Nasehat Indah Dari Imam Al-Barbahari
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Pembahasan ini bisa disebut bonus dan إن شاء الله masih ada satu lagi pembahasan bonus dari kami lainnya terkait fenomena pemanggilan arwah.
Kami merasa
perlu untuk memperjelas tentang bid’ah agar kita bisa lebih paham lagi dan
tidak lagi menunjukkan kebodohan kita yang sebenarnya walaupun diri kita dan
pendukung kita merasa kalau kita itu pintar dan di atas kebenaran. Jika Anda memang
benar, tunjukkan buktinya! Apa yang menjadi pendukung dan penguat pendapat dan
perbuatan Anda? Jika dalil dari wahyu yang shahih yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah
tidak ada, dari akal yang sehat juga tidak mendukung, maka jawabannya pasti
dari hawa nafsu dan setan walaupun pendukung Anda banyak.
Source: whaleshares.io |
Bukankah banyaknya
sesuatu (kuantitas) semenjak dahulu tidak menunjukkan nilai (kualitas) sebuah
sesuatu? Bukankah sudah banyak dalil yang menjelaskan tentang hal ini? Bahkan
kita ummat muslim di zaman penuh fitnah ini bagaikan buih, secara kuantitas
banyak tapi secara kualitas perlu dipertanyakan lagi. Nyatanya memahami kata/definisi
bid’ah saja masih salah. Itu baru satu contoh yang menunjukkan bahwa keislaman
kita masih jauh dari standar kualitas seorang muslim yang ideal. Mengaku beragama
Islam tapi asing dan tidak paham dengan agamanya sendiri. Ya kan aneh saja!!! Apakah
semua hanya sekadar klaim saja? Buktikan kalau begitu.
Perlu dicatat
lagi bahwa jika pemahaman kita salah terhadap sesuatu, maka pasti hasil
kesimpulan kita pun akan salah. Jika cara berpikir, memahami dan menyimpulkan
sesuatu sudah salah, pasti perbuatan yang dilakukan juga salah. Masih tidak
percaya? Bukankah sudah banyak buktinya disekitar kita? Oleh karena itu, inti
dari agama ini adalah pemahaman sehingga dengan pemahaman yang benar maka akan
lahir amal/perbuatan (ucapan, kayakinan dan seterusnya) yang benar pula.
Kenapa ada
manusia yang sesat dan menyimpang? Karena ilmu dan pemahamannya salah atau karena
bodoh dan tidak berilmu. Tapi ada juga manusia yang mengetahui ilmu yang benar
tapi perbuatannya salah karena lebih condong mengikuti hawa nafsu. Intinya,
jika Anda ingin semua ibadah (perbuatan, ucapan, amalan hati dan seterusnya)
diterima oleh Allah, maka syarat pertama, Anda harus belajar mencari ilmu dari
guru yang lurus dan benar. Bagaimana jika bingung mendeteksi mana guru yang
lurus dan benar? Salah satu ciri-cirinya jika semua ucapan dan perbuatannya
berdasarkan Sunnah yang shahih. Sunnah yang shahih yang bagaimana? Yang sesuai
Al-Qur’an dan Hadits-Hadits yang shahih serta berdasarkan pemahaman para
Shahabat. Setelah mendapatkan hal ini maka selanjutnya belajar mengamalkan
ilmunya dan belajar menahan hawa nafsu dan penghalang-penghalang lainnya serta
banyak-banyak berdoa. Jika dalam tahap awal belajar Anda sudah salah memilih
guru dan salah memilih materi apa dulu yang perlu dipelajari ya jangan salahkan
siapa-siapa jika seperti itu. Termasuk salah dalam memilih teman. Adapun pengertian apa itu Sunnah, Anda bisa membaca kitab Ushulus Sunnah karya Imam Al-Huamidi atau kitab sejenis lainnya.
Satu hal yang perlu dicatat bahwa, jangan lupa meluruskan niat dalam mencari ilmu hanya untuk mencari wajah dan ridho Allah semata juga untuk mencari kebenaran, bukan diniatkan agar bisa menang berdebat, agar sekedar tahu agar tidak dianggap bodoh, agar dianggap sebagai orang yang berilmu atau untuk mendapatkan dunia, jabatan, kehormatan dan seterusnya. Barangsiapa yang niatnya ikhlas hanya untuk Allah dan caranya benar dalam belajar, إن شاء الله, Allah akan menunjukkan jalan-jalan-Nya .
