Penyakit Homoseksual (Pewaris Kaum Sodom) dan Obatnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
🍒Tulisan ini kami ambil dari kitab Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah dengan judul Ad-Daa’ wa Ad-Dawaa’ yang diterbitkan oleh Pustaka Imam Asy-Syafi’i pada tahun 2009.
🍒Sebelum kita membahas tentang penyakit kaum nabi Luth ini (homoseksual) yang diwarisi oleh para penerusnya, perlu diketahui bahwa penyakit homoseksual ini, bagi orang-orang yang mempelajari ilmu psikologi bahkan oleh para psikiater (dokter ahli jiwa) dianggap bukan suatu penyakit juga bukan dianggap sebagai kelainan ataupun salah satu dari penyakit gangguan jiwa. Mereka menganggap homoseksual hanya sekedar kecenderungan atau orientasi seksual yang berbeda dengan orang kebanyakan dan itu bukanlah masalah asalkan dilakukan dengan aman dan benar. Hal itu dianggap semacam naluri atau kecenderungan dan tidak bisa disembuhkan karena dianggap bukan penyakit ataupun sebuah kelainan jiwa. Itu menurut ilmu yang mereka pelajari. Silakan dicek atau ditanyakan kepada para psikolog ataupun kepada para psikiater terkait hal ini.
Mari kita bertamasya menyelami jiwa para pewaris penyakit kaum sodom ini.
🍒Jika ada yang bertanya: "Adakah obat bagi penyakit kronis ini dan ruqyah bagi sihir yang membinasakan tersebut? Bagaimanakah cara untuk menolak halusinasi ini? Bagaimanakah jalan untuk selamat? Mungkinkah seseorang yang tengah mabuk hawa nafsu disadarkan? Bisakah seseorang yang sedang kasmaran menguasai kembali hatinya, sementara rasa cinta telah sampai ke relung hatinya? Apakah seorang dokter mempunyai cara untuk menyembuhkan dari penyakit buruk ini? Padahal, jika pelakunya (orang yang menderita penyakit ini) dicela, maka dia merasa nikmat dengan celaan tersebut karena teringat dengan kekasihnya. Begitu juga apabila dihina semakin berkobar semangatnya dan semakin bangga. (Makin dicela makin bangga bahkan nantang dan menjadi-jadi). Ia pun terus berjalan guna mencapai tujuannya. Kata-katanya menunjukkan keadaan yang sebenarnya." (Catatan tambahan, mereka bangga menjadi budak cinta terlarang kebalikan dari cinta Rasulullah kepada Allah, yang bangga karena menjadi hambanya Allah dengan gelar Abdullah. Sedangkan mereka bangga dengan gelar budak hawa nafsu dan pewaris kaum sodom).
Rasa cintaku selalu menyertaimu di mana pun kau berada,
lalu aku tak dapat tertinggal darinya atau mendahuluinya.
Engkau merendahkan diriku dengan sebenar-benarnya,
tidak sama seseorang yang hina di hadapanmu dan orang yang mulia.
Engkau samarkan musuhku hingga aku mencintainya
karena bagianku darimu seperti bagianku dari mereka.
Kudapati celaan dalam mencintaimu sebagai kelezatan rasa
karena rasa cinta dalam mengingatmu maka diriku dicela.
Bisa jadi, inilah yang dimaksudkan oleh pertanyaan yang disebutkan pada awal kitab. Mungkin inilah penyakit yang sedang dicari-cari obatnya.
🍒Terapi Penyembuhan dari Penyakit Homoseksual Melalui Dua Jalan
Jawabnya: "Benar, terdapat solusi dari pokok masalahnya (penyakit homoseksual ini). Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, melainkan Dia juga menurunkan obatnya. Hal ini diketahui oleh orang yang memiliki pengetahuan tentangnya dan tidak diketahui oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan tentangnya.
(Masalahnya manusia itu tidak mau mencari obatnya, adapun ketika sudah mendapatkan obatnya, mereka tidak mau menelan pahitnya obat tersebut. Dan obat untuk penyakit seperti ini, lebih pahit karena bertentangan dengan jiwanya dan penyakit ini semakin berat karena ditunjang oleh fasilitas serta pergaulan).
Pembicaraan tentang terapi penyembuhan penyakit ini berkisar pada dua jalan berikut ini:
🌺1. Mencegah (preventif) faktor-faktor pendukungnya sebelum terkena penyakit ini.
🌺2. Menghilangkan penyakit ini setelah terkena penyakit ini.
Keduanya merupakan perkara mudah bagi orang yang dimudahkan Allah. Sebaliknya, orang-orang yang tidak dibantu oleh Dia akan terhalang darinya. Sungguh, kendali dari seluruh perkara berada di tangan-Nya.
