Hikmah Diciptakannya Musibah dan Kepedihan

Gambar
Pinterest 🍫 (1). Melahirkan 'ubudiyyah (ibadah) pada saat kesulitan, yaitu berupa kesabaran. Allah berfirman: وَنَبْلُوكُم بِٱلشَّرِّ وَٱلْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ ".....Dan Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan." (QS. Al-Anbiyaa': 35) Terhadap ujian (dari Allah) yang berupa kegembiraan dan kebaikan, maka harus disikapi dengan syukur, sedangkan terhadap ujian berupa kesusahan dan keburukan, haruslah disikapi kesabaran. Semua ini tidak terjadi, kecuali bila Allah membalikkan keadaan atas para hamba, sehingga terlihatlah kejujuran pengabdian kepada Allah Ta'ala. Dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ “Sunggu

Cara Setan Menyesatkan Manusia

Perbuatan Buruk Yang Paling Disukai Iblis

Imam Asy-Suyuthi berkata bahwa Ibnu Abid-Dunya mentakhrij dari Abu Musa Al-Asy’ari, dia berkata, “Jika tiba waktu pagi, Iblis menyebar pasukannya, seraya berkata, “Siapa yang mampu menyesatkan seorang Muslim, aku akan memasangkan mahkota kepadanya.”


Salah seorang setan berkata, “Aku senantiasa menggoda seseorang hingga dia menceraikan istrinya.”

Iblis berkata, “Terlalu mudah baginya untuk menikah lagi.”

Setan lain melapor, “Aku senantiasa menggoda seorang lelaki hingga dia durhaka kepada orang tuanya.”

Iblis berkata, “Terlalu mudah baginya untuk berbakti kepada mereka.”

Setan lain melapor, “Aku senantiasa menggoda Fulan hingga dia minum khamar.”

Iblis berkata, “Engkau layak.”

Setan lain melapor, “Aku senantiasa menggoda seorang lelaki hingga dia berzina.”

Iblis berkata, “Engkau layak.”

Setan lain melapor, “Aku senantiasa menggoda seorang lelaki hingga dia membunuh.”

Iblis berkata, “Engkaulah yang paling layak.”

Di dalam riwayat lain juga disebutkan bahwa salah satu misi terbesar Iblis adalah menceraikan suami istri dan tidak bertentangan dengan kisah di atas. Dari Jabir Radhiyallahu Anhu dari Nabi  bersabda yang artinya: "Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air (laut) kemudian ia mengutus bala tentaranya. Maka yang paling dekat dengannya adalah yang paling besar fitnahnya. Datanglah salah seorang dari bala tentaranya dan berkata, "Aku telah melakukan begini dan begitu". Iblis berkata, "Engkau sama sekali tidak melakukan sesuatupun." Kemudian datang yang lain lagi dan berkata, "Aku tidak meninggalkannya (untuk digoda) hingga aku berhasil memisahkan antara dia dan istrinya. Maka Iblis pun mendekatinya dan berkata, "Sungguh hebat (setan) seperti engkau." (HR. Muslim IV/2167 no. 2813)

ooOoo

Sarana yang Digunakan Setan untuk Menggoda Manusia

At-Tirmidzi mentakhrij dari Ibnu Mas’ud, dia berkata, “Rasulullah bersabda yang artinya, “Wanita itu aurat, ketika ia keluar, setan akan memperindahnya.” Menurut At-Tirmidzi, hadits ini hasan gharib.

Ibnu Abid-Dunya mentakhrij dari Hasan bin Shalih, dia berkata, “Aku pernah mendengar bahwa setan berkata kepada wanita, “Engkau separuh pasukanku, engkau anak panah yang kulontarkan dan tidak pernah meleset dari sasaran, engkau tempat rahasiaku dan engkau utusanku ketika aku ada keperluan.”

Beliau (Ibnu Abid-Dunya) juga pernah berkata, “Tidak ada yang lebih kuat di dalam jiwa Iblis selain dari wanita.”

Ibnu Abid-Dunya mentakhrij dari Sa’id bin Al-Musayyab, dia berkata, “Allah tidak mengutus seorang nabi melainkan Iblis tidak putus asa membinasakannya dengan wanita.”

Abu Bakar Muhammad bin Ahmad bin Syaibah mentakhrij di dalam Al-Qala’id, dari Ibnu Abbas, bahwa kedudukan setan pada diri laki-laki ada di tiga tempat: pada matanya, hatinya dan ingatannya. Sedangkan kedudukan setan pada diri wanita juga di tiga tempat: di matanya, hatinya dan kelemahan dirinya.

