Hikmah Diciptakannya Musibah dan Kepedihan

Gambar
Pinterest 🍫 (1). Melahirkan 'ubudiyyah (ibadah) pada saat kesulitan, yaitu berupa kesabaran. Allah berfirman: وَنَبْلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ ".....Dan Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan." (QS. Al-Anbiyaa': 35) Terhadap ujian (dari Allah) yang berupa kegembiraan dan kebaikan, maka harus disikapi dengan syukur, sedangkan terhadap ujian berupa kesusahan dan keburukan, haruslah disikapi kesabaran. Semua ini tidak terjadi, kecuali bila Allah membalikkan keadaan atas para hamba, sehingga terlihatlah kejujuran pengabdian kepada Allah Ta'ala. Dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ “Sunggu

Mengenal Seluk Beluk Setan dan Tipu Dayanya

Apa yang dimaksud dengan setan?

Dalam bahasa Arab, asy-syaithan digunakan untuk menyebut setiap makhluk yang sombong dan membangkang. Kata ini digunakan untuk menyebut makhluk yang satu ini karena kesombongan dan pembangkangannya kepada Allah.


Setan adalah makhluk yang sudah putus asa terhadap rahmat Allah. Karena itu, Allah menyebutnya dengan Iblis. Al-balas dalam bahasa Arab berarti orang yang tidak memiliki kebaikan, sedangkan ublisa berarti putus asa dan bingung.

Istilah setan juga kadang disebutkan untuk memberikan sifat kepada makhluk yang buruk, durhaka, membangkang dan suka mengganggu manusia baik dari kalangan jin, manusia dan hewan.

Ibnu Jarir Ath-Thabari mengatakan, “Di dalam bahasa Arab, setan berarti setiap pembangkang. Baik dari kalangan manusia, jin, binatang dan lain sebagainya. Begitu pula dengan firman Allah dalam Surat Al-An’am ayat 112: “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Rabbmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkan mereka dan apa yang mereka ada-adakan.”

Allah telah menciptakan setan dari kalangan manusia, sebagaimana Dia juga menciptakan setan dari kalangan jin.

Ibnu Jarir Ath-Thabari juga mengatakan, “Sedangkan alasan disebutnya setiap pembangkang sebagai setan adalah karena tingkah laku dan tindakan serta seluruh budi pekertinya yang sangat jauh dengan nilai-nilai kebaikan.”

Menurut pendapat sekelompok ahlul ilmi, setan adalah nenek moyang jin yang mendurhakai Rabbnya dan menyombongkan diri dari perintah sujud kepada Adam yaitu Iblis. Oleh karena itu, Allah mengusirnya dari surga.

Latar Belakang dan Kerasnya Perseteruan Manusia dengan Setan

Permusuhan antara manusia dan setan merupakan permusuhan yang sudah berakar kuat dan hal ini bermula ketika Allah telah membentuk jasad Adam sebelum meniupkan ruh kepadanya. Setan (Iblis) mengitari Adam sambil berkata, “Jika engkau diberikan kekuasaan atas kami, kami pasti durhaka kepadamu. Begitu pun jika aku diberikan kekuasaan atas dirimu, aku pasti menghancurkanmu.”

Cerita selanjutnya Anda pasti sudah bisa menebak ketika Iblis enggan sujud kepada Adam karena merasa dirinya lebih baik daripada Adam. Begitu besar hasad, kedengkian dan kesombongan Iblis sehingga hal itu mencelakakan dirinya sendiri tapi Iblis malah dendam kepada Adam karena merasa Adamlah penyebab dirinya diusir dari surga, tersesat, durhaka dan menjadi penghuni neraka kelak. Padahal semua itu karena perbuatan dan ulah dirinya sendiri. Seandainya Iblis tidak memiliki sifat hasad, dengki dan sombong sejak awal, dia tidak akan merasa dirinya lebih baik daripada Adam dan mau taat ketika diperintah oleh Allah untuk bersujud kepada Adam. Dan sifat hasad, dengki dan sombong itu juga melahirkan sifat dendam sehingga menipu Adam dan istrinya agar durhaka kepada Allah seperti dirinya dan memakan buah larangan. Iblis menyangka tamatlah riwayat Adam karena melanggar larangan Allah dan derajatnya sama seperti dirinya. Tapi siapa yang menyangka kalau Allah menolong Adam dengan beberapa kalimat taubat sehingga beliau bertaubat kepada Allah dan kesalahan baliau diampuni sehingga derajat beliau semakin tinggi dan mulia di sisi Allah karena mau mengakui kesalahan dan memohon ampun kepada Allah. Walaupun dosa-dosa beliau telah diampuni tapi ketetapan dan keputusan Allah menurunkan Adam dan Iblis ke dunia sudah ditetapkan sehingga mereka tetap harus turun ke bumi dengan tujuan yang lebih besar lagi bagi anak cucu Adam kelak. Wallahu A’lam

Rasa dendam dan kemarahan Iblis semakin menjadi-jadi sehingga berjanji akan menyesatkan dan menipu anak cucu Adam. Hal ini Allah abadikan dalam Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 16-17 yang artinya: “Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)”.