Jalan pencegahan dari timbulnya penyakit ini meliputi dua cara:
🌼A. Menundukkan pandangan dari hal-hal yang diharamkan oleh-Nya untuk dipandang.
Pandangan merupakan panah beracun dari anak-anak panah Iblis. Barang siapa mengumbar pandangannya maka panjanglah penyesalannya. Di dalam menjaga pandangan terdapat berbagai manfaat-sekaligus merupakan bagian dari pengobatan yang manjur di antaranya:
🌹1. Menundukkan pandangan merupakan wujud pelaksanaan perintah Allah.
Ia merupakan puncak kebahagiaan seorang hamba, baik dalam kehidupan dunia maupun akhiratnya. Tidak ada yang lebih bermanfaat bagi seorang hamba selain dari melaksanakan perintah-perintah Rabbnya Tabaaraka wa Ta'aala. Tidaklah terdapat seseorang yang berbahagia di dunia dan akhirat, melainkan dikarenakan tekun melaksanakan perintah-Nya. Tidaklah pula terdapat seseorang yang sengsara di dunia dan di akhirat, melainkan disebabkan menyia-nyiakan perintah-Nya.
🌹2. Menundukkan pandangan dapat mencegah sampainya pengaruh panah beracun (yang dilepaskan oleh Iblis) ke hati, yang dapat membinasakannya.
🌹3. Menundukkan pandangan menentramkan hati
Karena merasa diawasi oleh Allah, sekaligus memusatkan hati di atas perkara tersebut. Sebaliknya, mengumbar pandangan akan mencerai-beraikan hati serta menjauhkannya dari Allah. Tidak ada yang lebih membahayakan hati selain dari mengumbar pandangan, karena ia menimbulkan rasa hampa di antara seorang hamba dan Rabbnya.
🌹4. Menundukkan pandangan dapat menguatkan dan menggembirakan hati.
Sebagaimana mengumbar pandangan bisa melemahkan dan membuat hati sedih.
🌹5. Menundukkan pandangan dapat mengumpulkan cahaya untuk hati.
Sebagaimana mengumbar pandangan dapat mengumpulkan kegelapan. Oleh karena itu, Allah menyebutkan ayat tentang "cahaya" setelah menyebutkan perintah untuk menjaga pandangan, sebagaimana terlihat pada firman-Nya di bawah ini:
"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya ...”" (QS. An-Nuur: 30)
"Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar...." (QS. An-Nuur: 35)
Artinya, seperti cahaya Allah dalam hati hamba-Nya yang Mukmin yang mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi segal larangan-Nya.
Jika hati bercahaya, maka datanglah seluruh utusan kebaikan dari segala penjuru; sebagaimana halnya jika hati itu gelap gulita maka datanglah berbagai bencana dan kejelekan dari semua tempat. Bid'ah, kesesatan, hawa nafsu, jauhnya petunjuk, keberpalingan dari sebab-sebab kebahagiaan, serta kesibukan dengan sebab-sebab kesengsaraan, semua itu, dapat dihilangkan oleh cahaya yang terdapat di hati. Jika cahaya ini hilang, maka pemiliknya seperti orang buta yang berkeliling pada malam yang gelap gulita.
🌹6. Menundukkan pandangan mewariskan firasat yang benar.
Yakni dalam membedakan perkara yang haq dan yang bathil, serta yang jujur dan yang dusta.
Ibnu Syuja' al-Karmani berkata: “Barang siapa yang memenuhi lahirnya dengan meneladani sunnah dan batinnya dengan pengawasan Allah, menjaga pandangannya dari perkara-perkara yang diharamkan, menahan dirinya dari berbagai syubhat, serta mengkonsumsi barang yang halal, maka firasatnya tidak akan salah." Oleh karena itulah, firasat beliau ini pun tidak salah.
Karena Allah membalas perbuatan hamba sesuai dengan jenis amalnya. "Barang siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah maka Allah akan menggantikan perkara yang lebih baik daripadanya." (Redaksi ini adalah lafazh hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ahmad (V/363) dan selain nya, dengan sanad shahih. Lihat kitab Mawaaridul Amaan (hlm. 102)).
Oleh sebab itu, jika seseorang menjaga pandangannya dari perkara-perkara yang diharamkan, maka Allah akan memberikan ganti untuknya, yaitu memberikan cahaya pada pandangannya. Selain itu, dibukakanlah pintu ilmu, iman, pengetahuan, dan firasat yang benar; yang hanya keluar dari hati yang bersih.
Lawan dari perkara ini adalah sifat yang Allah berikan kepada pelaku homoseksual, yakni berupa 'amah (kebutaan) yang merupakan lawan dari bashirah (pandangan hati).