Bukankah Iblis ketika akan menjatuhkan, memperdaya, merayu dan menipu Adam agar mau memakan buah larangan juga melalui istrinya Hawa terlebih dahulu? Dan trik ini terbukti berhasil membuat Adam menuruti bujukan istrinya Hawa sehingga beliau berani melanggar larangan Allah. Hal ini disebutkan oleh Ibnu Qayyim dalam kitab beliau yang berjudul Taman Cinta dan Yang Dirundung Asmara halaman 258 bahwa yang mendorong Adam untuk memakan dari pohon larangan itu karena menuruti Hawa. Rasa cinta Adam kepada Hawa menjadikannya tuntuk dan taat kepada keinginannya. Maka masuklah Adam ke dalam hawa nafsu Hawa. Yang mana musuh Adam bisa mengalahkan Adam melalui pintu Hawa.

Menurut Al-Hafizh Ibnu katsir, Hawa memakan buah larangan itu lebih dahulu sebelum Adam Alaihissalam dan dia pula yang mendesak Adam agar memakannya. Wallahu A’lam. Kepada pengertian itu pula diarahkan hadits di bawah ini yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, dari nabi , beliau bersabda yang artinya: “Kalau bukan karena Bani israil, maka tidak akan ada daging yang rusak. Dan kalau bukan karena Hawa, niscaya tidak akan ada wanita yang mengkhianati suaminya.” Hadist ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 3330 dan 3399 dan Muslim no. 1470. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali berkata terkait hadits ini: “Pengkhianatan Hawa kepada Adam Alaihissalam berupa godaannya terhadap Adam untuk memakan pohon khuldi, dan tidak mempunyai pengertian selain itu. Demikian yang disampaikan oleh al-hafidz Ibnu Hajar Rahimahullah di dalam Fathul bari VI/368.”

Apakah kita juga masih ingat tentang kisah bagaimana pembunuhan atas nabi Yahya Alaihissalam yang disebabkan oleh seorang wanita?

Al-Hafidz Ibnu Katsir mengatakan bahwa para ulama menyebutkan beberapa sebab terbunuhnya Yahya, dan yang paling masyhur adalah bahwasannya salah satu raja pada masa itu yang berada di Damaskus hendak menikahi salah seorang wanita dari mahramnya sendiri, atau menikahi wanita yang tidak halal ia nikahi. Nabi Yahya Alaihissalam melarangnya melakukan perbuatan tersebut sehingga hal itu menyisakan ketidaksenangan pada diri si wanita. Karena antara wanita dan raja tersebut telah muncul rasa cinta, maka wanita tersebut minta dihadiahkan darah Yahya. Maka sang raja pun menghadiahkan kepadanya, lalu ia mengutus seorang pembunuh kepada Yahya dan datang membawa kepala dan darahnya dalam sebuah bejana. Dikatakan, “Wanita itu mati seketika.”

Ingatlah hadits yang diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu Anhu, dari Nabi , beliau bersabda yang artinya: “Sesungguhnya dunia ini manis dan indah. Dan sesungguhnya Allah menguasakan kepada kalian untuk mengelola apa yang ada di dalamnya, lalu Dia melihat bagaimana kalian berbuat. Oleh karena itu, berhati-hatilah terhadap dunia dan wanita, karena fitnah yang pertama kali terjadi pada Bani Israil adalah karena wanita.” Hadits Shahih riwayat Muslim no. 2742 (99), Ahmad III/22, an-Nasa’i dalam as-Sunatul-Kubra no. 9224, Ibnu Hibban no. 3211 – at-Ta’liqatul-Hisan, al-Baihaqi Vii/91, ath-Thahawi dalam Syarh Musykilul-Atsar no. 4326, al-Baghawi dalam Syarhus-Sunnah no. 2243.

Rasulullah juga bersabda yang artinya: “Tidak ada fitnah yang aku tinggalkan setelahku yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada fitnah wanita.” Hadits Shahih riwayat al-Bukhari no.5096 dan Muslim no.2740 (97) dari Sahabat Usamah bin Zaid Radhiyallahu Anhuma.