Kata-kata Iblis ini menunjukkan sejauh mana usaha yang senantiasa ia curahkan untuk menyesatkan anak cucu Adam/manusia. Iblis akan mendatangi manusia dari segala jalan yang mungkin: dari sebelah kanan, kiri, depan dan belakang. Ini berarti dari segala arah. Iblis akan menempuh segala cara untuk mencapai tujuannya tersebut.

Mengapa Iblis begitu sangat dendam kepada Adam dan ingin mencelakakan anak keturunannya? Karena Iblis tidak pernah merasa bersalah dengan semua perbuatannya dahulu. Bahkan ia menganggap nasib buruk yang dialaminya disebabkan karena keberadaan Adam.

Oleh karena itu kita perlu mengingat firman Allah dalam Al-Qur’an surat An-Nur ayat 21 yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar dst….”

Perhatikan kata langkah-langkah dari firman diatas yang berbentuk jamak artinya bukan cuman satu langkah tapi banyak langkah. Artinya satu langkah kesalahan, keburukan, dosa akan menimbulkan atau membawa langkah kesalahan berikutnya dan berikutnya jika kita tidak segera menyadari kesalahan itu dan bertaubat. Keburukan akan melahirkan keburukan-keburukan yang lainnya begitu juga dengan kebaikan akan melahirkan kebaikan-kebaikan berikutnya. Mungkinkah sesuatu yang lahir dari rahim keburukan akan menghasilkan sebuah kebaikan?

Coba kita renungkan kembali awal kesalahan dan dosa yang dilakukan oleh setan/Iblis yaitu hasad atau dengki kepada Adam ketika melihat jasad beliau sebelum ditiupkannya ruh, rasa dengki tersebut akhirnya melahirkan sifat sombong dan meremehkan Adam serta merasa dirinya lebih baik daripada Adam sehingga sifat tersebut membuat Iblis enggan mentaati perintah Allah untuk bersujud kepada Adam. Iblis lupa siapa yang memerintahkannya bersujud karena besarnya rasa sombong dan dengki dalam dirinya. Iblis hanya melihat kepada Adam dan tidak memandang sama sekali kepada Allah, Rabbul A'lamin, pencipta dirinya dan Adam. Rasa sombong dan dengki telah membutakan matanya sehingga dia menjadi buta dan tersesat. Kemudian kesalahan itu bertambah lagi dengan menipu Adam dan membujuknya agar melanggar larangan Allah karena Iblis sangat dendam kepada Adam dan betapa besar keinginannya untuk menjatuhkan Adam. Inilah yang disebut langkah-langkah setan. Satu keburukan akan melahirkan keburukan-keburukan lainnya. Dosa dan kesalahan-kesalahan yang dilakukan Iblis semakin bertambah saja dari satu langkah kesalahan dan dosa melahirkan berbagai macam kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa lainnya hingga turun ke bumi pun, yang dilakukan Iblis hanyalah ingin melampiaskan dendamnya dengan menyesatkan anak cucu Adam dengan berbagai macam cara hingga hari kiamat, maka memang layak jika Iblis merupakan penghuni neraka kelak karena seluruh hidupnya telah dia gunakan hanya untuk menyesatkan manusia. Wallahu A'lam...

Tapi mengapa dosa yang dilakukan oleh Adam dengan melanggar larangan bisa diampuni oleh Allah sedangkan Iblis tidak diberi hidayah bertaubat dan diberi ampunan? Dari kisah ini terdapat sebuah rahasia besar tentang besarnya dosa tidak mengerjakan perintah daripada melanggar larangan. Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah Rahimahullah dalam kitab beliau Fawaidul Fawaid halaman 301 menjelaskan tentang alasan mengapa meninggalkan perintah (tidak taat) lebih besar dosanya daripada melanggar larangan. Beliau mengutip pendapat Sahl bin Abdullah Radhiyallahu Anhu yang berkata: “Meninggalkan perintah Allah itu lebih besar dosanya disisi Allah daripada melanggar larangan-Nya. Pasalnya, Nabi Adam diterima taubatnya oleh Allah setelah beliau memakan buah pohon yang dilarang oleh-Nya. Sedangkan Iblis tidak diampuni karena menolak untuk bersujud kepada Adam, ketika Allah memerintahkannya untuk melakukan hal itu.”

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah Rahimahullah juga menjelaskan secara panjang lebar alasan-alasan mengapa meninggalkan perintah Allah lebih besar dosanya daripada melanggar larangan tapi kami rasa bukan di sini tempat untuk menjelaskannya. Silahkan Anda buka dan baca sendiri kitab beliau yang sudah kami sebutkan di atas. Beliau (Ibnu Qayyim Al-Jauziyah Rahimahullah) juga menjelaskan secara panjang lebar terkait Adam dan Iblis dan hikmah diturunkannya Adam ke dunia di dalam kitab beliau Miftah Daris Sa’adah Jilid 1, silahkan Anda baca dan pahami.

Dari penjelasan ini, seharusnya kita sudah bisa memahami latar belakang dan dendam Iblis terhadap Adam dan anak cucunya juga tujuan Iblis yang ingin menyesatkan anak cucu Adam hingga hari kiamat dengan berbagai cara. Lalu, apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi hal ini?

Allah Telah Memperingatkan Kita Terhadap Bahaya Setan

Kita jangan pernah berpikir bahwa Allah tidak pernah mengingatkan kita akan dendam dan tujuan Iblis terhadap anak cucu Adam/manusia. Salah satu tujuan Allah mengutus para Nabi dan Rasul adalah untuk mengingatkan manusia/anak cucu Adam akan tujuan penciptaannya juga memperingatkan akan bahaya Iblis/setan dan bala tentaranya yang ingin menyesatkan manusia dari jalan Allah.

Al-Qur’an dengan panjang lebar memberi peringatan kepada kita akan besarnya fitnah setan, kepandaiannya untuk menyesatkan, serta ketekunan dan ambisinya untuk menyesatkan manusia. Allah berfirman dalam surat Al-A’raf ayat 27 yang artinya: “Wahai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan.” Dalam Surat Fathir ayat 6 yang artinya: “Sesungguhnya, setan itu adalah musuh bagimu maka jadikanlah ia musuhmu.” Dalam surat An-Nisa ayat 119 yang artinya: “Siapa yang menjadikan setan sebagai pelindung selain Allah maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.”

Permusuhan setan itu tidak pernah pudar dan sirna karena ia berpikir bahwa pengusiran, laknat dan pengeluaran dirinya dari surga akibat bapak kita Adam. Karena itu, ia merasa harus menuntut balas kepada Adam dan seluruh anak cucunya. Allah berfirman dalam surah Al-Isra’ ayat 62 yang artinya: “ia (Iblis) berkata: “Terangkanlah kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya, jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebagian kecil.”

Apa Tujuan Setan Dengan Menyesatkan Manusia?

a. Tujuan jangka panjang

Satu-satunya tujuan puncak yang selalu ingin diwujudkan oleh setan adalah mencampakkan manusia ke dalam Nerakan Jahim bersama dengan dirinya dan menghalangi manusia dari surga. Allah telah berfirman dalam surah Fathir ayat 6 yang artinya: “Karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.”

b. Tujuan jangka pendek

Tujuan jangka pendek setan adalah:

1. Menjerumuskan manusia ke dalam kemusyrikan dan kekufuran

2. Jika tidak berhasil menjerumuskan manusia ke dalam kemusyrikan, setan akan berusaha menjerumuskannya ke dalam dosa. Setan suka mengadu domba kaum muslimin dengan cara membangkitkan permusuhan dan amarah diantara mereka, serta menghasut mereka satu sama lain. Setan juga menyuruh kepada segala bentuk kejahatan. Setiap ibadah yang disukai Allah maka pasti dibenci oleh setan. Sebaliknya, setiap maksiat yang dibenci oleh Allah maka disukai oleh setan.

3. Menghalangi hamba untuk taat kepada Allah.

4. Merusak ibadah

Kesimpulannya adalah setiap penentangan terhadap Allah dan Rasul-Nya berarti taat kepada setan.

Bala Tentara Iblis

Karena begitu besarnya ambisi dan tujuan Iblis ingin menyesatkan anak cucu Adam dengan berbagai cara, tentu Iblis juga butuh pasukan yang setia dan siap membantunya dalam mencapai tujuan yang diinginkannya. Iblis memiliki dua kelompok pasukan yaitu satu kelompok dari golongan jin dan satu kelompok dari golongan manusia.

Setan memiliki bala tentara dan pengikut dari golongan jin seperti yang telah Allah firmankan dalam surah Al-Isra’ ayat 64 yang artinya: “Dan perdayakanlah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki.” Iblis mengirim mereka untuk mendatangi para hamba Allah dan mendorong mereka untuk berbuat keburukan. Allah telah mengabarkan hal ini dalam surah Maryam ayat 83 yang artinya: “Tidakkah kamu lihat, bahwasannya Kami telah mengirim setan-setan itu kepada orang-orang kafir untuk memperdaya mereka berbuat maksiat dengan sungguh-sungguh?”

Bukankah manusia juga memiliki jin qarin atau jin pendamping yang berupa setan yang selalu membisiki kepada manusia agar berbuat keburukan?

Dalam hadits riwayat Muslim, Imam Muslim dan Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah, ia menceritakan bahwa Rasulullah bersabda: “Tiada seorang pun dari kalian, kecuali telah diwakilkan kepadanya pendampingnya dari jin dan pendampingnya dari malaikat.” Para sahabat bertanya, “Kepada engkau juga wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Kepadaku juga, tetapi Allah telah menolongku untuk mengalahkannya (pendamping yang dari jin) sehingga ia masuk Islam hingga ia tidak menyuruhku, kecuali pada kebaikan.”

Setan adalah musuh pertama manusia yang selalu berusaha menghancurkannya. Meskipun demikian, tapi kebanyakan manusia justru menjadikan setan sebagai teman. Mereka berjalan mengikuti langkah-langkah setan dan ridha dengan pemikirannya. Alangkah buruknya bagi manusia yang berakal untuk menjadikan musuh sebagai teman. Allah berfirman dalam surat Al-Kahfi ayat 50 yang artinya: “Patutkah kamu mengambil ia dan keturunan-keturunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah Iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.”

Setan Menjerumuskan manusia ke jalan yang paling buruk kemudian kelak berlepas tangan sejauh-jauhnya.

***

Baca selanjutnya Cara Setan Menyesatkan Manusia



Referensi:

Al-Qur'anul Karim dan Al-Hadits

Adham, Ibrahim Kamal. 2009. Kupas Tuntas Jin & Sihir. Jakarta: Darus Sunnah

Al-Asyqar, Umar Sulaiman. 2017. Rahasia Alam Malaikat, Jin dan Setan. Jakarta: Qisthi Press

As-Suyuthi, Imam. 2006. Jin. Jakarta: Darul Falah

Al-Jauziyah, Ibnu Qayyim. 2012. Fawaidul Fawaid. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi'i

Al-Jauziyah, Ibnu Qayyim. 2017. Miftah Daris Sa'adah Jilid 1. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi'i

Amri, Yasir dan Syahirul Alim Al-Adib. 2012. Sendiri Mengusir Gangguan Jin. Solo: Aqwam

Abdat, Abdul Hakim bin Amir. 2003. Alam Jin Menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah (Bantahan terhadap buku: Dialog Dengan Jin Muslim). Jakarta: Darul Qolam.

Arifuddin. 2015. Ruqyah Syar'iyyah Tanpa Kesurupan Seri 1. Malang: YBM

Amin, Abul-Mundhir Khalil ibn Ibrahim. 2005. The Jinn and Human Sickness Remedies in the Light of the Qur'an and Sunnah. Riyadh: Darussalam.

Bali, Wahid Abdussalam. 2014. Ruqyah: Jin, Sihir & Terapinya. Jakarta: Ummul Qura. 

______________. 2005. Sihir & Guna-Guna Serta Tata Cara Mengobatinya Menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi'i

bin Najar, Nashir bin Ahmad. 2016. Mengatasi Sihir dan Kesurupan Sesuai Tuntunan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Solo: Thibbia

Philips, Abu Aminah Bilal. 2012. Ibn Taymiyah's Essay on The Jinn (Demons). IIPH


Komentar

Popular Posts

Download Buku Al-Arabiyah Baina Yadai Auladina (ABY untuk Anak-Anak)

Download Buku Al-Arabiyah Baina Yadaik (Cetakan Baru)

Mengenal Jenis-Jenis Sayuran

Download Buku Belajar Bahasa Arab Untuk Anak-Anak (Arabic Talking Books Full Set) Plus Audio and Video

Sejarah Perkembangan Membran Sel

Download Buku Bacaan Berbahasa Arab Untuk Anak-Anak 1

Download Buku Durusul Lughah Versi Bahasa Inggris Complete (Jilid 1-8)