Metode Setan Dalam Menyesatkan Manusia
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Ibnu Jauzi Rahimahullah dalam kitab beliau Talbis
Iblis halaman 29 berkata bahwa, kata تلبيس (godaan) bermakna menampakkan sesuatu yang
batil dalam wujud kebenaran. Kata غرور (tipu muslihat) adalah bagian dari
kebodohan yang menyebabkan seseorang meyakini suatu yang buruk sebagai kebaikan
dan sesuatu yang murahan sebagai keistimewaan. Faktor utamanya adalah adanya
syubhat yang mendorong untuk itu. Iblis bisa menggoda dan menebarkan tipu
muslihat kepada umat manusia tergantung seberapa besar mereka memberikan
peluang dan ruang gerak kepada Iblis. Cengkraman Iblis akan semakin kuat atas
mereka tergantung kewaspadaan atau kelalaian mereka, dan tergantung pada
kebodohan atau kepintaran mereka.
Perhatikan perumpaan bagus yang dibuat oleh Ibnul
Jauzi Rahimahullah berikut ini.
"Ketahuilah! Hati itu laksana benteng. Benteng itu
dikelilingi pagar-pagar. Sementara di pagar-pagar itu terdapat pintu-pintu. Di
pintu-pintu itu terdapat celah-celah. Sedangkan penghuni benteng itu adalah
akal. Malaikat senantiasa datang menyambangi benteng tersebut. Di samping hati
itu terdapat lembah yang dihuni oleh hawa nafsu yang selalu disambangi oleh
setan-setan yang bebas keluar masuk tanpa ada penghalang. Penghuni benteng dan
penghuni lembah akan selalu berperang. Setan-setan senantiasa berputar-putar
mengitari benteng sambil menanti kelalaian penjaga agar bisa masuk melalui
celah-celah pintu. Untuk itu sang penjaga dituntut agar waspada, mengetahui
semua pintu-pintu, baik yang masih utuh maupun yang terdapat celah, dan
janganlah lalai walaupun barang sedikit pun, karena musuh tidak pernah berhenti
mengintai.
Benteng itu mendapatkan sinar dengan dzikir dan bisa
terang benderang dengan keimanan yang kuat. Di dalamnya terdapat kaca berkilap
yang mampu menangkap setiap gambar yang melintasinya.
Taktik pertama setan di dalam lembah itu dengan
memperbanyak asap, sehingga tembok-tembok benteng nampak hitam dan kaca
berkilap tampak kusam. Nalar yang beninglah yang dapat mengusir asap tersebut
dan dzikir yang murni yang dapat mengkilatkan kaca itu lagi.
Setan tak henti-hentinya melakukan serangan. Suatu
saat ia menyerang dan dapat memasuki benteng, tetapi penjaga menghalaunya
sehingga ia pun keluar. Terkadang ia bisa masuk dan berbuat kerusakan di
dalamnya. Terkadang juga ia bisa menetap di dalam sana karena kelalaian
penjaganya.
Suatu ketika hembusan angin pengusir asap tidak
terlalu kencang sehingga tembok-tembok menghitam dan kacanya kusam, sehingga
setan dengan mudah masuk ke dalamnya tanpa diketahui oleh penjaga. Bahkan
terkadang penjaga terluka karena kelalaiannya, sehingga ia ditawan,
dimanfaatkan, dan dipakai setan sebagai rekayasa untuk mencari kepuasan hawa
nafsu dan membantu usahanya, sehingga ada yang menjadi otak dalam segala
keburukan.
Sebagian salafush-shalih berkata, bahwa suatu saat
saya bertemu setan dan ia berkata kepadaku, “Dulu saya mendatangi umat manusia,
lalu saya mengajari keburukan kepada mereka, sekarang saya mendatangi mereka
untuk berguru kepada mereka.”
Suatu saat setan menyerang seorang yang cerdas dan
pintar, namun ia masih ditunggangi hawa nafsu yang besar, sehingga setan
menampilkannya dengan sangat memikat dan orang itu pun sibuk memandanginya dan
terkagum-kagum dengan dirinya sendiri. Akhirnya ia berhasil ditawan oleh setan.
Sementara tali setan yang paling kuat untuk mengikat
tawanannya adalah kebodohan. Tali yang kekuatannya tidak seberapa adalah hawa
nafsu. Tali yang paling rapuh adalah kelalaian. Selama perisai keimanan masih
ada dalam diri seorang mukmin maka panah setan tidak akan mengenai sasaran yang
mematikan. (Kami (penulis artikel ini) mengatakan bahwa walaupun dikatakan
bahwa kelalaian adalah tali yang paling rapuh tapi jika sudah bertemu dan
dikawinkan dengan hawa nafsu maka akan melahirkan dosa dan kemaksiatan yang
dapat menghancurkan benteng dan mematikan hati jika pelakunya tidak segera
sadar. Wallahu A’lam)
Hasan bin Shalih Rahimahullah berkata, “Sesungguhnya
setan akan membuka 99 (sembilan puluh sembilan) pintu kebaikan bagi seseorang,
untuk menggiringnya agar terjerumus ke dalam satu pintu keburukan.”
Diceritakan dari Al-A’masy, ia berkata, “Seseorang
yang pernah berbincang-bincang dengan jin telah memberitahukan kepada kami,
bahwa para jin berkata, “Tiada orang yang lebih menyulitkan kami daripada
seorang yang berpegang pada Sunnah. Adapun orang-orang yang dikuasai hawa
nafsunya maka kami bisa bermain-main dengan mereka.”
***
Kami (penulis artikel) katakan bahwa kita jangan sampai salah berpikir bahwa setan itu tidak mungkin mengajarkan kebaikan dan memberikan nasehat tentang kebaikan, bukankah Iblis sebagai nenek moyang mereka dulu juga menipu Adam dengan mengatakan bahwa dirinya adalah seorang penasehat yang terpercaya yang maksudnya adalah dia tidak mengatakan sebuah ucapan atau nasehat melainkan demi kebaikan Adam, tapi nyatanya itu semua hanyalah tipu muslihat Iblis untuk menjerumuskan Adam ketika sudah percaya dengan ucapannya. Buktinya setelah Adam menuruti ucapan Iblis malah celaka kan?! Masih belum percaya juga kah kita akan keburukan Iblis dan masih senang mengikuti Iblis dan bala tentaranya?
Makanya jangan heran jika pasukan Iblis dari golongan manusia akan terus dan sering menggembar-gemborkan bahwa perbuatan yang mereka lakukan, nasehat yang mereka berikan, semua itu adalah kebaikan dan demi kebaikan. Jika Anda mengikuti seruan-seruan Iblis dan bala tentaranya baik dari kalangan jin dan manusia, lambat laun kita akan disesatkan dan diseret perlahan-lahan tanpa kita sadari.
Inginkah kita ketika kita sadar ternyata semua telah terlambat dan
kita sedang berdiri di tepi jurang jahannam?! Jika itu yang Anda inginkan, maka
teruslah berada dalam kebodohan, mengikuti hawa nafsu dan kelalaian yang abadi,
teruslah bermimpi dan berangan-angan hingga Anda melihat kebenaran yang kami
katakan tapi semua sudah terlambat dan yang ada tinggallah penyesalan tanpa
akhir.
***
Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar dalam kitab beliau Rahasia Alam Malaikat, Jin dan Setan, mengatakan bahwa setan tidaklah mendatangi
manusia kemudian mengatakan, “Tinggalkanlah kebaikan ini lakukanlah hal-hal yng
buruk itu agar engkau menjadi orang yang sengsara di dunia maupun akhirat.”
Jika setan berbuat demikian, tak seorang pun manusia yang mau patuh kepadanya,
tetapi setan menempuh banyak cara untuk mengecoh para hamba Allah.
Syaikh Wahid Abdussalam Bali mengatakan bahwa
seandainya ada orang yang telah menekuni suatu pekerjaan selama lima puluh
tahun – misalnya – dapat dipastikan kalau ia sangat paham dan mengerti seluk
beluk, tata cara dan segala rahasia pekerjaan tersebut. Demikian pula Iblis,
sejak Allah mengusirnya dari surga hingga sekarang ini, pekerjaannya hanyalah
menyesatkan dan menjerumuskan manusia. Masa, serta pengalamannya yang sangat
lama, sangat membantunya untuk menciptakan berbagai cara dan seni
menjerumuskan, serta menggoda dan menyesatkan manusia.
Berikut ini merupakan berbagai macam metode/cara setan menggoda, menjerumuskan dan
menyesatkan manusia yang diantaranya adalah:
1. Menghiasi Kebatilan
Cara ini adalah cara yang telah dan senantiasa ditempuh oleh setan untuk menyesatkan para hamba. Setan menampakkan kebatilan dalam wujud kebenaran, menampakkan kebenaran dalam baju kebatilan.
Terhadap
manusia, setan selalu mengecohnya untuk menganggap baik kebatilan dan benci
pada kebenaran sehingga ia pun terdorong untuk melakukan kemungkaran dan
berpaling dari kebenaran. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh setan yang
terkutuk kepada Tuhannya yang Allah abadikan dalam Surah Al-Hijr ayat 39 yang
artinya: “Ya Tuhanku, karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku
akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan
pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang
mukhlis di antara mereka.”
Dalam konteks ini, Ibnu Qayyim Rahimahullah dalam kitab beliau
Ighatsah al-Lahfan 1/130, mengatakan, “Salah satu bentuk tipu daya setan adalah
selalu menyihir (memperdaya) akal agar dapat menipunya. Tidak ada yang selamat
dari sihir setan, kecuali mereka yang dikehendaki oleh Allah. Terhadap perbuatan
yang merugikan, setan menghiasinya hingga manusia menganggapnya sebagai hal
yang paling bermanfaat. Selanjutnya, setan membuatnya menjauh dari sesuatu yang
paling bermanfaat hingga ia membayangkan bahwa itu adalah sesuatu yang
merugikan. Tidak ada Illah kecuali Allah. Betapa banyak fitnah yang dialami
oleh manusia akibat sihir tersebut. Betapa setan menampakkan dan memperlihatkan
kebatilan dalam wujud kebaikan lalu mencemooh kebenaran dan menampakkannya
dalam wujud yang menjijikkan. Betapa banyak setan menghiasi kepalsuan di mata
orang-orang cerdas dan betapa banyak ia menjual kepalsuan di mata para orang
arif. Setanlah yang telah menyihir akal sehingga mencampakkan para pemilik akal
ini ke dalam bermacam-macam keinginan dan pemikiran yang berbeda-beda, menjebak
mereka di jalan kesesatan, mencampakkan mereka dalam kehancuran, membuat mereka
memandang indah terhadap penyembahan berhala, memutus tali silaturahmi, mengubur
bayi-bayi perempuan, mengawini ibu sendiri, menjanjikan surga bersama
kekafiran, kefasikan, dan maksiat. Kepada mereka, setan menampakkan kemusyrikan
dalam wujud penghormatan yang paling agung, kekufuran terhadap sifat-sifat
Allah, keluhuran, dan Kalam-Nya dalam bungkus penyucian. Meninggalkan amar
makruf dan nahi mungkar dalam bungkus cinta sesama manusia, kebaikan akhlak,
dan wujud pengamalan firman Allah: “Jagalah dirimu.” (QS. Al-Ma’idah: 105) Ia
tampakkan penolakan terhadap ajaran yang dibawa oleh Rasulullah dalam bungkus taklid,
mencukupkan diri dengan kata-kata orang yang lebih pandai. Ia tampakkan sikap
munafik dan menjilat dalam agama Allah dalam bungkus logika mencari hidup yang
membuat hamba bisa berbaur dengan sesama manusia.”
Dengan cara ini, Iblis berhasil membuat Adam mau
memakan buah yang diharamkan Allah. Adam, bahkan hampir yakin bahwa itu adalah
buah khuldi yang jika ia makan, buah ini membuatnya abadi di dalam surga atau
menjadi salah satu malaikat Allah. Karena itulah, Adam mengikuti kata-kata
setan sehingga dikeluarkan dari surga.
Lihatlah bagaimana di zaman sekarang para wali setan
menggunakan cara ini untuk menyesatkan para hamba.
Sebagai contoh adalah propaganda komunisme dan
sosialisme (dan isme-isme lainnya). Mereka meyakini bahwa inilah madzhab yang
akan menyelamatkan umat manusia dari kebingungan, kegelisahan, kelaparan, dan
keterlantaran. Propaganda-propaganda yang menyerukan para perempuan untuk
keluar dengan telanjang dan tanpa berhijab atas nama kebebasan dan emansipasi
wanita. Menyerukan drama rendahan yang di dalamnya harga diri diinjak-injak
sementara kehormatan dicabik-cabik atas nama seni.
Ditambah dengan sejumlah gagasan beracun yang
menyerukan untuk menitipkan uang di bank-bank riba untuk mendapatkan keuntungan
yang melimpah. Berbagai propaganda yang menuduh bahwa berpegang pada agama
merupakan langkah ke belakang, kejumudan, dan kemunduran (juga dianggap kuno
serta ketinggalan jaman). Propaganda yang menganggap para penyeru Islam sebagai
orang-orang kurang waras dan menjadi budak bagi negara-negara timur maupun
barat, serta propaganda-propaganda lainnya.
Semua itu merupakan kepanjangan tangan dari strategi
setan yang telah digunakan terhadap Adam sejak dahulu kala, yaitu menghiasi dan
membuat indah kebatilan, membuat buruk kebaikan dan membuat orang benci
kepadanya. Allah berfirman dalam Surah An-Nahl ayat 63 yang artinya: “Demi
Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat
sebelum kamu, tetapi setan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan
mereka (yang buruk).”
Demi Allah, ini adalah jalan yang berbahaya karena
manusia ketika kebatilan dihias hingga terlihat sebagai kebaikan, ia akan
berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkan apa yang ia anggap benar tersebut
meskipun akan membawa kehancuran. (Ucapan ini bukankah kita semua sudah melihat
kebenaran dan bukti nyata yang terjadi di Masyarakat dan di sekitar kita???
Apakah semua bukti-bukti ini masih belum cukup untuk membuat kita sadar???)
Allah berfirman dalam Surah Al-Kahfi ayat 103-104 yang
artinya: “Katakanlah: ‘Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang
orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah
sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka
bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya’”.
Setan-setan ini berusaha menghalangi manusia dari
agama Allah serta memerangi para kekasih Allah dan menyangka bahwa dirinya
berada dalam kebenaran dan hidayah. (Sungguh tertipu!). Allah berfirman dalam
Surah Az-Zukhruf ayat 37 yang artinya: “Dan sesungguhnya setan-setan itu
benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa
mereka mendapat petunjuk.”
Inilah sebab yang membuat orang-orang kafir lebih
mementingkan dunia dan berpaling dari akhirat.
Allah berfirman dalam Surah Fushshilat ayat 25 yang
artinya: “Dan Kami tetapkan bagi mereka teman-teman yang menjadikan mereka
memandang bagus apa yang ada di hadapan dan di belakang mereka.”
Teman-teman di sini adalah para setan yang menghiasi
segala urusan dunia yang ada di depan mereka lalu menyerukan mereka agar
mendustakan akhirat. Mereka pun menghiasi hal ini hingga orang-orang kafir
tersebut mengingkari hari kebangkitan, hisab, surga, dan neraka.
2. Menamakan Kemaksiatan dan Hal-Hal Haram Dengan Nama-Nama yang Disukai atau Menyenangkan.
Salah satu cara setan menipu manusia dan menghiasi
kebatilan adalah dengan menyebut hal-hal haram, kekejian dan kemaksiatan dengan
nama-nama yang disukai hati sebagai tipu daya terhadap manusia, agar keburukan
dan kekejian tersamar juga mengaburkan fakta. Contohnya adalah ketika setan
menyebut pohon yang diharamkan dengan pohon khuldi (keabadian) agar Adam
tergoda untuk memakannya seperti yang Allah abadikan dalam Al-Qur’an Surah Thaha ayat 120 yang artinya: “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon
khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?”
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah Rahimahullah mengatakan, “Dari sini, para
pengikut setan mewarisi penyebutan benda-benda yang haram dengan aneka sebutan
yang menyenangkan hati. Mereka menyebut khamr dengan nama ummu al-afrah
(pangkal kegembiraan). Mereka sebut riba dengan muamalah dan mereka sebut
kezaliman dengan hak-hak penguasa.”
Hari ini, mereka menyebut riba dengan nama faidah
(manfaat, bunga). Tarian, artis, aktor, penyanyi, perbuatan mesum, lagu, drama
dan patung, mereka sebut dengan seni. Pengumbaran aurat perempuan dinamakan
dengan kebebasan perempuan/emansipasi wanita, ikhtilath (pencampuran) antara lelaki dengan
perempuan dinamakan dengan kemajuan dan masyarakat modern. Semua ini mereka lakukan guna
menarik hati manusia agar cenderung kepada kekejian dan keburukan.
Dukun dan penyihir mereka namakan sebagai paranormal dan orang pintar. Para pelacur mereka namakan wanita penghibur atau PSK (Pekerja Sex Komersial) artinya perbuatan para pelacur itu juga dianggap sebagai profesi dan pekerjaan yang perlu keahlian dan diapresiasi untuk menutupi keburukannya sehingga tidak dianggap sebagai sebuah perbuatan buruk. Bahkan kami dahulu pernah mendengar ucapan bahwa kita harus menghargai para pelacur tersebut karena dari keringat mereka walaupun haram mereka juga bisa membangun masjid dan melakukan kebaikan-kebaikan lainnya dari hasil perbuatan pelacuran tersebut. Padahal kita tahu bahwa Allah tidak menerima kecuali sesuatu yang baik (asal dan caranya) bukan hanya sekedar ikhlas. Jika semua orang beralasan dengan ikhlas, semua penjahat, perampok, pembunuhan dan pemusnahan massal umat manusia, perbuatan syirik, perbuatan bid'ah, maksiat, dan dosa-dosa besar lainnya juga bisa diterima kalau begitu jika pelakunya mengaku ikhlas. Makanya tidak heran jika akhirnya muncul legalnya perbuatan zina jika pelakunya sama-sama ikhlas alias suka sama suka.
Benarlah yang dikatakan bahwa semakin jauh dari masa kenabian, maka manusia akan semakin rusak. Sementara wahyu telah terputus semenjak Rasulullah wafat dan tidak ada lagi Nabi dan Rasul baru karena Rasulullah adalah penutup para Nabi dan Rasul sehingga yang ada hanya pengakuan manusia-manusia yang menjadi nabi-nabi palsu. Tidak heran jika kebodohan semakin merajalela tapi dibungkus dengan istilah kemajuan zaman dan kecanggihan teknologi. Tidak heran jika manusia-manusia yang masih berusaha berpegang teguh dengan agamanya yang murni, semakin asing di tengah-tengah kaum dan masyarakatnya.
Bersambung…….!!!
Baca selanjutnya Metode Setan Dalam Menyesatkan Manusia 2
Referensi
Al-Qur'anul Karim dan Al-Hadits
Adham, Ibrahim Kamal. 2009. Kupas Tuntas Jin & Sihir. Jakarta: Darus Sunnah
Al-Asyqar, Umar Sulaiman. 2017. Rahasia Alam Malaikat, Jin dan Setan. Jakarta: Qisthi Press
As-Suyuthi, Imam. 2006. Jin. Jakarta: Darul Falah
Al-Jauziyah, Ibnu Qayyim. 2017. Miftah Daris Sa’adah Kunci Kebahagian di Dunia dan Akherat Jilid 1. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i
____________________. 1998. Madarijus Salikin (Pendakian Munuju Allah) Penjabaran Kongkrit Iyyaka Na’budu wa Iyyaka Nasta’in. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar
____________________. 2012. Fawaidul Fawaid: Menyelami Samudra Hikmah dan Lautan Ilmu Menggapai Puncak Katajaman Batin Menuju Allah. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i
Amri, Yasir dan Syahirul Alim Al-Adib. 2012. Sendiri Mengusir Gangguan Jin. Solo: Aqwam
Abdat, Abdul Hakim bin Amir. 2003. Alam Jin Menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah (Bantahan terhadap buku: Dialog Dengan Jin Muslim). Jakarta: Darul Qolam.
Arifuddin. 2015. Ruqyah Syar'iyyah Tanpa Kesurupan Seri 1. Malang: YBM
Amin, Abul-Mundhir Khalil ibn Ibrahim. 2005. The Jinn and Human Sickness Remedies in the Light of the Qur'an and Sunnah. Riyadh: Darussalam.
Bali, Wahid Abdussalam. 2014. Ruqyah: Jin, Sihir & Terapinya. Jakarta: Ummul Qura.
______________. 2005. Sihir & Guna-Guna Serta Tata Cara Mengobatinya Menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi'i
bin Najar, Nashir bin Ahmad. 2016. Mengatasi Sihir dan Kesurupan Sesuai Tuntunan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Solo: Thibbia
Jauzi, Ibnul. 2014. Talbis Iblis. Jakarta: Darus Sunnah.
Philips, Abu Aminah Bilal. 2012. Ibn Taymiyah's Essay on The Jinn (Demons). IIPH
Komentar
Posting Komentar