Jika pemahaman
Anda benar, Anda tidak mungkin melakukan bid’ah (sekali lagi dalam hal agama,
jangan gagal paham lagi, akibatnya bisa parah dan berbahaya), Anda tidak
mungkin berani menghina, berani berbuat syirik, berani menjatuhkan kehormatan,
menghina, mencaci maki dan merendahkan serta meremehkan orang lain yang menasehati dalam kebenaran dan seterusnya.
Semua perbuatan buruk dan baik itu ukurannya agama (syari’at) bukan pendapat
pribadi, pendapat gurunya atau pendapat orang banyak. In syaa Allah suatu saat
kami akan berusaha mengupas tentang salah berlogika, juga salah dalam
mengindentifikasi kebenaran dalam sebuah ilmu dalam bidang biologi yang disebut
pseudo sains dan sejenisnya.
Jika Allah dan
Rasul-Nya menyatakan yang benar itu A, walaupun manusia seluruh bumi sejak awal
hingga akhir bersatu dan menyatakan bahwa yang benar itu B, semua itu tidak
akan diterima oleh Allah dan sia-sia saja perbuatan tersebut. Karena Agama ini hanya
milik Allah maka yang berhak membuat peraturan dan membuat nilai itu hanya
Allah dan semua itu sudah Allah kabarkan dan ajarkan kepada Rasulullah ﷺ, jadi jalan selamat hanya lewat satu pintu
yaitu mengikuti Rasulullah ﷺ saja.
Jika Anda tidak percaya dan mengatakan masih banyak pintu yang bisa dimasuki ya
tidak mengapa. Bukankah semua akibat perbuatan yang kita lakukan akan kita
tanggung sendiri. Masakan Anda yang berbuat lalu kami yang tidak ikut-ikutan
berbuat apalagi mendukung dan menyetujui perbuatan yang salah bakalan ikut
dihukum? Bahkan kami tidak akan ditanyai tentang perbuatan sesat dan menyimpang
orang lain, tapi kami akan ditanyai dan mempertanggung-jawabkan perbuatan kami
sendiri. Makanya orang yang sama-sama berbuat jahat pun hukumannya kadang tidak
sama tergantung besar dan perannya dalam perbuatan tersebut. Allahu A’lam.
___ooOoo___
Oleh karena itu, kami akan
mencuplik sebuah nasehat mutiara yang sangat indah dan berharga dari karya emas Imam Al-Barbahari
Rahimahullah dalam kitab beliau Syarhus Sunnah yang membahas tentang aqidah dan bahaya bid'ah.
Beliau berkata
pada point 8 yang artinya: “Ketahuilah! – mudah-mudahan Allah merahmatimu –
bahwa agama ini datang dari sisi Allah. Agama ini tidak diletakkan di atas
akal-akal manusia dan pendapat-pendapat mereka. Pengetahuan tentangnya berada
di sisi Allah dan Rasul-Nya. Maka, jangan sekali-kali engkau mengikuti sedikit
pun (dari agama) dengan hawa nafsumu, sehingga engkau pun terlepas dari agama
dan keluar dari islam. Karena sungguh engkau tidak memiliki satu hujjah
(alasan) pun terhadap apa yang kau lakukan. Rasulullah ﷺ telah menjelaskan sunnah ini kepada
umatnya dan menerangkannya kepada para shahabatnya, yang mereka adalah al-jama’ah
dan as-Sawadul A’zham. Yang dimaksud dengan as-Sawadul A’zham adalah kebenaran
dan pengikutnya. Maka dari itu, siapa yang menyelisihi para sahabat Rasulullah ﷺ dalam perkara
agama, maka ia telah kafir."
Beliau berkata
pada point 5 yang artinya: “Ketahuilah! Bahwasanya tidaklah manusia melakukan
satu bid’ah sampai mereka meninggalkan satu sunnah yang semisal dengannya. Maka,
hati-hatilah terhadap perkara yang baru dalam agama. Karena setiap perkara yang
baru adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah sesat, dan kesesatan beserta
pelakunya berada di neraka.”
Beliau berkata
pada point 6 yang artinya: “Hati-hatilah terhadap perkara-perkara baru yang
kecil (dalam agama). Karena bid’ah yang kecil lambat laun akan menjadi besar. Seperti
itulah setiap bid’ah yang diada-adakan dalam tubuh umat ini. Pada awalnya
kecil, mirip dengan kebenaran. Orang yang mengerjakannya pun tertipu. Kemudian,
semakin lama ia tidak bisa keluar darinya. Sehingga menjadi besarlah bid’ah
yang dilakukan tersebut, dan menjadi agama yang ia beragama dengannya. Dengan demikian,
ia pun menyelisihi jalan yang lurus dan keluar dari islam.
Maka perhatikanlah
– mudah-mudahan Allah merahmatimu – perkataan yang engkau dengar dari
orang-orang yang berada di zamanmu secara khusus. Jangan tergesa-gesa dalam
menerimanya, dan jangan turut campur dalam perkataan tersebut sampai engkau
bertanya dan melihat; apakah perkataan tersebut pernah dikatakan oleh para shahabat
Rasulullah ﷺ atau salah seorang
dari ulama. Jika engkau mendapati pada perkataan tersebut atsar (dalil) yang mendukungnya,
maka peganglah ia. Jangan engkau langkahi karena alasan tertentu, dan jangan
sekali-kali membuat pilihan di atasnya, sehingga akibatnya engkau jatuh ke
dalam neraka."
Beliau berkata
pada point 7 yang artinya: “Ketahuilah! Bahwa keluar dari jalan kebenaran itu
ada dua macam. Yang pertama, seorang yang tergelincir dari jalan kebenaran,
sedang ia tidak menginginkan kecuali kebaikan. Maka, orang ini tidak boleh
diikuti ketergelincirannya, karena ia akan membawa kepada kebinasaan. Yang kedua,
seorang yang menentang kebenaran, dan menyelisihi orang-orang yang bertakwa
sebelumnya. Maka, orang ini sesat dan menyesatkan. Ia adalah setan yang
membangkang dalam tubuh umat ini. Wajib bagi orang yang mengetahuinya untuk
memperingatkan manusia agar berhati-hati darinya. Juga menjelaskan tentang
keadaannya, agar tidak ada seorang pun yang terjatuh ke dalam bid’ah yang dia
lakukan, sehingga ia binasa sepertinya."
Beliau berkata
pada point 8 yang artinya: “Ketahuilah – mudah-mudahan Allah merahmatimu –
sesungguhnya tidak sempurna islam seorang hamba sampai ia benar-benar mengikuti,
membenarkan, dan berserah diri. Siapa yang beranggapan bahwa ada suatu ajaran
islam yang tersisa yang belum disampaikan oleh para sahabat Muhammad ﷺ, maka ia telah mendustai mereka. Cukuplah yang
demikian sebagai bentuk perpecahan dan penghinaan kepada para sahabat. Orang yang
beranggapan seperti itu dikatakan sebagai mubtadi’ (ahli bid’ah), sesat, dan
menyesatkan, serta membuat sesuatu yang baru dalam islam yang tidak ada
tuntunan di dalamnya."
___ooOoo___
Demikian cuplikan singkat dari beberapa nasehat beliau Al-Imam Al-Barbahari terkait aqidah dan bahaya bid'ah, jika Anda ingin membaca selengkapnya tentang hal ini, Anda bisa membaca kitab beliau ini.
Sebagai cacatan, Anda yang mungkin
alergi terhadap kata-kata bid’ah juga kafir tentu akan semakin muak dan muntah
juga benci dengan banyak dan seringnya kata-kata ini disebut. Tahukah Anda
siapakah Imam Al-Barbahari? Beliau wafat pada tahun 329 H. Termasuk ulama terdahulu dan
terkenal keilmuannya. Bahkan kata-kata bid’ah saja tidak asing bagi beliau
bahkan memperingatkan kita tentang bahayanya. Lalu, mengapa orang-orang
belakangan seperti kita yang katanya lebih maju dan modern tidak paham dengan
hal seperti ini? Mungkin Anda pikir semua itu telah ketinggalan zaman dan kuno
karena sekarang era modern dan kemajuan teknologi sehingga tidak perlu mendengar ucapan orang-orang yang sudah ketinggalan zaman bahkan sudah wafat. Apalah artinya semua
kemajuan dan kecanggihan tersebut jika ujung perjalan kita adalah masuk neraka?
Mungkin kita berkilah toh kita masuk neraka juga tidak sendirian, banyak
temannya, makin rame makin asyik, yang penting senang di dunia, urusan akherat
urusan belakangan. Sekali lagi, semua keputusan ada ditangan Anda sendiri. Kami
hanya ingin saling menasehati sebagai wujud ketaatan kami pada perintah Ilahi
untuk saling nasehat-manasehati dalam kebenaran juga kesabaran.
