan
anak manusia. Bid’ah itu berupa pembuatan monumen pahlawan tak dikenal yang
mereka yakini sebagai simbol dari pahlawan perang. Mereka menghormati monumen
itu dengan berbagai wirid dan penghormatan. Setiap kali ada orang besar yang
berkunjung maka ia datangi monumen tersebut dan memberikan hadiah kepadanya.
Semua ini adalah bagian dari bentuk penyembahan berhala yang merupakan
pekerjaan setan.
Adapun terkait hal-hal yang
akan datang merupakan bagian tersimpan dari ilmu Allah. Karena itu, Rasulullah ﷺ mensyariatkan istikharah ketika kita
hendak bepergian, menikah, dan lain-lain agar Allah memilihkan yang terbaik
untuk kita.
Rasulullah ﷺ tidak membenarkan mengundi nasib dengan
anak panah karena anak panah maupun gelas itu tidak mengetahui mana yang baik.
Jadi, meminta pendapat pada anak panah adalah bentuk kekurangan akal dan
pendeknya ilmu. Senada dengan mengundi nasib dengan anak panah adalah mengusir
burung. Ketika ada seseorang yang hendak bepergian dan sudah keluar rumah
kemudian bertemu dengan seekor burung, ia usir burung tersebut. Jika burung itu
terbang di sebelah kanannya, ia pun pergi ke arah kanan. Jika burung itu
terbang di sebelah kiri, ia pun berjalan ke arah kiri. Semua ini adalah bentuk
kesesatan.
Oleh karena itu, betapa indah syari'at Allah ini yang menjaga manusia secara sempurna dari segala sisi demi kebaikan dan kebahagiaan hamba itu sendiri. Di sinilah kita butuh mempelajari maqashid syari'ah agar mengetahui tujuan-tujuan dan maksud dari hukum-hukum syari'at. Begitu juga dengan belajar ilmu ushul fiqh.
Kita jangan mengira bahwa di dalam khamr dan judi yang manusia lakukan termasuk perbuatan zina, memakai narkoba, merokok dan semua perbuatan-perbuatan maksiat yang diharamkan itu tidak ada manfaat, tidak ada kenikmatan dan kelezatan di dalamnya. Para pezina, pemabuk, dan para pecandu-pecandu lainnya akan segera kapok serta menghentikan perbuatannya jika di dalamnya mereka tidak menemukan 'kenikmatan' walaupun durasinya hanya sebentar. Mereka merasakan nikmat di dalam semua perbuatan tersebut makanya sulit untuk berhenti dan bertaubat kecuali dengan tekad dan kemauan yang keras. Ditambah setan terus menemani dan mengikatnya agar tidak lari dari perbuatan buruk tersebut dan membuat pelakunya memandang indah/nikmat hal-hal haram tersebut. Dan manusia yang terbiasa mendapatkan kenikmatan pada hal-hal yang haram, mereka tidak akan pernah bisa atau sulit untuk mendapatkan kenikmatan pada hal-hal yang halal. Buktikan sendiri pernyataan ini jika Anda tidak percaya dan belum memahaminya.
Coba kita renungkan kembali makna Surah Al-Baqarah ayat 219 yang artinya: "Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang khamr dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya." Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: "Yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir."
Ayat di atas menyuruh kita agar berpikir kan?! Mari kita berpikir.....!
Syaikh As-Sa'di dalam tafsir beliau menjelaskan tentang bahaya khamr dan judi. Keduanya jika diterjang akan menjerumuskan dalam dosa dan mudharat yang besar. Bahaya lainnya adalah akan menghilangkan akal dan harta. Keduanya pun akan membuat pelakunya lalai dari berdzikir kepada Allah, lalai dari shalat, juga akan menimbulkan permusuhan. Bahaya yang disebutkan ini lebih besar dari manfaat yang diperoleh. Manfaat yang dikira diperoleh dari keduanya adalah mendapatkan harta dengan jual beli khamr serta untung besar dari perjudian. Akal sehat pasti akan memilih yang maslahatnya lebih besar dan pasti akan menjauhi jika melihat ada mudharat yang lebih besar di dalamnya.
Di sinilah kita butuh belajar ilmu tentang kaidah-kaidah fiqh. Makanya kami katakan bahwa dalam hal-hal yang diharamkan itu pasti ada manfaatnya juga, ada kenikmatannya juga dan sangat disukai oleh hawa nafsu dan syahwat. Jika semua itu tidak ada, pasti mereka tidak akan mau melakukannya. Makanya ingat hadits dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya: "Surga itu diliputi perkara-perkara yang dibenci (oleh jiwa) dan neraka itu diliputi perkara-perkara yang disukai syahwat." (HR. Muslim)
Imam An-Nawawi mengatakan dalam Syarhun Nawawi 'ala Muslim bahwa hadits ini menjelaskan kepada kita bahwa seseorang itu tidak akan masuk surga hingga mengamalkan perkara-perkara yang dibenci jiwa, begitu pula sebaliknya seseorang tidak akan masuk neraka sehingga ia mengamalkan perkara-perkara yang disenangi oleh syahwat. Demikian itu dikarenakan ada tabir yang menghiasi surga dan neraka berupa perkara-perkara yang dibenci ataupun yang disukai jiwa. Barangsiapa yang berhasil membuka tabir maka ia akan sampai ke dalamnya. Tabir surga itu dibuka dengan amalan-amalan yang dibenci jiwa dan tabir neraka itu dibuka dengan amalan-amalan yang disenangi syahwat. Adapun syahwat (keinginan) yang mubah maka tidak termasuk dalam hal ini. Namun makruh hukumnya bila berlebih-lebihan karena dikhawatirkan akan menjerumuskan pada perkara-perkara haram, setidaknya hatinya menjadi kering atau melalaikan hati untuk melakukan ketaatan bahkan bisa jadi hatinya menjadi condong kepada gemerlapnya dunia.
Sedangkan Ibnu Hajar rahimahullah dalam Fathul Bari berkata bahwa yang dimaksud dengan al-makarih (perkara-perkara yang dibenci jiwa) adalah perkara-perkara yang dibebankan kepada seorang hamba baik berupa perintah ataupun larangan dimana ia dituntut bersungguh-sungguh mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan tersebut. Penggunaan kata al-makarih di sini disebabkan karena kesulitan dan kesukaran yang ditemui seorang hamba dalam menjalankan perintah dan meninggalkan larangan. Baik karena perbuatan tersebut haram dikerjakan maupun perbuatan yang membuat pelakunya meninggalkan yang diperintahkan. Seakan-akan Nabi ﷺ mengatakan seseorang tidaklah sampai ke surga kecuali setelah melakukan amalan yang dirasa sulit dan berat. Dan sebaliknya seseorang tidak akan sampai ke neraka kecuali setelah menuruti keinginan nafsunya. Surga dan neraka dihijabi oleh dua perkara tersebut, barangsiapa membuknya maka ia sampai ke dalamnya. Meskipun dalam hadits tersebut menggunakan kalimat khabar (berita) akan tetapi maksudnya adalah larangan.
Coba sekarang Anda perhatikan hewan yang terbiasa keluar di malam hari dan kegelapan, ketika mereka bertemu atau melihat cahaya matahari ataupun cahaya dari lampu, mereka pasti akan benci dan menjauhinya kecuali binatang laron. Mereka akan merasa tersakiti dengan adanya cahaya yang menimpa dirinya, makanya mereka akan menjauh dari cahaya dan lebih suka dengan kegelapan. Bukankah diskotik juga bukanya di malam hari dan suasananya juga temaram atau remang-remang walaupun banyak lampu-lampu sorot di dalamnya?! Ingat lagi tulisan kami sebelumnya tentang kebiasaan dan kesukaan setan dari bangsa jin yang suka dengan kegelapan. Walaupun seandainya ada yang buka di siang hari, tapi ruangannya tetap akan dibuat temaram seakan berada di malam hari atau suasana yang gelap sehingga mereka merasa semakin nikmat, betah dan nyaman di dalamnya. Begitu juga dengan manusia yang terbiasa dengan hal-hal kotor, ketika bertemu dengan hal yang berlawanan dengannya pasti tidak suka dan benci. Begitu juga dengan kebaikan, kebenaran dan sebagainya. Manusia yang terbiasa dengan akhlak dan sifat-sifat yang mulia dan tinggi, pasti tidak akan nyaman ketika berkumpul dengan orang-orang yang berbeda dengan dirinya. Wallahu A'lam
Setan suka menjerumuskan manusia lewat jalan ini karena dengan terbiasa minum khamr, perlahan-lahan fungsi akalnya akan rusak dan hilang (baca tulisan kami tentang bahaya alkohol bagi tubuh). Jika akalnya sudah rusak, mampukah dia untuk berpikir dengan jernih dan baik? Bukankah mempelajari Al-Qur'an juga dibutuhkan akal yang bersih dan jernih untuk belajar memahami dan memikirkannya? Jika akal itu sudah rusak, dia tidak akan mampu lagi membedakan mana yang baik dan benar sehingga bisa salah dalam memahami di mana yang baik dikira buruk dan yang buruk dianggap baik, mereka juga tidak akan bisa mengidentifikasi tipu daya setan pada akhirnya dan semakin jauh dari Allah dan cahaya kebenaran.
Selain itu, untuk minum khamr mereka pasti butuh uang/harta makanya perbuatan ini disandingkan dengan perbuatan judi untuk mendapatkan harta dengan cara instan. Selain itu, orang yang mabuk juga tidak sah shalatnya hingga kesadarannya atau akalnya kembali. Jika perbuatan ini terus-menerus dilakukan maka tidak mustahil jika shalatnya pun akan ikut lenyap dan ditinggalkan sama sekali. Di sisi lain, perbuatan judi juga akan melahirkan sikap permusuhan dan kedengkian karena mendapatkan harta dengan cara yang tidak hak atau tidak baik. Bagi orang yang kalah berjudi, hatinya pasti tidak akan puas, dendam dan dengki kepada orang yang telah mengambil hartanya dalam permainan sehingga dia akan melakukan segala cara agar menang dalam berjudi sehingga hartanya yang hilang bisa kembali bahkan lebih banyak dari sebelumnya. Mereka juga akan merasakan kepuasan jika bisa menguras habis harta orang lain dan menjadi pemenang apalagi jika bisa mengalahkan musuhnya dalam perjudian. Orang-orang yang suka berjudi dan minum khamr ini, dengan semua kebiasaan buruk tersebut pasti lebih banyak bergaul dan suka berkumpul dengan yang serupa dengan kebiasaan mereka walaupun banyak keburukan dan permusuhan terselubung di dalamnya. Wallahu A'lam.
Perhatikan Hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya: "Ruh-ruh itu bagaikan tentara/pasukan yang dihimpun dalam kesatuan. Jika saling mengenal maka akan bersatu, dan jika saling mengingkari maka akan berpisah." (HR. Bukhari 3158 dan Muslim 2638)
🔹 Hadits ini menjelaskan bahwa ruh-ruh para makhluk itu akan bersatu dan bercerai laksana pasukan yang terhimpun apabila saling berhadapan dan berjumpa,
🔹 Tidaklah terjadi yang demikian kecuali berdasarkan apa yang telah ditetapkan padanya dari kebahagiaan dan kesengsaraan, dan jasad-jasad yang padanya terdapat ruh-ruh akan saling berjumpa di dunia sehingga akan bersatu dan bercerai sesuai dengan apa yang telah ditetapkan padanya baik saling mengenal atau saling mengingkari,
🔹 Dari sini Anda dapat melihat bahwa jiwa yang baik akan suka dan cinta kepada yang semisalnya dan akan condong kepadanya, sedangkan jiwa yang buruk, akan berteman dengan yang sejenis dengannya dan akan condong kepadanya serta menjauhi setiap hal yang berlawanan dengannya.
Al-Khaththabi dalam Al-Fath juz 3 halaman 199 berkata terkait hal ini yaitu: "Kemungkinan maknanya adalah hal ini merupakan isyarat atas kesesuaian tipe, baik dalam hal kebaikan maupun keburukan serta perbaikan dan kerusakan, dan bahwasannya manusia yang baik akan rindu kepada yang setipe dengannya, sedangkan yang jelek dan semisal itu maka akan condong kepada yang sejenis pula. Para ruh akan saling mengenal, sehingga akan hinggap sesuai dengan tabiat yang telah diciptakan di atasnya dari kebaikan maupun kejelekannya, maka apabila telah cocok maka akan saling mengenal (akrab), dan apabila berbeda maka akan saling mengingkari (tidak akrab)."
Oleh karena itu, jika kita cermati hal ini, maka tidak heran jika kita sering mendapati dalam kehidupan nyata beberapa hal misalnya:
🌷 Jiwa yang suka dengan ilmu dan belajar akan senang berkumpul dengan jiwa-jiwa yang suka membicarakan ilmu (para pembawa ilmu/manusia yang mengajarkan ilmu) atau jiwa-jiwa yang suka mencari ilmu dan sejenisnya.
🌷 Jiwa yang berusaha berjihad di jalan Allah (jihad ini banyak macam dan hukumnya, yang jelas bukan jihad yang salah seperti bom bunuh diri atau pemusnahan massal dan sejenisnya, berdakwah, mencari ilmu, melawan hawa nafsu itu termasuk jihad, dan dalam pengertian yang terakhir ini yang kami maksudkan, jangan gagal paham lagi!!!) maka akan senang berkumpul dengan jiwa-jiwa yang berjihad di jalan Allah.
🌷 Jiwa-jiwa yang cinta dunia dan berlebihan memandang dunia, akan cenderung, condong dan nyaman dengan jiwa yang setipe dengannya.
🌷 Jiwa-jiwa yang suka berderma, suka menolong orang lain, dan baik hati, akan cenderung dan cinta kepada yang sejenis dengan jiwanya pula.
🌷 Adapun jiwa-jiwa yang buruk dan suka memperturutkan hawa nafsu, akan lebih suka, cinta, nyaman, cenderung dan condong dengan berkawan dengan jiwa yang sejenisnya serta akan menjauhi dari setiap jiwa yang berlawanan dengannya.
🌷 Seseorang yang jiwanya cenderung kepada kesesatan dan kebid'ahan, selamanya pasti akan benci, memusuhi dan menjauhi kepada orang yang berjiwa berlawanan dengannya yaitu ahli sunnah, begitu pula sebaliknya.
Perhatikan beberapa nukilan ucapan para salafus shalih berikut ini yang kami sarikan dari kitab Kilauan Mutiara Hikmah dari Nasihat Salaful Ummah yang diterjemahkan dari kitab Lamudduril Mantsur minal Qaulil Ma'tsur karya Syaikh Abu Abdillah Jamal bin Furaihan Al-Haritsi yang diterjemahkan oleh Ustadz Idral Harits:
🌼 151. Ibnu Mas'ud berkata dalam Al-Ibanah 2/476 nomor 499: "Seseorang itu akan berjalan dan berteman dengan orang yang dicintainya dan mempunyai sifat seperti dirinya."
🌻 156. Qatadah rahimahullah dalam Al-Ibanah 2/477 nomor 500 berkata: "Sesungguhnya kami, demi Allah belum pernah melihat seseorang menjadikan teman buat dirinya kecuali yang memang menyerupai dia, maka bertemanlah dengan orang-orang yang shalih dari hamba-hamba Allah agar kamu digolongkan dengan mereka atau menjadi seperti mereka."
🌹 157. Syu'bah dalam Al-Ibanah 2/452 nomor 419-420 berkata: "Aku dapati tulisan dalam catatanku (menyatakan) bahwasannya seseorang akan berteman dengan orang yang ia sukai."
🌾 158. Al-Auza'i dalam Al-Ibanah 2/476 nomor 498 berkata: "Siapa yang menyembunyikan bid'ahnya dari kita, tidak akan dapat menyembunyikan persahabatannya."
🌺 162. Muhammad bin Abdullah Al-Ghalabi dalam Al-Ibanah 1/205 nomor 44 dan 2/482 nomor 518 mengatakan: "Ahli bid'ah itu akan menyembunyikan segala sesuatu kecuali persatuan dan persahabatan (di antara mereka)."
🍀 164. Amru bin Qais Al-Mulai dalam Al-Ibanah 1/205 nomor 44 dan 2/482 nomor 518 berkata: "Jika kamu lihat seorang pemuda tumbuh bersama Ahli Sunnah wal Jama'ah, harapkanlah dia dan bila ia tumbuh bersama Ahli Bid'ah, berputus-asalah kamu dari (mengharap kebaikan)nya. Karena pemuda itu bergantung di atas apa yang pertama kali ia tumbuh dan dibentuk."
🍁 165. Ia (Amru bin Qais) juga mengatakan: "Seorang pemuda itu benar-benar akan berkembang maka jika ia lebih mementingkan duduk dengan Ahli ilmu, ia akan selamat dan jika ia condong kepada yang lain, ia akan celaka."
🌷 166. Ibnu Aun dalam Al-Ibanah 2/273 nomor 486 mengatakan: "Siapa pun yang duduk dengan ahli bid'ah, ia lebih berbahaya bagi kami dibandingkan ahli bid'ah itu sendiri."
🌷 169. Ibnu Taimiyah dalam Al-Majmu' 2/133 mengatakan: "Dan siapa yang selalu berprasangka baik terhadap mereka (ahli bid'ah) dan mengaku belum mengetahui keadaan mereka - kenalkanlah ahli bid'ah itu padanya maka jika ia telah mengenalnya namun tidak menampakkan penolakan terhadap mereka, gabungkanlah ia bersama mereka dan anggaplah ia dari kalangan mereka juga."
🌼 172. Al-Fudhail bin Iyyad mengomentari hadits di atas tadi tentang ruh seperti pasukan dalam Ar-Rad Alal Mubtadi'ah li Ibni Al-Banna berkata: "Tidak mungkin seorang sunni akan berbasa-basi kepada ahli bid'ah kecuali jika ia dari kalangan munafiq."
🌻 174. Hammad bin Zaid mengatakan dalam Al-Kifayah 91, Syarh Ilal AT-Tirmidzi 1/349, Yunus berkata kepadaku: "Hai Hammad, sesungguhnya jika saya melihat seorang pemuda berada di atas perkara yang mungkar, saya tetap tidak akan berputus-asa mengharapkan kebaikannya kecuali bila saya melihatnya duduk bersama ahli bid'ah, maka ketika itu saya tahu kalau dia binasa."
🌸 175. Ahmad bin Hanbal dalam Al-Adabus Syari'ah Ibnu Muflih 3/77 berkata: "Jika kamu melihat seorang pemuda tumbuh bersama Ahli Sunnah wal Jama'ah, maka harapkanlah (kebaikannya) dan jika kamu lihat dia tumbuh bersama ahli bid'ah, maka berputus-asalah kamu dari (mengharap kebaikan)nya. Karena sesungguhnya pemuda itu tergantung di atas apa yang ia pertama kali tumbuh."
🌷 177. Dari Abdullah bin Syaudzab dari Ayyub dalam Al-Lalikai 1/60 nomor 30, ia berkata: "Termasuk kenikmatan bagi seorang pemuda dan orang-orang non Arab ialah jika Allah menurunkan taufiq kepada mereka untuk mengikuti orang-orang yang berilmu di kalangan Ahli Sunnah."
━━━━━━━━
Tidak menyangka ya kita bisa bertemu dengan kata-kata bid'ah lagi pada akhirnya.....😍 yang mau muntah jangan lupa siapkan kreseknya....💬
Imam Ahmad bin Hanbal yang merupakan salah satu imam dari empat imam madzhab yang terkenal saja paham dengan definisi bid'ah dan apa yang dimaksud dengan bid'ah, bahkan memperingatkan tentangnya.....! Mungkin Anda lebih cerdas dan lebih paham tentang agama ini daripada Imam Ahmad dan lebih hafal Al-Qur'an dan hadits daripada beliau mungkin. Mungkin beliau akalnya belum sempurna seperti akal-akal kalian sehingga tidak paham apa itu bid'ah dan bicara soal bid'ah yang kalian benci setengah mati.
16. Sihir
Sarana lain
yang digunakan setan untuk menyesatkan manusia adalah sihir. Ilmu ini menjadi
alat untuk memisahkan antara seseorang dan istrinya. Bagi setan, memisahkan
suami istri dianggap sebagai pekerjaan terbesar yang dikerjakan oleh para
pasukannya.
Apakah sihir
itu nyata?
Dalam hal
ini, para ulama berselisih pendapat. Ada yang mengatakan bahwa sihir hanyalah
khayal belaka dan tidak ada dalam kenyataan. Mereka berdalil dengan firman
Allah dalam Surah Thaha ayat 66 yang artinya: “Maka tiba-tiba tali-tali dan
tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat
lantaran sihir mereka.”
Ada pula yang
mengatakan bahwa sihir itu nyata sebagaimana ditunjukkan dalam surah Al-baqarah
ayat 102. Namun, yang benar adalah bahwa sihir itu ada dua macam: ada yang
khayal dan mengandalkan tipu muslihat serta kecepatan gerak dan ada pula yang
nyata: sihir yang bisa memisahkan antara suami dan istri atau menyakiti orang
lain dan lain-lain.
17. Kelemahan
Manusia
Manusia
memiliki titik-titik lemah yang pada dasarnya adalah penyakit. Sementara itu,
setan bekerja untuk memperdalam penyakit tersebut dalam hati manusia. Bahkan,
penyakit ini menjadi pintu setan untuk memasuki hati manusia: lemah, putus asa,
rakus, gembira, ujub, membanggakan diri, zalim, melampaui batas, kufur, tergesa-gesa,
gegabah, bodoh, kikir, pelit, rakus, berdebat, bertengkar, ragu, sangsi, lalai,
permusuhan yang berat, tertipu, pengakuan palsu, takut, membangkang, cinta
harta dan tergoda dunia. Islam mengajak untuk memperbaiki hati dan melepaskan
diri dari penyakit-penyakitnya. Hal ini memerlukan tenaga yang besar dan
memerlukan kesabaran untuk menghadapi kesulitan dalam perjalanan.
Adapun
mengikuti hawa nafsu yang selalu menyuruh pada keburukan (ammarah bi as-su’)
adalah pekerjaan yang mudah dan ringan. Bersabar menahan hawa nafsu laksana
orang yang mendorong batu besar ke puncak gunung, sedangkan menuruti hawa nafsu
laksana orang yang menggelindingkan batu dari puncak gunung ke bawah. Karena
itu, memenuhi ajakan setan itu lebih banyak terjadi sehingga para penyeru
kebaikan menemukan banyak kesulitan di jalan dakwah kepada Allah.
18. Wanita dan
Cinta Dunia
Rasulullah ﷺ menceritakan bahwa tidak ada fitnah yang
lebih berat bagi laki-laki daripada wanita. Karena itu, wanita diperintah untuk
menutup seluruh tubuh, kecuali wajah dan kedua telapak tangan dan menyuruh para
laki-laki untuk menundukkan pandangan. Rasulullah juga melarang laki-laki untuk
berdua-duaan dengan wanita. Beliau menyatakan bahwa setiap kali ada seorang
laki-laki berkhalwat (berduaan) dengan seorang wanita maka setan pasti menjadi
pihak ketiganya.
Hari ini kita
menyaksikan betapa besar fitnah yang ditimbulkan oleh keluarnya kebanyakan
wanita dengan membuka aurat sebagaimana digambarkan oleh Rasulullah. Baik di
negeri timur maupun barat, berdiri banyak lembaga yang menggunakan pasukan
wanita maupun laki-laki untuk mempromosikan pornografi melalui gambar visual,
cerita-cerita cabul, juga film-film yang menceritakan dan menyerukan
pornografi.
Adapun cinta
dunia adalah pangkal segala dosa. Menumpahkan darah, merusak harga diri,
merampas harta, dan memutuskan hubungan silaturahmi, tiada lain adalah untuk
memperoleh dunia dan bertarung untuk memperebutkan remeh temeh dunia, serta
rakus terhadap kesenangan dunia yang sementara. Cinta dunia ini juga yang
menyebabkan wanita rela menjual dirinya hanya untuk mendapatkan dunia yang
sedikit dan tidak kekal.
19. Nyanyian dan
Musik
Lagu dan
musik adalah dua alat yang digunakan oleh setan untuk merusak hati dan
menghancurkan jiwa. Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullah mengatakan, “Termasuk di antara
bentuk rekayasa dan jebakan musuh Allah yang digunakan untuk menjerat orang
yang sedikit ilmu, akal, dan agamanya serta menjaring hati orang-orang yang
bodoh dan terlena adalah mendengarkan siulan dan tepuk tangan. Bernyanyi
menggunakan alat-alat yang haram dapat menghalangi hati untuk memahami
Al-Qur’an, membuatnya (hati) tunduk pada kefasikan dan kemaksiatan.
Nyanyian
adalah tipu daya setan dan merupakan tabir tebal yang menghalangi hati untuk
sampai kepada Ar-Rahman. Nyanyian adalah jampi sodomi dan zina yang digunakan
oleh setan untuk menipu daya hati yang kosong, dibuatnya tampak indah sebagai
rekayasa dan tipu daya. Ia tiupkan kerancuan yang batil pada hati ini hingga
hati menerimanya sampai pada akhirnya ia meninggalkan Al-Qur’an.”
20. Mendorong
Umat Islam Untuk Melalaikan Perintah Agama
Jika seorang
muslim berpegang teguh pada Islam, setan tidak mendapatkan jalan untuk
menyesatkan dan mempermainkannya. Akan tetapi, ketika ia mulai meremehkan dan
malas dalam beberapa ibadah, setan pun mendapat kesempatan. Allah berfirman
dalam surah Al-Baqarah ayat 208 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman,
masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan dan janganlah kamu turuti
langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.”
Dengan
demikian, masuk Islam dalam segala persoalan adalah jalan untuk selamat dari
setan. Sebagai contoh, jika barisan orang-orang yang shalat itu rapat, setan
tidak akan mampu berdiri di sela-sela jama’ah. Akan tetapi, jika ada celah di
antara barisan, setan akan menari di antara barisan jama’ah. Dalam sebuah
hadits, Rasulullah ﷺ
bersabda yang artinya: “Luruskanlah barisan kalian, janganlah setan menyelai
kalian laksana anak-anak hadzf.” Ada yang bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah
anak-anak hadzf itu?” Beliau menjawab, “Anak kambing gunung yang berwarna hitam
di tanah Yaman.” (HR. Ahmad dan Al-Hakim dengan sanad yang shahih. Shahih
Al-Jami’, jilid 1, hal. 384)
***
Jika Anda
tidak percaya dengan ucapan Allah dan Rasul-Nya, ucapan para Sahabat dan para ulama
juga orang-orang yang berjalan di atas agama ini dengan jalan yang lurus, yang
mengikuti Rasulullah dan para sahabat, yang jujur dan penuh ketulusan
menasehati Anda hanya untuk mengharapkan balasan wajah Allah semata bukan untuk
mendapatkan pujian, atau balasan dari Anda juga rasa terima kasih, bukan untuk
mencari ketenaran, mencari jabatan, mencari massa (pengikut, followers, like, teman, pendukung,
simpatisan), mencari harta dan kedudukan dan seterusnya, lalu ucapan siapa lagi
yang bisa Anda percaya?!
***
Baca selanjutnya, Pintu-Pintu Masuknya Setan
Al-Qur'anul Karim dan Al-Hadits
Adham, Ibrahim Kamal. 2009. Kupas
Tuntas Jin & Sihir. Jakarta: Darus Sunnah
Al-Asyqar, Umar Sulaiman. 2017. Rahasia
Alam Malaikat, Jin dan Setan. Jakarta: Qisthi Press
As-Suyuthi, Imam. 2006. Jin.
Jakarta: Darul Falah
Al-Jauziyah, Ibnu Qayyim. 2017. Miftah
Daris Sa’adah Kunci Kebahagian di Dunia dan Akherat Jilid 1. Jakarta:
Pustaka Imam Asy-Syafi’i
____________________. 1998. Madarijus
Salikin (Pendakian Munuju Allah) Penjabaran Kongkrit Iyyaka Na’budu wa Iyyaka
Nasta’in. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar
____________________. 2012. Fawaidul
Fawaid: Menyelami Samudra Hikmah dan Lautan Ilmu Menggapai Puncak Katajaman
Batin Menuju Allah. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i
Amri, Yasir dan Syahirul Alim
Al-Adib. 2012. Sendiri Mengusir Gangguan Jin. Solo: Aqwam
Abdat, Abdul Hakim bin Amir.
2003. Alam Jin Menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah (Bantahan terhadap buku:
Dialog Dengan Jin Muslim). Jakarta: Darul Qolam.
Arifuddin. 2015. Ruqyah
Syar'iyyah Tanpa Kesurupan Seri 1. Malang: YBM
Amin, Abul-Mundhir Khalil ibn
Ibrahim. 2005. The Jinn and Human Sickness Remedies in the Light of the
Qur'an and Sunnah. Riyadh: Darussalam.
Bali, Wahid Abdussalam. 2014. Ruqyah:
Jin, Sihir & Terapinya. Jakarta: Ummul Qura.
______________. 2005. Sihir
& Guna-Guna Serta Tata Cara Mengobatinya Menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah. Jakarta:
Pustaka Imam Asy-Syafi'i
bin Najar, Nashir bin Ahmad. 2016. Mengatasi
Sihir dan Kesurupan Sesuai Tuntunan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Solo: Thibbia
Jauzi, Ibnul. 2014. Talbis Iblis.
Jakarta: Darus Sunnah.
Philips, Abu Aminah Bilal. 2012. Ibn Taymiyah's Essay on The Jinn (Demons). IIPH
Komentar
Posting Komentar