Allah berfirman: "(Allah berfirman: Demi umurmu (Muhammad), sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan).”" (QS. Al-Hijr: 72)
Allah menyifati mereka dengan mabuk, yang merupakan rusaknya akal, serta 'amah (kebutaan) yang merupakan rusaknya bashirah (pandangan hati).
Keterikatan dengan rupa menyebabkan rusaknya akal, bimbangnya pandangan, dan mabuknya hati. Hal ini sebagaimana dikatakan penya'ir: Dua jenis mabuk: mabuk hawa nafsu dan mabuk khamer, kapankah seorang yang terkena dua mabuk itu bisa sadar?
Sebagian lagi berkata:
Mereka berkata: “Kau dibuat gila oleh yang kau cintai," namun kujawab: "Kasmaran jauh lebih parah daripada sekadar gila.”
Orang yang kasmaran tidak akan sadar selamanya, sedangkan orang gila terkadang masih bisa sadar.
🌹7. Menundukkan padangan dapat mewariskan keteguhan, kekokohan, keberanian, dan kekuatan dalam hati.
Sebab, Allah menggabungkan antara daya fisik (pertolongan) dan hujjah dengan daya kemampuan dan kekuatan, sebagaimana disebutkan dalam atsar: "Orang yang dapat menyelisihi hawa nafsunya, niscaya syaitan akan lari dari bayangannya."
Kebalikan dari hal ini, kamu mendapati kerendahan dan kehinaan jiwa pada orang yang mengikuti hawa nafsunya, seperti halnya yang Allah tetapkan menimpa orang-orang yang durhaka terhadap-Nya.
Sebagaimana dikatakan oleh al-Hasan: "Sungguh, meskipun bighal mereka mengetuk bumi dan kuda-kuda mereka berjalan, kerendahan maksiat tetap terdapat pada leher-leher mereka. Allah tidak menginginkan selain kerendahan bagi orang yang mendurhakai-Nya."
Allah menjadikan kemuliaan sebagai pasangan dari ketaatan kepada-Nya, dan kehinaan sebagai pasangan dari maksiat kepada-Nya.
Allah berfirman: "... Padalal kekuatan itu banyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang Mukmin...."(QS. Al-Munaafiquun: 8)
"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. "(QS. Ali 'Imran: 139)
Iman merupakan ucapan dan perbuatan, baik secara lahir maupun batin.
Allah berfirman: "Barang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah kemuliaan itu semuanya. Kepada Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang shalih dinaikkan-Nya ...."(QS. Faathir: 10)
Artinya, siapa saja yang menginginkan kemuliaan hendaknya mencarinya dengan ketaatan kepada Allah dan berdzikir kepada-Nya, baik berupa ucapan yang baik maupun amal shalih.
Disebutkan dalam do'a Qunut: "Sesungguhnya tidak akan hina siapa saja yang Engkau kasihi dan tidak akan mulia siapa saja yang Engkau musuhi."
🌹8. Menundukkan pandangan dapat mencegah masuknya syaitan menuju hati.
Masuknya syaitan menuju hati melalui pandangan lebih cepat dibandingkan masuknya udara ke tempat yang kosong. Selanjutnya, syaitan akan menggambarkan dan menghiasi rupa orang yang tadi dipandangnya, kemudian menjadikannya sebagai berhala yang senantiasa diagungkan oleh hati. Sesudah itu, syaitan menjanjikan, menimbulkan angan-angan, menyalakan gejolak api syahwat di hati, dan melemparkan kayu-kayu bakar kemaksiatan yang hal ini tidak mungkin tercapai, melainkan dengan gambaran tersebut, sehingga hati pun ibarat berada dalam kobaran api.
Di antara kobaran tersebut terdapat napas-napas yang mendapati sengatan, gemuruh, dan luapan api. Hati diliputi oleh api dari segala penjuru. Ia berada di tengah-tengahnya seperti kambing yang berada di tengah tungku api. Oleh karena itu pula, hukuman bagi orang-orang yang suka memuaskan hawa nafsunya dengan tubuh yang diharamkan adalah dijadikan tungku api untuk mereka di alam Barzakh. Roh roh mereka dititipkan di tungku api tersebut sampai datangnya hari berhimpun. Hal ini sebagaimana yang Allah perlihatkan kepada Nabi-Nya melalui mimpi (ada juga yang mengatakan ketika isra’ mi’raj), yang disebutkan dalam hadits yang telah di sepakati keshahihannya. HR. Al-Bukhari (no. 6640) dan Muslim (no. 2275) dari Samurah.
🌹9. Menundukkan pandangan membuat hati terfokus untuk berpikir mengenai kemaslahatan dan menyibukkan diri dengannya.
Sedangkan mengumbar pandangan justru akan melupakan sekaligus menghalangi hal ini. Urusan yang bersangkutan pun kacau balau karenanya. Ia terjatuh dalam kelalaian dari berdzikir kepada Rabbnya disebabkan selalu menuruti hawa nafsu.
Allah berfirman: "...Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti bawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas."(QS. Al-Kahfi: 28)
Mengumbar pandangan menyebabkan terjadinya tiga perkara di atas, sesuai dengan tingkatannya.
🌹10. Antara mata dan hati terdapat saluran dan jalan yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lain.
Salah satunya menjadi baik jika yang lainnya baik; begitu pula salah satunya pasti rusak apabila yang lainnya rusak. Jika hati itu telah rusak, niscaya pandangan menjadi rusak. Demikian juga sebaliknya, jika pandangan telah rusak, maka hati pun turut rusak.
Hal yang sama akan terjadi dari sisi kebaikan. Jika mata hancur, pasti hati juga hancur. Akibatnya, hati menjadi seperti tempat sampah yang menampung berbagai najis dan kotoran; sehingga hati tidak lagi layak menjadi tempat pengetahuan terhadap Allah, difungsikan untuk mencintai dan bertaubat kepada-Nya, serta merasa tenteram dan gembira dengan mendekati-Nya. Bahkan, hati menjadi tempat dari kebalikan hal-hal positif tersebut.
Inilah sejumlah faedah dari menundukkan pandangan yang akan menuntunmu untuk mendapatkan faedah-faedah lainnya.
🌼B. Yang dapat mencegah sampainya penyakit homoseksual ke dalam jiwa adalah menyibukkan hati dengan perkara-perkara yang menjauhkan dan menghalanginya, baik rasa takut yang dahsyat maupun cinta yang mendalam.
Ketika hati seseorang kosong dari rasa takut terhadap perkara yang pasti hilang, maka bahayanya lebih besar dibandingkan mendapatkan apa yang dicintainya; atau kosong dari rasa takut terhadap perkara yang bahayanya lebih besar daripada kehilangan apa yang dicintainya; atau kosong dari mencintai sesuatu yang lebih bermanfaat dan lebih baik dibandingkan apa yang dicintainya; atau kosong dari mencintai sesuatu yang sekiranya hilang, maka bahayanya lebih besar daripada apa yang dicintainya; maka dia sedang mengalami cinta semu.
Lebih jelasnya, sesungguhnya jiwa itu tidak akan meninggalkan sesuatu yang dicintai, kecuali apabila terdapat perkara lain yang lebih dicintai, atau merasa takut terhadap keburukan yang bahayanya lebih besar daripada kehilangan apa yang dicintainya tadi.
Upaya pencegahan ini membutuhkan dua faktor yang jika seseorang kehilangan keduanya atau salah satunya, maka dia tidak akan mendapat manfaat dari diri sendiri:
🍊1). Pandangan yang benar agar dapat membedakan tingkatan-tingkatan cinta dan benci. Orang seperti ini akan mengedepankan perkara yang paling dicintainya daripada yang kurang dia cintai. la juga menanggung perkara yang tidak dibenci agar terlepas dari perkara yang sangat dibencinya. Inilah keistimewaan akal. Seseorang tidak dianggap berakal jika bertindak sebaliknya. Bahkan, bisa jadi binatang ternak menjadi lebih baik kondisinya dibandingkan dirinya, jika demikian realitanya.
🍊2). Kekuatan tekad dan kesabaran untuk melakukan atau meninggalkan hal tersebut. Kebanyakan yang terjadi, seseorang mengetahui perbedaan tingkatan di atas, tetapi kelemahan jiwa dan tekadnya membuatnya enggan untuk mengedepankan perkara yang lebih bermanfaat. Ini terjadi karena kerendahan dan kehinaan jiwa. Orang semacam ini tidak akan mendapat manfaat dari dirinya sendiri dan tidak juga memberi manfaat kepada orang lain.
Allah tidak menyerahkan kepemimpinan dalam agama selain kepada orang yang memiliki kesabaran dan keyakinan. Allah berfirman: "Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami." (QS. As-Sajdah: 24)
Inilah orang yang mendapat manfaat dari ilmunya, sekaligus memberi manfaat kepada orang lain. Lawannya adalah orang yang tidak mendapat manfaat dari ilmunya serta tidak memberi manfaat kepada orang lain.
Di antara manusia ada orang yang mendapat manfaat dari ilmunya, tetapi tidak dapat memberi manfaat kepada orang lain. Orang pertama berjalan di atas cahayanya dan manusia pun berjalan di atas cahayanya; orang kedua telah dipadamkan cahayanya sehingga dia berjalan dalam kegelapan bersama pengikutnya; dan orang ketiga berjalan di atas cahayanya sendirian.
Catatan: kata dalam tanda kurung terutama yang bergaris bawah yang bukan ayat ataupun hadits merupakan tambahan dari kami dan bukan dari pengarang kitab asli.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar