Hikmah Diciptakannya Musibah dan Kepedihan

Gambar
Pinterest 🍫 (1). Melahirkan 'ubudiyyah (ibadah) pada saat kesulitan, yaitu berupa kesabaran. Allah berfirman: وَنَبْلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ ".....Dan Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan." (QS. Al-Anbiyaa': 35) Terhadap ujian (dari Allah) yang berupa kegembiraan dan kebaikan, maka harus disikapi dengan syukur, sedangkan terhadap ujian berupa kesusahan dan keburukan, haruslah disikapi kesabaran. Semua ini tidak terjadi, kecuali bila Allah membalikkan keadaan atas para hamba, sehingga terlihatlah kejujuran pengabdian kepada Allah Ta'ala. Dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ “Sunggu

Metode Setan Dalam Menyesatkan Manusia

Ibnu Jauzi Rahimahullah dalam kitab beliau Talbis Iblis halaman 29 berkata bahwa, kata تلبيس (godaan) bermakna menampakkan sesuatu yang batil dalam wujud kebenaran. Kata غرور (tipu muslihat) adalah bagian dari kebodohan yang menyebabkan seseorang meyakini suatu yang buruk sebagai kebaikan dan sesuatu yang murahan sebagai keistimewaan. Faktor utamanya adalah adanya syubhat yang mendorong untuk itu. Iblis bisa menggoda dan menebarkan tipu muslihat kepada umat manusia tergantung seberapa besar mereka memberikan peluang dan ruang gerak kepada Iblis. Cengkraman Iblis akan semakin kuat atas mereka tergantung kewaspadaan atau kelalaian mereka, dan tergantung pada kebodohan atau kepintaran mereka.


Perhatikan perumpaan bagus yang dibuat oleh Ibnul Jauzi Rahimahullah berikut ini.

"Ketahuilah! Hati itu laksana benteng. Benteng itu dikelilingi pagar-pagar. Sementara di pagar-pagar itu terdapat pintu-pintu. Di pintu-pintu itu terdapat celah-celah. Sedangkan penghuni benteng itu adalah akal. Malaikat senantiasa datang menyambangi benteng tersebut. Di samping hati itu terdapat lembah yang dihuni oleh hawa nafsu yang selalu disambangi oleh setan-setan yang bebas keluar masuk tanpa ada penghalang. Penghuni benteng dan penghuni lembah akan selalu berperang. Setan-setan senantiasa berputar-putar mengitari benteng sambil menanti kelalaian penjaga agar bisa masuk melalui celah-celah pintu. Untuk itu sang penjaga dituntut agar waspada, mengetahui semua pintu-pintu, baik yang masih utuh maupun yang terdapat celah, dan janganlah lalai walaupun barang sedikit pun, karena musuh tidak pernah berhenti mengintai.

Benteng itu mendapatkan sinar dengan dzikir dan bisa terang benderang dengan keimanan yang kuat. Di dalamnya terdapat kaca berkilap yang mampu menangkap setiap gambar yang melintasinya.

Taktik pertama setan di dalam lembah itu dengan memperbanyak asap, sehingga tembok-tembok benteng nampak hitam dan kaca berkilap tampak kusam. Nalar yang beninglah yang dapat mengusir asap tersebut dan dzikir yang murni yang dapat mengkilatkan kaca itu lagi.

Setan tak henti-hentinya melakukan serangan. Suatu saat ia menyerang dan dapat memasuki benteng, tetapi penjaga menghalaunya sehingga ia pun keluar. Terkadang ia bisa masuk dan berbuat kerusakan di dalamnya. Terkadang juga ia bisa menetap di dalam sana karena kelalaian penjaganya.

Suatu ketika hembusan angin pengusir asap tidak terlalu kencang sehingga tembok-tembok menghitam dan kacanya kusam, sehingga setan dengan mudah masuk ke dalamnya tanpa diketahui oleh penjaga. Bahkan terkadang penjaga terluka karena kelalaiannya, sehingga ia ditawan, dimanfaatkan, dan dipakai setan sebagai rekayasa untuk mencari kepuasan hawa nafsu dan membantu usahanya, sehingga ada yang menjadi otak dalam segala keburukan.

Sebagian salafush-shalih berkata, bahwa suatu saat saya bertemu setan dan ia berkata kepadaku, “Dulu saya mendatangi umat manusia, lalu saya mengajari keburukan kepada mereka, sekarang saya mendatangi mereka untuk berguru kepada mereka.”

Suatu saat setan menyerang seorang yang cerdas dan pintar, namun ia masih ditunggangi hawa nafsu yang besar, sehingga setan menampilkannya dengan sangat memikat dan orang itu pun sibuk memandanginya dan terkagum-kagum dengan dirinya sendiri. Akhirnya ia berhasil ditawan oleh setan.

Sementara tali setan yang paling kuat untuk mengikat tawanannya adalah kebodohan. Tali yang kekuatannya tidak seberapa adalah hawa nafsu. Tali yang paling rapuh adalah kelalaian. Selama perisai keimanan masih ada dalam diri seorang mukmin maka panah setan tidak akan mengenai sasaran yang mematikan. (Kami (penulis artikel ini) mengatakan bahwa walaupun dikatakan bahwa kelalaian adalah tali yang paling rapuh tapi jika sudah bertemu dan dikawinkan dengan hawa nafsu maka akan melahirkan dosa dan kemaksiatan yang dapat menghancurkan benteng dan mematikan hati jika pelakunya tidak segera sadar. Wallahu A’lam)

Hasan bin Shalih Rahimahullah berkata, “Sesungguhnya setan akan membuka 99 (sembilan puluh sembilan) pintu kebaikan bagi seseorang, untuk menggiringnya agar terjerumus ke dalam satu pintu keburukan.”

Diceritakan dari Al-A’masy, ia berkata, “Seseorang yang pernah berbincang-bincang dengan jin telah memberitahukan kepada kami, bahwa para jin berkata, “Tiada orang yang lebih menyulitkan kami daripada seorang yang berpegang pada Sunnah. Adapun orang-orang yang dikuasai hawa nafsunya maka kami bisa bermain-main dengan mereka.”

***

Kami (penulis artikel) katakan bahwa kita jangan sampai salah berpikir bahwa setan itu tidak mungkin mengajarkan kebaikan dan memberikan nasehat tentang kebaikan, bukankah Iblis sebagai nenek moyang mereka dulu juga menipu Adam dengan mengatakan bahwa dirinya adalah seorang penasehat yang terpercaya yang maksudnya adalah dia tidak mengatakan sebuah ucapan atau nasehat melainkan demi kebaikan Adam, tapi nyatanya itu semua hanyalah tipu muslihat Iblis untuk menjerumuskan Adam ketika sudah percaya dengan ucapannya. Buktinya setelah Adam menuruti ucapan Iblis malah celaka kan?! Masih belum percaya juga kah kita akan keburukan Iblis dan masih senang mengikuti Iblis dan bala tentaranya? 

Makanya jangan heran jika pasukan Iblis dari golongan manusia akan terus dan sering menggembar-gemborkan bahwa perbuatan yang mereka lakukan, nasehat yang mereka berikan, semua itu adalah kebaikan dan demi kebaikan. Jika Anda mengikuti seruan-seruan Iblis dan bala tentaranya baik dari kalangan jin dan manusia, lambat laun kita akan disesatkan dan diseret perlahan-lahan tanpa kita sadari. 

Inginkah kita ketika kita sadar ternyata semua telah terlambat dan kita sedang berdiri di tepi jurang jahannam?! Jika itu yang Anda inginkan, maka teruslah berada dalam kebodohan, mengikuti hawa nafsu dan kelalaian yang abadi, teruslah bermimpi dan berangan-angan hingga Anda melihat kebenaran yang kami katakan tapi semua sudah terlambat dan yang ada tinggallah penyesalan tanpa akhir.

***

Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar dalam kitab beliau Rahasia Alam Malaikat, Jin dan Setan, mengatakan bahwa setan tidaklah mendatangi manusia kemudian mengatakan, “Tinggalkanlah kebaikan ini lakukanlah hal-hal yng buruk itu agar engkau menjadi orang yang sengsara di dunia maupun akhirat.” Jika setan berbuat demikian, tak seorang pun manusia yang mau patuh kepadanya, tetapi setan menempuh banyak cara untuk mengecoh para hamba Allah.

Syaikh Wahid Abdussalam Bali mengatakan bahwa seandainya ada orang yang telah menekuni suatu pekerjaan selama lima puluh tahun – misalnya – dapat dipastikan kalau ia sangat paham dan mengerti seluk beluk, tata cara dan segala rahasia pekerjaan tersebut. Demikian pula Iblis, sejak Allah mengusirnya dari surga hingga sekarang ini, pekerjaannya hanyalah menyesatkan dan menjerumuskan manusia. Masa, serta pengalamannya yang sangat lama, sangat membantunya untuk menciptakan berbagai cara dan seni menjerumuskan, serta menggoda dan menyesatkan manusia.

Berikut ini merupakan berbagai macam metode/cara setan menggoda, menjerumuskan dan menyesatkan manusia yang diantaranya adalah:

1.    Menghiasi Kebatilan

Cara ini adalah cara yang telah dan senantiasa ditempuh oleh setan untuk menyesatkan para hamba. Setan menampakkan kebatilan dalam wujud kebenaran, menampakkan kebenaran dalam baju kebatilan. 

Terhadap manusia, setan selalu mengecohnya untuk menganggap baik kebatilan dan benci pada kebenaran sehingga ia pun terdorong untuk melakukan kemungkaran dan berpaling dari kebenaran. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh setan yang terkutuk kepada Tuhannya yang Allah abadikan dalam Surah Al-Hijr ayat 39 yang artinya: “Ya Tuhanku, karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka.”

Dalam konteks ini, Ibnu Qayyim Rahimahullah dalam kitab beliau Ighatsah al-Lahfan 1/130, mengatakan, “Salah satu bentuk tipu daya setan adalah selalu menyihir (memperdaya) akal agar dapat menipunya. Tidak ada yang selamat dari sihir setan, kecuali mereka yang dikehendaki oleh Allah. Terhadap perbuatan yang merugikan, setan menghiasinya hingga manusia menganggapnya sebagai hal yang paling bermanfaat. Selanjutnya, setan membuatnya menjauh dari sesuatu yang paling bermanfaat hingga ia membayangkan bahwa itu adalah sesuatu yang merugikan. Tidak ada Illah kecuali Allah. Betapa banyak fitnah yang dialami oleh manusia akibat sihir tersebut. Betapa setan menampakkan dan memperlihatkan kebatilan dalam wujud kebaikan lalu mencemooh kebenaran dan menampakkannya dalam wujud yang menjijikkan. Betapa banyak setan menghiasi kepalsuan di mata orang-orang cerdas dan betapa banyak ia menjual kepalsuan di mata para orang arif. Setanlah yang telah menyihir akal sehingga mencampakkan para pemilik akal ini ke dalam bermacam-macam keinginan dan pemikiran yang berbeda-beda, menjebak mereka di jalan kesesatan, mencampakkan mereka dalam kehancuran, membuat mereka memandang indah terhadap penyembahan berhala, memutus tali silaturahmi, mengubur bayi-bayi perempuan, mengawini ibu sendiri, menjanjikan surga bersama kekafiran, kefasikan, dan maksiat. Kepada mereka, setan menampakkan kemusyrikan dalam wujud penghormatan yang paling agung, kekufuran terhadap sifat-sifat Allah, keluhuran, dan Kalam-Nya dalam bungkus penyucian. Meninggalkan amar makruf dan nahi mungkar dalam bungkus cinta sesama manusia, kebaikan akhlak, dan wujud pengamalan firman Allah: “Jagalah dirimu.” (QS. Al-Ma’idah: 105) Ia tampakkan penolakan terhadap ajaran yang dibawa oleh Rasulullah dalam bungkus taklid, mencukupkan diri dengan kata-kata orang yang lebih pandai. Ia tampakkan sikap munafik dan menjilat dalam agama Allah dalam bungkus logika mencari hidup yang membuat hamba bisa berbaur dengan sesama manusia.”

Dengan cara ini, Iblis berhasil membuat Adam mau memakan buah yang diharamkan Allah. Adam, bahkan hampir yakin bahwa itu adalah buah khuldi yang jika ia makan, buah ini membuatnya abadi di dalam surga atau menjadi salah satu malaikat Allah. Karena itulah, Adam mengikuti kata-kata setan sehingga dikeluarkan dari surga.

Lihatlah bagaimana di zaman sekarang para wali setan menggunakan cara ini untuk menyesatkan para hamba.

Sebagai contoh adalah propaganda komunisme dan sosialisme (dan isme-isme lainnya). Mereka meyakini bahwa inilah madzhab yang akan menyelamatkan umat manusia dari kebingungan, kegelisahan, kelaparan, dan keterlantaran. Propaganda-propaganda yang menyerukan para perempuan untuk keluar dengan telanjang dan tanpa berhijab atas nama kebebasan dan emansipasi wanita. Menyerukan drama rendahan yang di dalamnya harga diri diinjak-injak sementara kehormatan dicabik-cabik atas nama seni.

Ditambah dengan sejumlah gagasan beracun yang menyerukan untuk menitipkan uang di bank-bank riba untuk mendapatkan keuntungan yang melimpah. Berbagai propaganda yang menuduh bahwa berpegang pada agama merupakan langkah ke belakang, kejumudan, dan kemunduran (juga dianggap kuno serta ketinggalan jaman). Propaganda yang menganggap para penyeru Islam sebagai orang-orang kurang waras dan menjadi budak bagi negara-negara timur maupun barat, serta propaganda-propaganda lainnya.

Semua itu merupakan kepanjangan tangan dari strategi setan yang telah digunakan terhadap Adam sejak dahulu kala, yaitu menghiasi dan membuat indah kebatilan, membuat buruk kebaikan dan membuat orang benci kepadanya. Allah berfirman dalam Surah An-Nahl ayat 63 yang artinya: “Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetapi setan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk).”

Demi Allah, ini adalah jalan yang berbahaya karena manusia ketika kebatilan dihias hingga terlihat sebagai kebaikan, ia akan berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkan apa yang ia anggap benar tersebut meskipun akan membawa kehancuran. (Ucapan ini bukankah kita semua sudah melihat kebenaran dan bukti nyata yang terjadi di Masyarakat dan di sekitar kita??? Apakah semua bukti-bukti ini masih belum cukup untuk membuat kita sadar???)

Allah berfirman dalam Surah Al-Kahfi ayat 103-104 yang artinya: “Katakanlah: ‘Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya’”.

Setan-setan ini berusaha menghalangi manusia dari agama Allah serta memerangi para kekasih Allah dan menyangka bahwa dirinya berada dalam kebenaran dan hidayah. (Sungguh tertipu!). Allah berfirman dalam Surah Az-Zukhruf ayat 37 yang artinya: “Dan sesungguhnya setan-setan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk.”

Inilah sebab yang membuat orang-orang kafir lebih mementingkan dunia dan berpaling dari akhirat.

Allah berfirman dalam Surah Fushshilat ayat 25 yang artinya: “Dan Kami tetapkan bagi mereka teman-teman yang menjadikan mereka memandang bagus apa yang ada di hadapan dan di belakang mereka.”

Teman-teman di sini adalah para setan yang menghiasi segala urusan dunia yang ada di depan mereka lalu menyerukan mereka agar mendustakan akhirat. Mereka pun menghiasi hal ini hingga orang-orang kafir tersebut mengingkari hari kebangkitan, hisab, surga, dan neraka.

2.    Menamakan Kemaksiatan dan Hal-Hal Haram Dengan Nama-Nama yang Disukai atau Menyenangkan.

Salah satu cara setan menipu manusia dan menghiasi kebatilan adalah dengan menyebut hal-hal haram, kekejian dan kemaksiatan dengan nama-nama yang disukai hati sebagai tipu daya terhadap manusia, agar keburukan dan kekejian tersamar juga mengaburkan fakta. Contohnya adalah ketika setan menyebut pohon yang diharamkan dengan pohon khuldi (keabadian) agar Adam tergoda untuk memakannya seperti yang Allah abadikan dalam Al-Qur’an Surah Thaha ayat 120 yang artinya: “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?”

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah Rahimahullah mengatakan, “Dari sini, para pengikut setan mewarisi penyebutan benda-benda yang haram dengan aneka sebutan yang menyenangkan hati. Mereka menyebut khamr dengan nama ummu al-afrah (pangkal kegembiraan). Mereka sebut riba dengan muamalah dan mereka sebut kezaliman dengan hak-hak penguasa.”

Hari ini, mereka menyebut riba dengan nama faidah (manfaat, bunga). Tarian, artis, aktor, penyanyi, perbuatan mesum, lagu, drama dan patung, mereka sebut dengan seni. Pengumbaran aurat perempuan dinamakan dengan kebebasan perempuan/emansipasi wanita, ikhtilath (pencampuran) antara lelaki dengan perempuan dinamakan dengan kemajuan dan masyarakat modern. Semua ini mereka lakukan guna menarik hati manusia agar cenderung kepada kekejian dan keburukan.

Dukun dan penyihir mereka namakan sebagai paranormal dan orang pintar. Para pelacur mereka namakan wanita penghibur atau PSK (Pekerja Sex Komersial) artinya perbuatan para pelacur itu juga dianggap sebagai profesi dan pekerjaan yang perlu keahlian dan diapresiasi untuk menutupi keburukannya sehingga tidak dianggap sebagai sebuah perbuatan buruk. Bahkan kami dahulu pernah mendengar ucapan bahwa kita harus menghargai para pelacur tersebut karena dari keringat mereka walaupun haram mereka juga bisa membangun masjid dan melakukan kebaikan-kebaikan lainnya dari hasil perbuatan pelacuran tersebut. Padahal kita tahu bahwa Allah tidak menerima kecuali sesuatu yang baik (asal dan caranya) bukan hanya sekedar ikhlas. Jika semua orang beralasan dengan ikhlas, semua penjahat, perampok, pembunuhan dan pemusnahan massal umat manusia, perbuatan syirik, perbuatan bid'ah, maksiat, dan dosa-dosa besar lainnya juga bisa diterima kalau begitu jika pelakunya mengaku ikhlas. Makanya tidak heran jika akhirnya muncul legalnya perbuatan zina jika pelakunya sama-sama ikhlas alias suka sama suka. 

Benarlah yang dikatakan bahwa semakin jauh dari masa kenabian, maka manusia akan semakin rusak. Sementara wahyu telah terputus semenjak Rasulullah wafat dan tidak ada lagi Nabi dan Rasul baru karena Rasulullah adalah penutup para Nabi dan Rasul sehingga yang ada hanya pengakuan manusia-manusia yang menjadi nabi-nabi palsu. Tidak heran jika kebodohan semakin merajalela tapi dibungkus dengan istilah kemajuan zaman dan kecanggihan teknologi. Tidak heran jika manusia-manusia yang masih berusaha berpegang teguh dengan agamanya yang murni, semakin asing di tengah-tengah kaum dan masyarakatnya.


Bersambung…….!!!

Baca selanjutnya Metode Setan Dalam Menyesatkan Manusia 2


Referensi

 Al-Qur'anul Karim dan Al-Hadits

Adham, Ibrahim Kamal. 2009. Kupas Tuntas Jin & Sihir. Jakarta: Darus Sunnah

Al-Asyqar, Umar Sulaiman. 2017. Rahasia Alam Malaikat, Jin dan Setan. Jakarta: Qisthi Press

As-Suyuthi, Imam. 2006. Jin. Jakarta: Darul Falah

Al-Jauziyah, Ibnu Qayyim. 2017. Miftah Daris Sa’adah Kunci Kebahagian di Dunia dan Akherat Jilid 1. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i

____________________. 1998. Madarijus Salikin (Pendakian Munuju Allah) Penjabaran Kongkrit Iyyaka Na’budu wa Iyyaka Nasta’in. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar

____________________. 2012. Fawaidul Fawaid: Menyelami Samudra Hikmah dan Lautan Ilmu Menggapai Puncak Katajaman Batin Menuju Allah. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i

Amri, Yasir dan Syahirul Alim Al-Adib. 2012. Sendiri Mengusir Gangguan Jin. Solo: Aqwam

Abdat, Abdul Hakim bin Amir. 2003. Alam Jin Menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah (Bantahan terhadap buku: Dialog Dengan Jin Muslim). Jakarta: Darul Qolam.

Arifuddin. 2015. Ruqyah Syar'iyyah Tanpa Kesurupan Seri 1. Malang: YBM

Amin, Abul-Mundhir Khalil ibn Ibrahim. 2005. The Jinn and Human Sickness Remedies in the Light of the Qur'an and Sunnah. Riyadh: Darussalam.

Bali, Wahid Abdussalam. 2014. Ruqyah: Jin, Sihir & Terapinya. Jakarta: Ummul Qura. 

______________. 2005. Sihir & Guna-Guna Serta Tata Cara Mengobatinya Menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi'i

bin Najar, Nashir bin Ahmad. 2016. Mengatasi Sihir dan Kesurupan Sesuai Tuntunan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Solo: Thibbia

Jauzi, Ibnul. 2014. Talbis Iblis. Jakarta: Darus Sunnah.

Philips, Abu Aminah Bilal. 2012. Ibn Taymiyah's Essay on The Jinn (Demons). IIPH


Komentar

Popular Posts

Download Buku Al-Arabiyah Baina Yadai Auladina (ABY untuk Anak-Anak)

Download Buku Al-Arabiyah Baina Yadaik (Cetakan Baru)

Mengenal Jenis-Jenis Sayuran

Download Buku Durusul Lughah Versi Bahasa Inggris Complete (Jilid 1-8)

Download Buku Belajar Bahasa Arab Untuk Anak-Anak (Arabic Talking Books Full Set) Plus Audio and Video

Sejarah Perkembangan Membran Sel

Download Buku Bacaan Berbahasa Arab Untuk Anak-Anak 1