Ingatlah kisah tentang seorang wanita Yahudi yang menghadiahkan daging domba yang dibubuhi racun di Khaibar kepada Rasulullah walaupun akhirnya beliau mengetahui hal tersebut ketika menggigit dengan satu kunyahan dan memuntahkannya dan wanita itu juga mengakui jika dia ingin membunuh nabi. Pengaruh racun tersebut yang menyebabkan rasa sakit beliau semakin parah menjelang kematian beliau.

Menurut Ibnu Ishaq, kaum muslimin beranggapan bahwa Rasulullah meninggal sebagai syahid di samping kenabian yang beliau sandang disebabkan racun tersebut. Nama wanita Yahudi yang meracuni nabi adalah Zainab binti al-Harits istri Sallam bin Misykam dimana banyak manusia yang salah paham dan menyangka yang meracuni Rasulullah adalah istri beliau karena kesamaan nama padahal dalam beberapa kitab sirah yang kami baca, jelas dikatakan dan tertulis bahwa wanita tersebut adalah wanita Yahudi dan istri dari Sallam bin Misykam. Hal tersebut dikatakan oleh Syaik Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri dalam buku beliau Sirah Nabawiyah halaman 669, Ibnu Ishaq di dalam buku beliau Sirah Nabawiyah halaman 606-607,  Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah dalam kitab Zadul Ma’ad Jilid 5 halaman 145 walaupun beliau tidak menyebutkan namanya hanya menyebutkan seorang wanita Yahudi, tapi dalam kitab beliau yang berjudul Kelengkapan Tarikh Rasulullah halaman 269 beliau menyebutkan nama wanita Yahudi tersebut yaitu Zainab binti Al-Harits istri Salam bin Mikam. Begitu juga Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi dalam buku beliau Sirah Nabawiyah halaman 983-984, al-Hafidzh Ibnu Katsir dalam buku Ringkasan Bidayah wan Nihayah halaman 194 dan Syaikh Muhammad Al-Mishri dalam kitab Sirah Rasulullah halaman 723-725 juga mengisahkan hal yang sama. Inilah bukti betapa besarnya fitnah wanita yang bisa digunakan sebagai senjata oleh setan untuk mencelakakan manusia terutama laki-laki.

Asy-Suyuthi juga berkata, Ibnu Abid-Dunya mentakhrij dari Qatadah, dia berkata, “Ketika Iblis ikut diturunkan, dia berkata, “Ya Rabbi, Engkau telah melaknatku. Lalu apa ilmunya?”

Allah menjawab, “Sihir.”

“Apa Qur’annya?”

“Syair”

“Apa kitabnya?”

“Tatto.

“Apa makanannya?”

“Setiap bangkai dan apa pun yang disembelih tanpa disebutkan nama Allah.”

“Apa minumannya?”

“Setiap minuman yang memabukkan.”

“Di mana tempat tinggalnya?”

“Kamar mandi.”

“Di mana tempat duduknya?”

“Di pasar.”

“Apa yang menjadi mu’adzinnya?”

“Alat musik.”

“Apa jeratnya?”

“Wanita.”

Ibnu Abid-Dunya, Ibnu Adi, Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi di dalam Syu’abul iman, mentakhrij dari Samurah bin Jundab, dia berkata, “Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya setan mempunyai celak dan jilatan. Jika manusia memakai celak dari celak setan, maka kedua matanya menjadi mengantuk dan dia lalai berdzikir. Jika dia mendapat jilatannya, maka lidahnya menjadi terbiasa dengan perkataan yang buruk.”

Ibnu Abid-Dunya, Ath-Thabrani dan Ibnu Marduwaih mentakhrij dari Abu Umamah, dia berkata, “Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya ketika Iblis turun ke bumi, maka dia berkata, “Ya Rabbi, Engkau telah menurunkan aku ke bumi dan menjadikanku sebagai orang yang terkutuk. Maka buatkanlah bagiku sebuah rumah.”

“Rumahmu adalah kamar mandi.”

“Buatkanlah bagiku tempat duduk.”

“Tempat dudukmu adalah pasar.”

“Buatkanlah bagiku makanan.”

“Makananmu adalah apa yang tidak disebutkan nama Allah padanya.”

“Buatkanlah minuman bagiku.”

“Minumanmu adalah setiap minuman yang memabukkan.”

“Buatkanlah bagiku seorang mu’adzin.”

“Mu’adzinmu adalah alat musik.”

“Buatkanlah bagiku Qur’an.”

“Qur’anmu adalah syair.”

“Buatkanlah bagiku sebuah kitab.”

“Kitabmu adalah tatto.”

“Buatkanlah bagiku perkataan.”

“Perkataanmu adalah dusta.”

“Buatkanlah bagiku seorang utusan.”

“Utusanmu adalah dukun.”

“Buatkanlah bagiku jerat.”

“Jeratmu adalah wanita.”

Ibnu Abid-Dunya mentakhrij dari Wahb bin Munabbih, dia berkata, “Ada seorang ahli ibadah yang suka mengadakan perjalanan. Setan hendak menggodanya namun tidak berhasil. Maka setan berkata kepada orang itu, “Apakah engkau tidak ingin bertanya tentang orang yang paling sesat?”

“Baiklah, beritahukan kepadaku apa sesuatu yang paling dapat engkau manfaatkan untuk menyesatkan manusia?”

Setan menjawab, “Kikir, kekasaran dan kebakhilan. Apabila seseorang kikir, maka kami buat apa yang dia miliki tampak sedikit lalu dia menjadi berhasrat memiliki harta orang lain. Jika seseorang kasar, maka kami dapat mempermainkannya sebagaimana anak kecil yang memainkan bola. Sekalipun dia dapat menghidupkan orang mati, kami tidak akan putus asa untuk menggodanya. Jika dia mabuk, kami akan menuntunnya ke setiap syahwat sebagaimana kijang yang dituntun dengan dipegang kedua telinganya.”

Ibnu Abid-Dunya mentakhrij dari Ubaidillah bin Mauhib, dia berkata, “Sebagian nabi berkata kepada Iblis, “Dengan apa engkau dapat mengalahkan Bani Adam?”

Iblis menjawab, “Aku menguasainya ketika dia marah dan ketika mengikuti hawa nafsu.

Marah tercela dan yang disukai setan di sini adalah marah yang mengikuti hawa nafsu bukan marah karena Allah.

ooOoo

Perbuatan-Perbuatan yang Dimulai oleh Iblis

Ibnu Abi Syaibah dan Ibnu Arubah mentakhrij dari Ibnu Sirin, dia berkata, “Yang pertama kali berjalan dengan lagak sombong adalah Iblis.” Ibnu jari juga mentakhrij hal yang sama dari Al-Hasan.

Ibnu Abi Syaibah mentakhrij dari Maimun bin Mahran, dia berkata, “Aku bertanya kepada Ibnu Umar, “Siapakah yang pertama kali menamakan makan malam dengan sebutan al-‘atamah?” dia menjawab, “Setan.”

Diriwayatkan dari Jabir secara marfu’, bahwa setanlah yang pertama kali menyanyi.

Ibnu Abid-Dunya mentakhrij dari Ibnu Abbas, dia berkata, ‘Ketika Allah menciptakan Iblis, maka dia pun mendengus.”

ooOoo

Tingkatan Godaan dan Bujukan Setan

Setan senantiasa mengintai dan mengikuti sepak terjang manusia. Jeritannya tidak akan berhenti sampai ia berhasil menggoda, menjerumuskan manusia kepada golongan yang merugi.

Ibnu Qayyim Rahimahullah menyebutkan beberapa tingkatan godaan dan bujukan setan terhadap manusia yaitu:

1.   Tingkatan pertama

Tingkatan pertama adalah kekafiran, syirik dan memusuhi Allah dan Rasul-Nya. Apabila setan berhasil menjerumuskan manusia ke lembah nista ini, jeritannya baru akan berhenti dan para pengikutnya juga beristirahat. Inilah yang kali pertama diinginkan setan dari manusia. Setan senantiasa akan menggoda dan menjerumuskannya ke lembah ini hingga berhasil. Apabila ia telah berhasil menjerumuskannya, ia akan mengangkatnya sebagai tentara dan pasukan militernya, lalu memintanya untuk melakukan seperti yang telah ia lakukan. Maka orang itupun menjadi juru dakwah dan wakil Iblis.

2.    Tingkatan kedua

Yaitu perbuatan bid’ah. Hal ini lebih disukai setan daripada kefasikan dan kemaksiatan. Sebab, bahayanya akan menimpa agama. Perbuatan ini merupakan dosa yang tidak disadari oleh pelakunya, padahal ia menyelisihi dakwah Rasulullah serta menjadi seruan kepada ajaran yang bertentangan dengan apa yang dibawa Rasulullah.

Bid’ah merupakan pintu pembuka menuju kesyirikan dan kekafiran. Apabila setan berhasil memasukkan bid’ah pada seorang hamba, dan menjadikannya sebagai pelakunya, maka orang itu akan menjadi wakil setan dan salah satu penyerunya.

Apabila setan gagal melancarkan godaan dengan cara ini, dan hamba yang digodanya adalah seorang yang memperoleh karunia dan taufik Allah serta memusuhi ahli bid’ah, ia akan beralih kepada tingkatan berikutnya.

Sebelum kita beralih pada tingkatan berikutnya, sebaiknya kita perhatikan masalah pengertian bid’ah ini, karena ternyata masih banyak manusia yang tidak paham dan salah paham sehingga mereka menghujat, mencaci maki dan seterusnya orang-orang yang mengingatkan tentang bahaya bid’ah karena kebodohan dan kesalahpahamannya. Bahkan yang paling lucu adalah mereka mencoba berdalih dengan membawakan dalil-dalil yang aneh karena melakukan qiyas-qiyas yang batil padahal dalil-dalil yang shahih tentang bid'ah sudah jelas. Dan sikap seorang mukmin sejati ketika telah terdapat dalil yang shahih secara qath'i (pasti) adalah taat secara mutlak dan tunduk, menerima dengan segala kerelaan dan tekad melaksanakannya serta menyegerakan pelaksanaannya tanpa ragu atau merasa terhimpit, keberatan, atau terpaksa sehingga tidak ada lagi ruang untuk ijtihad (pendapat) di dalamnya.

Bid’ah secara bahasa atau etimologi artinya segala sesuatu yang baru yang tidak ada contoh sebelumnya. Misalnya zaman dahulu manusia tidak mengenal dan tidak ada di zamannya seperti mobil, pesawat dan peralatan modern lainnya. Mobil, pesawat, hp, laptop dan lain-lain yang zaman dahulu tidak ada disebut bid’ah secara bahasa/lughah/etimologi tapi bukan ini yang dimaksud oleh Rasulullah dan para ulama. Karena semua itu tidak berhubungan dengan agama (syari’at). Karena Rasulullah diutus bukan untuk membuat mobil, membuat pesawat, menciptakan Hp ataupun laptop dan lain-lainnya.

Sedangkan pengertian bid’ah secara istilah (syari’at) atau terminologi dan pengertian inilah yang dimaksud dalam hadits Nabi dan para ulama yaitu segala sesuatu ibadah baru atau cara beragama atau beribadah baru yang diada-adakan, dibuat-buat yang tidak ada contoh sebelumnya pada zaman Rasulullah dan sahabat padahal di masa itu hal tersebut tidak ada halangan untuk dilakukan. Inilah pengertian bid’ah yang Rasulullah dan para ulama maksudkan. Adapun masalah-masalah alat dan sarana serta inovasi baru seperti mobil, pesawat, Hp, Laptop, Microphone dan lain-lain tidak ada yang melarang dan mengharamkannya karena tidak terkait dengan agama kecuali ada dalil tegas yang melarang seperti alat musik atau alat dan sarana yang awalnya mubah bisa menjadi haram tergantung dari tujuan si pemakai dan bahan dasar pembuatannya juga cara memperolehnya seperti misalnya tas atau sepatu dari kulit babi, mobil hasil curian atau menipu, semua itu haram.

Seharusnya orang-orang yang mengaku pernah mengenyam pendidikan tinggi pasti tidak asing lagi dengan definisi atau pengertian sebuah istilah yang bisa ditinjau dari segi bahasa atau etimologi dan istilah atau terminologi. Karena semua cabang ilmu memiliki definisi masing-masing walaupun mungkin kata yang digunakan sama. Tapi herannya kenapa mereka malah tidak paham dengan hal ini? Bahkan membantah pun dengan cara yang sangat konyol, memalukan dan menunjukkan kebodohan dirinya yang sejati. Contoh definisi kalam saja dalam bahasa Arab (ilmu nahwu) ada 2 pengertian ditinjau dari bahasa/lughah/etimologi dan pengertian kalam ditinjau secara istilah/terminologi. Secara istilah maksudnya di sini tentu saja oleh para ahli bahasa yang biasa disebut nuhat (para ahli nahwu). Dalam ilmu-ilmu lain juga seperti itu cara memahami definisi sebuah istilah. Contoh lagi, bagi kami yang belajar biologi ketika menyebut kata sel tentu maksudnya adalah sel hewan atau sel tumbuhan sedangkan secara umum, kata sel tergantung penggunaannya bisa menunjukkan sebuah ruang penjara dan seterusnya. Oleh karena itu, perhatikan orang yang bicara itu dalam ilmu atau bidang apa agar tidak salah paham terus dengan ucapan orang.

Bukankah kita sudah tahu bahwa Rasulullah itu hanya membicarakan agama (syari’at) dan beliau diutus juga untuk menegakkan syari’at Allah dan tidak membahas tentang inovasi-inovasi baru dalam alat dan sarana atau sebuah teknologi, beliau tidak diutus untuk menciptakan alat-alat canggih dan seterusnya tapi mengapa orang-orang yang alergi dengan kata bid’ah bisa membahas masalah mobil, pesawat, Hp, Laptop, Microphone dan lain-lain yang memang belum ada di zaman nabi. Mungkin mereka juga lupa bahwa syari’at ini akan berlaku selamanya hingga akhir zaman tidak peduli secanggih apapun sarana prasarana dan kemajuan teknologi  yang dicapai oleh manusia. Jika mobil, pesawat, hp dan lain-lain itu Allah haramkan, tentu Rasulullah pasti akan mengabarkan kepada para Sahabat dan umatnya. Memangnya Allah, Rabb pemilik langit dan bumi tidak tahu jika kelak manusia bisa membuat alat-alat baru dan canggih dan tidak mengabarkan kepada Nabi-Nya seandainya hal itu haram atau akan muncul kelak? Karena hal itu memang tidak penting dan bukan itu yang dimaksud dengan bid’ah yang Allah dan Rasulullah larang dan peringatkan. Kita saja yang salah memahami sabda Rasulullah dan ucapan para ulama. Yang dimaksud ke barat, dia berjalan ke timur ya gak bakalan ketemu hingga hari kiamat. Baru memahami definisi aja sudah salah, padahal itu pintu awal untuk memasuki sebuah ilmu. Bagaimana kita bisa memahami firman Allah yang memang berat itu juga sabda-sabda Rasulullah???

Jika ingin lebih jelas tentang apa itu Sunnah dan Bid’ah, baca saja kitab karangan Imam Asy-Syathibi yang berjudul Al-I’tisham dan kitab-kitab ulama lainnya.  Dan perlu diingat dan dicatat baik-baik, bahwa tidak ada satu pun para ulama maupun orang-orang yang berjalan di atas jalan yang lurus dan benar, memvonis seseorang pasti masuk neraka karena perbuatan yang dilakukannya kecuali orang kafir yang mati dalam kondisi kafir, mereka hanya mengingatkan semua ancaman-ancaman tersebut yang memang datang dari Allah dan Rasul-Nya. Bedakan kata menasehati, mengingatkan, memperingatkan dengan memvonis langsung seseorang pasti masuk neraka. Manusia yang niatnya menasehati dengan yang memvonis itu pasti pilihan redaksi kata-katanya berbeda. Kecuali lagi-lagi memang kitanya sendiri yang payah dalam memahami ucapan seseorang, mungkin karena memang sudah sangking bencinya, dendam, sakit hati, hatinya mati, su'udhon, atau karena maksud-maksud lainnya terhadap seseorang atau kelompok tertentu dan seterusnya sehingga kita sulit memahami ucapan seseorang.

3.    Tingkatan ketiga

Yaitu dosa besar dengan berbagai macamnya. Setan begitu suka menjerumuskan seseorang ke dalamnya. Terlebih, jika orang tersebut adalah seorang ulama yang disegani dan ditokohkan di tengah masyarakat. Setan akan sangat antusias menjerumuskan orang ini agar manusia meninggalkannya. Kemudian, ia menyebarkan kemaksiatan dan dosanya di tengah-tengah manusia.

Setan akan memilih di antara mereka untuk dijadikan perpanjangan tangannya dalam menyebarkan dan menyerukan kemaksiatan, sementara orang itu menganggap apa yang ia lakukan merupakan sarana mendekatkan diri kepada Allah. Padahal ia merupakan wakil setan, namun ia tidak menyadarinya. Seperti yang Allah firmankan dalam Surah An-Nur ayat 19 yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akherat. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."

Sekadar suka agar perbuatan keji tersebar dan tersiar saja sudah diancam dengan azab yang pedih. Lalu, bagaimana jadinya dengan mereka yang menyebarkan dan menyiarkannya secara langsung???

Tentunya, hal ini bukanlah nasihat bagi mereka yang bermaksiat, tetapi justru merupakan ketaatan kepada Iblis dan kerelaan diri menjadi penolongnya.

Semua itu dilakukan setan supaya orang-orang menjauhi ulama dan tidak mengambil manfaat dari ilmunya. Dosa orang seperti ini (ulama) meskipun begitu banyak hingga menjulang ke langit, masih lebih ringan di sisi Allah, sebab kalau ia bertaubat, niscaya Allah akan menerima taubatnya dan mengganti semua keburukannya dengan kebaikan.

Sedangkan dosa orang-orang yang menyebarkan kekejian dan aib orang lain merupakan kezaliman terhadap orang-orang beriman, penodaan aurat dan penampakan aib mereka.

ooOoo

Bersambung....

Referensi:

Al-Qur'anul Karim dan Al-Hadits

Adham, Ibrahim Kamal. 2009. Kupas Tuntas Jin & Sihir. Jakarta: Darus Sunnah

Al-Asyqar, Umar Sulaiman. 2017. Rahasia Alam Malaikat, Jin dan Setan. Jakarta: Qisthi Press

As-Suyuthi, Imam. 2006. Jin. Jakarta: Darul Falah

Al-Jauziyah, Ibnu Qayyim. 2006. Zadul Ma'ad Bekal Perjalanan Akhirat Jilid 5. Jakarta: Griya Ilmu

____________________. 2012. Kelengkapan Tarikh Rasulullah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar

_____________________. 2017. Taman Cinta dan yang Dirundung Asmara. Banyumas: Buana Ilmu Islam

Al-Mishri, Syekh Mahmud. 2014. Sirah Rasulullah: Perjalanan Hidup Manusia Mulia. Solo: Tinta Medina

Ash-Shallabi, Ali Muhammad. 2014. Sirah Nabawiyah (Ulasan Kejadian dan Analisis Peristiwa dalam Perjalanan Hidup Rasulullah. Surakarta: Insan Kamil

Al-Mubarakfuri, Syaikh Shafiyyurrahman. 2011. Sirah Nabawiyah. Jakarta: Ummul Qura

Amri, Yasir dan Syahirul Alim Al-Adib. 2012. Sendiri Mengusir Gangguan Jin. Solo: Aqwam

Abdat, Abdul Hakim bin Amir. 2003. Alam Jin Menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah (Bantahan terhadap buku: Dialog Dengan Jin Muslim). Jakarta: Darul Qolam.

Arifuddin. 2015. Ruqyah Syar'iyyah Tanpa Kesurupan Seri 1. Malang: YBM

Amin, Abul-Mundhir Khalil ibn Ibrahim. 2005. The Jinn and Human Sickness Remedies in the Light of the Qur'an and Sunnah. Riyadh: Darussalam.

Bali, Wahid Abdussalam. 2014. Ruqyah: Jin, Sihir & Terapinya. Jakarta: Ummul Qura. 

___________________. 2005. Sihir & Guna-Guna Serta Tata Cara Mengobatinya Menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi'i

bin Najar, Nashir bin Ahmad. 2016. Mengatasi Sihir dan Kesurupan Sesuai Tuntunan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Solo: Thibbia

Ishaq, Ibnu. 2015. Sirah Nabawiyah. Jakarta: Akbar Media

Katsir, al-Hafizh Ibnu. 2009. Kisah Shahih Para Nabi Jilid 1. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi’i

_________________. 2012. Ringkasan Al-Bidayah wa An-Nihayah. Jakarta: Pustaka As-Sunnah

Philips, Abu Aminah Bilal. 2012. Ibn Taymiyah's Essay on The Jinn (Demons). IIPH


Komentar

Popular Posts

Download Buku Al-Arabiyah Baina Yadai Auladina (ABY untuk Anak-Anak)

Download Buku Al-Arabiyah Baina Yadaik (Cetakan Baru)

Mengenal Jenis-Jenis Sayuran

Download Buku Durusul Lughah Versi Bahasa Inggris Complete (Jilid 1-8)

Download Buku Belajar Bahasa Arab Untuk Anak-Anak (Arabic Talking Books Full Set) Plus Audio and Video

Sejarah Perkembangan Membran Sel

Download Buku Bacaan Berbahasa Arab Untuk Anak-Anak 1