Bukankah
menasehati juga butuh kesabaran? Padahal kita ingin mereka selamat tapi yang
kita dapatkan malah cacian, hinaan, permusuhan, kebencian dan seterusnya. Mungkin
Anda pikir bahwa Anda tidak butuh pertolongan, tidak butuh keselamatan dan
nasehat apapun dari orang seperti kami karena nasehat dari guru-guru dan
teman-teman Anda sudah cukup dan pasti benarnya. Sekali lagi, itu hak Anda.
Jika Anda
mengetahui bahwa salah satu hak persahabatan dan pertemanan yang sejati itu
pada dasarnya bukan selalu menyetujui dan mengiyakan semua perbuatan kalian
terutama perbuatan buruk dan menyimpang, tapi pertemanan itu memiliki hak untuk
saling menasehati dalam kebenaran, mau diingatkan jika salah. Apalah artinya
berteman baik dan akrab jika perbuatan salah kalian tidak diingatkan bahkan
terkesan disetujui dan dibiarkan. Teman seperti apa itu yang tega membiarkan
teman dekatnya berada di tepi jurang neraka yang setiap saat bisa terjatuh dan
masuk ke dalamnya. Kecuali temannya sama-sama tidak paham agama ya itulah
akibat salah pilih teman sehingga tidak mengetahui mana jalan yang berbahaya
dan mana jalan keselamatan, bagaimana bisa mengingatkan. Bukankah manusia yang
tidak memiliki apa-apa, tidak bisa memberikan apapun kepada orang lain?
Sekali lagi,
kebenaran dan kebaikan itu pasti ada pewaris dan pendukungnya, begitu juga
dengan keburukan dan kesesatan. Anda dipihak yang mana? Bingung? Jika bingung
maka mulailah berdoa agar diberi hidayah sehingga bisa belajar dan melihat mana
jalan yang lurus dan mana yang menyimpang. Suatu nikmat yang besar jika kita
diberi furqon, ilmu yang bisa membedakan mana kebenaran mana kesesatan, mana
sunnah mana bid’ah, mana tauhid dan mana syirik, mana muslim dan mana kafir,
mana yang munafik dan mana yang mukmin sejati dan seterusnya.
Jika Rasulullah ﷺ manusia yang paling mulia, paling baik akhlaknya, ma’shum dan dosa-dosanya sudah diampuni serta dijamin surga saja masih dibenci, dimusuhi, ingin dibunuh, dicaci maki, diboikot dan seterusnya, begitu juga dengan para Shahabat Ridwanu Ajma’in, para ulama-ulama yang lurus, mereka tidak ada yang selamat dari lisan-lisan para pengikut setan dan hawa nafsu, apalagi kita? Para ulama juga tidak ma’shum apalagi kita? Makanya tidak heran jika para pengikut hawa nafsu itu akan terus mencari-cari kesalahan para ulama-ulama yang lurus aqidahnya dan menyebarkan aib-aibnya, menjatuhkan kehormatannya dan seterusnya agar tidak ada manusia yang mau mengambil ilmu dari mereka sehingga setan dan pasukannya bebas bergerilya menyebarkan kesesatan serta tipu dayanya. Kelak kami in syaa Allah akan membahas hal ini.
Jadi, persoalan tentang bid’ah ini sudah sering dibahas dan diingatkan
oleh ulama-ulama terdahulu hingga ulama saat ini karena pewaris ahli bid’ah
akan selalu ada disetiap masa dan zaman dan yang membela sunnah, mengingkari
bid’ah serta yang beraqidah lurus juga akan tetap selalu ada dan selalu mengingatkan
manusia akan bahaya kesyirikan, bid’ah dan seterusnya. Dan perselisihan (jika
bisa dikatakan begitu) antara Ahlus Sunnah sejati dan Ahlul Bid’ah akan selalu
ada, karena ini sudah sunnatullah, tinggal Anda berada dipihak yang mana. Dan masalah
ini bukan masalah kecil dan sepele karena Ibnu Qayyim Al-Jauziyah Rahimahullah dan
ulama-ulama lainnya tidak akan selalu menyinggung dan mengingatkan hal ini jika
ini adalah masalah yang sepele.
__ooOoo__
Baca selanjutnya Metode Setan Dalam Menyesatkan Manusia
Al-Barbahari, Abu Muhammad al-Hasan bin Ali bin Khalaf. 2017. Syarhus Sunnah. Bogor: Pustaka At-Taqwa
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar